NusanTaRa.Com
byAsnISamandaK, 30/05/2019
byAsnISamandaK, 30/05/2019
Mungkin
ini yang dikatakan orang – orang bahwa, “ Jika ada bencana yang menimpamu, jangan lekas marah karena mungkin ada hikmah di balik semua
kejadian tersebut “. Sebagaimana yang
dialami Abdul Rajab dan Ismail sebagai
seorang pedagang asongan di Jln. Agus
Salim atau yang disebut wilayah Sabang, Jakarta Pusat, yang tak terbayang olehnya telah
menginjakkan kakinya di Istana Merdeka Jakarta
pusat pada Jumat 24/05/2019.
Mengenakan baju batik mereka berdua dan Ismail melengkapi penampilannya dengan peci putih bercorak hijau, mereka menjadi salah satu tamu istimewa yang diterima Presiden “ Jokowi Widodo “ setelah Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie. Pasukan Pengawal Presiden (Paspampres) bahkan menjemput keduanya di gerbang halaman Istana Kepresidenan dengan mobil buggy golf ketika mereka tiba dipintu masuk Istana, “ Bangga sekali, belum pernah masuk Istana. Baru sekali ini ”, Ujar SiDin Abdul sembari tersenyum.
Mereka berdua tak menyangka saat itu dapat menginjakkan kaki di istana bahkan tak pernah mengajukan diri untuk masuk Istana, tapi pihak Istana yang mengundangnya untuk bertemu orang RI 1, “ Sebenarnya bertiga (yang dipanggil), tapi yang 1 lagi gak datang ”, Ujar SiDin Abdul. Semuanya berawal dari nasib apes yang menimpanya mereka pada Rabu (22/5/2019) malam, dua hari pasca-pengumuman hasil rekapitulasi suara Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), warung Abdul, Ismail, dan satu kawannya lagi jadi sasaran amuk massa hingga porak poranda.
Kemudian kejadian amuk massa demonstrasi yang menimpa warung mereka itu, ada yang merekan kemudian menjadi Viral di media massa dan social serta terlihat Pak Jokowi. Kemudian pihak Istana mengundang mereka untuk daatang ke Istana bertemu presiden untuk memberikan semangat dan petuah agar mereka dapat bersabar dan tetap tegar menjadi warga Indonesia yang setia.
Kronologis kejadian yang menimpa tempat usah Asongan mereka sekitar jam 10 malam. Kaca warungnya tiba-tiba dilempari batu, Abdul tak ada di tempat saat itu tapi Ismail lebih sial karena dia tengah berjaga di dalam warungnya hingga leher belakang Ismail tergores serpihan kaca yang berhamburan. Kengerian tak sampai di situ, keduanya sontak berlari meninggalkan mata pencaharian utamanya ketika beberapa oknum mulai menggerogoti barang dagangannya
Mengenakan baju batik mereka berdua dan Ismail melengkapi penampilannya dengan peci putih bercorak hijau, mereka menjadi salah satu tamu istimewa yang diterima Presiden “ Jokowi Widodo “ setelah Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie. Pasukan Pengawal Presiden (Paspampres) bahkan menjemput keduanya di gerbang halaman Istana Kepresidenan dengan mobil buggy golf ketika mereka tiba dipintu masuk Istana, “ Bangga sekali, belum pernah masuk Istana. Baru sekali ini ”, Ujar SiDin Abdul sembari tersenyum.
Mereka berdua tak menyangka saat itu dapat menginjakkan kaki di istana bahkan tak pernah mengajukan diri untuk masuk Istana, tapi pihak Istana yang mengundangnya untuk bertemu orang RI 1, “ Sebenarnya bertiga (yang dipanggil), tapi yang 1 lagi gak datang ”, Ujar SiDin Abdul. Semuanya berawal dari nasib apes yang menimpanya mereka pada Rabu (22/5/2019) malam, dua hari pasca-pengumuman hasil rekapitulasi suara Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), warung Abdul, Ismail, dan satu kawannya lagi jadi sasaran amuk massa hingga porak poranda.
Kemudian kejadian amuk massa demonstrasi yang menimpa warung mereka itu, ada yang merekan kemudian menjadi Viral di media massa dan social serta terlihat Pak Jokowi. Kemudian pihak Istana mengundang mereka untuk daatang ke Istana bertemu presiden untuk memberikan semangat dan petuah agar mereka dapat bersabar dan tetap tegar menjadi warga Indonesia yang setia.
Kronologis kejadian yang menimpa tempat usah Asongan mereka sekitar jam 10 malam. Kaca warungnya tiba-tiba dilempari batu, Abdul tak ada di tempat saat itu tapi Ismail lebih sial karena dia tengah berjaga di dalam warungnya hingga leher belakang Ismail tergores serpihan kaca yang berhamburan. Kengerian tak sampai di situ, keduanya sontak berlari meninggalkan mata pencaharian utamanya ketika beberapa oknum mulai menggerogoti barang dagangannya
“ Pas malam, massa diusir sama aparat. Mereka
sambil lari sambil njarah gitu. Pecah-pecahin warung. Ambil rokok, minuman ”, Ujar SiDin Abdul. Menurut Ismail massa tersebut bukan hanya memborong
paksa mi instan, telur, dan rokok yang ada di gardunya tapi massa juga tega
membakar warung jualannya itu. “ Yang sebagian ada yang bilang gak boleh
dibakar, tapi ada satu orang datang bilang
“ udah bakar aja “. Dua jam setelah kejadian itu, saya langsung lari tapi tidak ke arah (Jalan) Wahid Hasyim karena
khawatir dikeroyok, sudah mati ”, Ujar SiDin Ismail.
Diduga kuat awalnya amuk massa mengincar Pos Polisi di Sabang yang berada di samping Warung mi instan Ismail namun justru warungnya yang kena imbasnya. Dari pandangan mata Ismail, barang-barang yang ada di pos polisi ikut diangkut massa, seperti di antaranya televisi dan empat sepeda motor; dua milik polisi, dua milik wartawan.
Abdul Rajab mengaku menderita kerugian hingga Rp 30 juta, sementara Ismail mengestimasi Rp 20 juta, dengan perincian kerugian warung yang hangus juga dua buku tabungan serta Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang ikut terbakar bersama dagangannya. Tapi keduanya cukup beruntung, Presiden mau bantu ganti rugi dagangan mereka yang jadi sasaran korban yang besarannya dapat digunakan untuk memulai usaha baru.
Mereka berdua pasrah atas kejadian yang sangat menakutkan, Ismail cukup traumatis dan berharap kejadian serupa tak pernah terulang lagi. “ Kebanyakan gitu kan ngeri. Kalau satu yang (mau) ngebakar bisa dilawan. Tapi kan banyak temennya di luar, bisa ngeroyok ”, Ujar SiDin Ismail.
Perputaran uang harian yang berhenti di Pasar Tanah Abang diprediksi mencapai Rp 200 miliar, Pemprov DKI belum merinci secara pasti berapa kerugian yang muncul, karena saat ini masih sibuk menginventarisasikan fasilitas umum yang rusak, berbarengan dengan proses pembersihan sampah-sampah di lokasi kerusuhan. Estimasi angka kerugian justru diungkapkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang, Wakil Ketua Kadin Jakarta, menyebut besaran kerugian sebesar Rp1-Rp1,5 triliun.
Diduga kuat awalnya amuk massa mengincar Pos Polisi di Sabang yang berada di samping Warung mi instan Ismail namun justru warungnya yang kena imbasnya. Dari pandangan mata Ismail, barang-barang yang ada di pos polisi ikut diangkut massa, seperti di antaranya televisi dan empat sepeda motor; dua milik polisi, dua milik wartawan.
Abdul Rajab mengaku menderita kerugian hingga Rp 30 juta, sementara Ismail mengestimasi Rp 20 juta, dengan perincian kerugian warung yang hangus juga dua buku tabungan serta Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang ikut terbakar bersama dagangannya. Tapi keduanya cukup beruntung, Presiden mau bantu ganti rugi dagangan mereka yang jadi sasaran korban yang besarannya dapat digunakan untuk memulai usaha baru.
Mereka berdua pasrah atas kejadian yang sangat menakutkan, Ismail cukup traumatis dan berharap kejadian serupa tak pernah terulang lagi. “ Kebanyakan gitu kan ngeri. Kalau satu yang (mau) ngebakar bisa dilawan. Tapi kan banyak temennya di luar, bisa ngeroyok ”, Ujar SiDin Ismail.
Perputaran uang harian yang berhenti di Pasar Tanah Abang diprediksi mencapai Rp 200 miliar, Pemprov DKI belum merinci secara pasti berapa kerugian yang muncul, karena saat ini masih sibuk menginventarisasikan fasilitas umum yang rusak, berbarengan dengan proses pembersihan sampah-sampah di lokasi kerusuhan. Estimasi angka kerugian justru diungkapkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang, Wakil Ketua Kadin Jakarta, menyebut besaran kerugian sebesar Rp1-Rp1,5 triliun.
Aliran
air kecil mengalir ke kubangan,
Dua warung diamuk massa
masuk Istana atas undangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar