NusanTaRa.Com
byRyaNSyaHPutrA, 12/02/2019
byRyaNSyaHPutrA, 12/02/2019
Menurut
para ilmuwan, Kamis 25/10/2018, Nasib harimau si raja rimba makin mengenaskan dan memastikan
bahwa satwa ini hanya tinggal enam sub-spesies harimau yang masih tersisa saat
ini. Populasi Harimau yang tersisa
dimuka bumi ini diperkirakan hanya ada 4.000 ekor yang terdiri dari enam
spesies yang masih bertahan, yaitu harimau Bengal, harimau Amur, harimau China
Selatan, harimau Sumatra, harimau Indochina, dan harimau Malaysia sementara tiga
sub-spesies harimau yang sudah punah adalah harimau Kaspia, harimau Java, dan
harimau Bali.
Ancaman
utama kelangsungan harimau adalah hilangnya habitat alami mereka karena
pembukaan lahan secara besar sehingga rumah
kehidupan mereka menjadi terbatas seperti karena pembalakan di Sumatera, China
dan pembukaan lahan di Bengala dan
perburuan liar oleh masyarakat untuk diperdagangkan dan7 kemanan manusia. Para pakar Harimau masih memperdebatkan
bagaimana cara melestarikan satwa ini dengan semakin terbatasnya alam liar
mereka serta pembiakan di penangkaran dan kebun binatang, hal ini juga tentunya
menjadi perhatian serius buat Harimau Sumatera yang terancam.
“ Kurangnya konsensus mengenai jumlah harimau
telah menghambat upaya global untuk memulihkan spesies ini dari jurang
kepunahan ”, Ujar SiDin Shu-Jin Luo dari
Universitas Peking di Beijing. Meski
harimau diyakini sudah ada di Bumi selama dua hingga tiga juta tahun
belakangan, populasi harimau yang tersisa sekarang bisa dilacak dari 110.000
tahun yang lalu, “ saat
harimau mengalami hambatan pertumbuhan populasi secara historis ”, menurut laporan tersebut seperti dilansir dari
kantor berita AFP.
Satu
kegagalan lagi dalam pengembangan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) telah di alami Kebun
Binatang London mana kala seekor Harimau Jantan Sumatera bernama Asim yang
berasal dari Taman Safari Ree di Denmark, dipindah ke kebun binatang itu pada
Selasa (29/1/2019) untuk dipasangkan dengan harimau betina berusia 10 tahun,
Melati yang ada di kebun binatang tersebut.
Namun
usaha baik ini untuk menambah populasi Harimau dari kebun binatang menjadi
gagal, mana kala harimau jantan Asim memangsa Harimau betina Melati hingga
meninggal, meski telah berjalan selama dua hari dan awalnya tampak penuh
harapan entah bagaimana tiba-tiba Asim menjadi ganas dan memangsa Melati yang
berujung gagalnya kebun binatang ini untuk mengukur sejarah mengembang biakkan
harimau si satwa langka.
Kathtyn
Sanders Kepala penjaga harimau kebun binatang itu, mengatakan
“ Asim adalah harimau tampan dan
percaya diri yang dikenal sangat sayang dengan harimau - harimau betina dalam
hidupnya. Kami harap dia akan menjadi pasangan tepat bagi si cantik Melati ”, dan
para penjaga berharap mereka akan segera “ mendengar suara bayi harimau
”. Asim 7 tahun, dipasangkan dengan Melati (10) lewat
Program Spesies Terancam Punah Eropa bagi harimau Sumatra, yang dikoordinir
oleh para pakar Kebun Binatang London untuk menyelamatkan spesies itu dari
kepunahan.
Ditengah
kelesuan bagi para pakar dan pencinta Harimau dunia dengan semakin sulitnya
menemukan habitat mereka, kegagalan dalam pengembang biakan dan belum menemukan
satu system pengembangan mereka , di Sydney Taronga Zoo di Australia baru-baru
ini merayakan dan menyambut kedatangan tiga ekor anak harimau Sumatra yang baru
lahir di kebun binatang itu, Rabu 6/2/2019.
Pihak
Kebun binatang “ Sydney Taronga Zoo
“ pada
hari Rabu mengumumkan bahwa harimau Sumatra bernama Kartika
menjadi induk untuk pertama kalinya pada pertengahan Januari, melahirkan bayi tiga ekor yang terdiri
dari dua ekor anak betina dan satu ekor
anak jantan. Kebun binatang itu
mengatakan kelahiran tersebut merupakan
“ keberhasilan luar biasa ”
untuk spesies langka yang kini tinggal tersisa sekitar 350 ekor di Pulau
Sumatera.
Sisi
kehidupan Harimau yang cukup berat adalah komplik dengan Manusia yang ada
disekitar habitatnay sebagimana kejadian
3 Januari 2018, seekor harimau menerkam Jumiati, pekerja perkebunan
sawit di Desa Tanjung Simpang, Indragiri Hilir, Riau dan dua bulan kemudian 10 Maret 2018 harimau itu
kembali menyerang warga, bernama Yusri Effendi di Dusun Sinar Danau, kedua itu
diduga dilakukan harimau yang sama diberi
nama Bonita.
Rasyid
Assaf Dongoran, aktivis dari Forum Harimau Kita wilayah Sumatera, memaparkan,
harimau adalah satwa penjelajah. Menurutnya, wilayah jelajah harimaucukup luas,
dan setidaknya dalam lima tahun terakhir, wilayah jelajah itu telah
bersinggungan dengan wilayah manusia, baik pemukiman maupun perkebunan.
“ Fenomena hari ini, ganguan terhadap hutan itu
semakin lama semakin besar, baik melalui aktivitas ekstraksi terhadap hutan
seperti pembukaan lahan untuk kelapa sawit, pembukaan lahan untuk ijin
pertambangan mapun kegiatan illegal logging skala lokal. Dari tiga akar utama
masalah itu kemudian memicu adanya konflik harimau dan manusia ”, Ujar SiDin Rasyid Dongoran. Keadaan ini tentunya menjadi membatasai pertumbuhan kehidupan mereka yang kini berjumlah 400 ekor di hutan Sumatera dan menjadi terancam dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered).
Raja Rimba ditepi Sungai,
Harimau Sumatera memiliki setitik harapan survai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar