NusanTaRa.Com
byFarhaMTukirmaN, 08/02/2019
byFarhaMTukirmaN, 08/02/2019
Berkat
kerja keras pemerintah daerah dalam intensifikasi di bidang pertanian khususnay
beras, maka sebanyak 15 ton beras yang berasal dari kota
diujung timur negeri Indonesia Merauke berhasil dilepas eksport menuju negara Papua Nugini. Selain itu ada juga ekspor plywood 6.126 m3
ke Oman dan UEA. Kementerian Pertanian
(Kementan) bersama pemerintah Kabupaten Merauke bersinergi tingkatkan ekspor
non migas terutama berbagai komoditas pertanian yang potensial.
Kepala Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanan (Barantan) Sriyanto, yang mewakili Kepala Barantan menyampaikan bahwa Merauke adalah salah satu lumbung padi di tanah cendrawasih. " Diawali saat pak Mentan ekapor perdana beras ke Papua Nugini pada 2017, produksi padi di Merauke terus meningkat ", Ujar SiDin Sriyanto saat acara pelepasan komoditas beras tersebut di Merauke, Kamis (28/3/2019).
Sebagai mana diketahui bahwa Kementerian Pertanian giat melaksanakan cetak sawah baru di Kabupaten Merauke sejak ditetapkan sebagai sentra produksi beras di Propinsi Papua. Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) Indah Megahwati mengatakan sejak 2015 hingga saat ini, Kementan telah mencetak lahan sawah baru di Kabupaten Merauke mendekati 8 ribu Hektare. Rinciannya adalah pada 2015 seluas 2.115 hektare, 2016 seluas 2 ribu hektare, 2017 seluas 3.000 hektare, dan 2018 seluas 800 hektare.
Kepala Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanan (Barantan) Sriyanto, yang mewakili Kepala Barantan menyampaikan bahwa Merauke adalah salah satu lumbung padi di tanah cendrawasih. " Diawali saat pak Mentan ekapor perdana beras ke Papua Nugini pada 2017, produksi padi di Merauke terus meningkat ", Ujar SiDin Sriyanto saat acara pelepasan komoditas beras tersebut di Merauke, Kamis (28/3/2019).
Sebagai mana diketahui bahwa Kementerian Pertanian giat melaksanakan cetak sawah baru di Kabupaten Merauke sejak ditetapkan sebagai sentra produksi beras di Propinsi Papua. Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) Indah Megahwati mengatakan sejak 2015 hingga saat ini, Kementan telah mencetak lahan sawah baru di Kabupaten Merauke mendekati 8 ribu Hektare. Rinciannya adalah pada 2015 seluas 2.115 hektare, 2016 seluas 2 ribu hektare, 2017 seluas 3.000 hektare, dan 2018 seluas 800 hektare.
“ Lahan yang sesuai untuk pengembangan padi
sawah sekitar 2,69 juta hektare, masing-masing cukup sesuai (S2) 1,24 juta
hektare dan sisanya sesuai marginal (S3) sekitar 1,45 juta hectare ", Ujar SiDin kata Yiyi Sulaiman
Peneliti BB Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Senin (30/7). Yiyi menjelaskan lahan tersebut terletak di
kawasan areal penggunaan lain (APL) sekitar 285,58 ribu hektare, hutan produksi
(HP) sekitar 755,34 ribu hektare, hutan produksi konversi (HPK) sekitar 827,21
ribu hektare, dan kawasan hutan lainnya sekitar 826,84 ribu hektare.
Program ekstensifikasi pertanian Padi telah merubah Hutan sagu berganti sawah, dampak selanjutnya orang Marind penduduk asli Merauke yang mengolah lahan tradisional mereka Sagu dan lainnya menjadi beras. Bukan itu saja, Ketua Forum Peduli Port Numbay Green (FPPNG) Fredy Wanda ini khawatir, proyek canangan Presiden Joko Widodo seluas 1,2 juta hektar dengan menghadirkan proyek Merauke Integrited Food and Energy Estate (MIFEE) ini juga akan mengubah daerah ini jadi “ hutan ” sawit.
Menurut Sriyanto, dari data yang tercatat di Barantan, selain padi, Merauke juga memiliki produk unggulan ekspor lain, diantaranya adalah gambir, kopra dan gaharu. Tercatat pada 2018m ekspor gambir sebesar 2.646,15 ton atau senilai Rp 66 miliar. Sementara itu ekpsor kopra dalam triwulan pertama tahun 2019, tercatat 89 ton dengan nilai Rp 3,1 miliar, sementara ekspor gaharu pada triwulan pertama tercatat sebanyak 6,9 ton dengan nilai ekonomi sebesar Rp 2 miliar.
Program ekstensifikasi pertanian Padi telah merubah Hutan sagu berganti sawah, dampak selanjutnya orang Marind penduduk asli Merauke yang mengolah lahan tradisional mereka Sagu dan lainnya menjadi beras. Bukan itu saja, Ketua Forum Peduli Port Numbay Green (FPPNG) Fredy Wanda ini khawatir, proyek canangan Presiden Joko Widodo seluas 1,2 juta hektar dengan menghadirkan proyek Merauke Integrited Food and Energy Estate (MIFEE) ini juga akan mengubah daerah ini jadi “ hutan ” sawit.
Menurut Sriyanto, dari data yang tercatat di Barantan, selain padi, Merauke juga memiliki produk unggulan ekspor lain, diantaranya adalah gambir, kopra dan gaharu. Tercatat pada 2018m ekspor gambir sebesar 2.646,15 ton atau senilai Rp 66 miliar. Sementara itu ekpsor kopra dalam triwulan pertama tahun 2019, tercatat 89 ton dengan nilai Rp 3,1 miliar, sementara ekspor gaharu pada triwulan pertama tercatat sebanyak 6,9 ton dengan nilai ekonomi sebesar Rp 2 miliar.
Pohon SAGU |
Menurut
data Kementan pada 2018 Provinsi Papua telah melakukan ekspor komoditas
pertanian dengan nilai 8,2 juta dollar atau sekitar Rp 114,81 miliar. Berupa komoditas kelapa sawit, gandum, biji moster, susu,
kacang mede, lemak, pakan hewan, gula tebu, kakao, kedelai, tomat, cabai,
jagung dan umbi. Kepala Balai Besar Uji Standar Karantina
Pertanian Sriyanto memberikan serifikat pelatihan Argo Gemilang kepada calon
eksportir di Merauke, Papua, Kamis (28/3/2019).
Lebih lanjut Sriyanti mengatakan, Barantan lewat program Ayo Galakkan Ekspor (Agro) Generasi Millenial Bangsa (Gemilang) juga membantu para calon eksportir agar dapat menyiapakan komoditasnya sesuai persyaratan sanitary dan phytosanitary (SPS) dari negara tujuan. " Para calon eksportir dapat mengikuti berbagai pelatihan menyiapkan komoditas yang sesuai dengan persyaratan negara tujuan ", Ujar SiGaluh Sriyanti kepala Brantan.
Penyelenggaraan pelatihan yang dilakukan bersifat terbuka dan tidak dipungut biaya, bahkan ia juga menjelaskan jika ada calon eksportir yang membutuhkan bimbingan khusus dapat juga melakukannya secara mandiri ke petugas atau kantor Karantina Merauke. " Sesuai arahan bapak menteri, kami siap memberikan informasi dan bimbingan agar komoditas daerah ini bisa memberi manfaat dan nilai tambah untuk kita semua ", Ujar SiDin Muhammad Musdar Kepala Stasiun Karantina Kelas I Merauke.
Lebih lanjut Sriyanti mengatakan, Barantan lewat program Ayo Galakkan Ekspor (Agro) Generasi Millenial Bangsa (Gemilang) juga membantu para calon eksportir agar dapat menyiapakan komoditasnya sesuai persyaratan sanitary dan phytosanitary (SPS) dari negara tujuan. " Para calon eksportir dapat mengikuti berbagai pelatihan menyiapkan komoditas yang sesuai dengan persyaratan negara tujuan ", Ujar SiGaluh Sriyanti kepala Brantan.
Penyelenggaraan pelatihan yang dilakukan bersifat terbuka dan tidak dipungut biaya, bahkan ia juga menjelaskan jika ada calon eksportir yang membutuhkan bimbingan khusus dapat juga melakukannya secara mandiri ke petugas atau kantor Karantina Merauke. " Sesuai arahan bapak menteri, kami siap memberikan informasi dan bimbingan agar komoditas daerah ini bisa memberi manfaat dan nilai tambah untuk kita semua ", Ujar SiDin Muhammad Musdar Kepala Stasiun Karantina Kelas I Merauke.
John Wengkei Suebu joo kencing berdiri,
Meski
Beras sudah di ekspor, sagu harus lestari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar