NusanTaRa.Com
byRyaN SyaHPutrA, 25/12/2018
byRyaN SyaHPutrA, 25/12/2018
Sejak
tahun 1868 penggunaan Teknologi lampu lalu lintas untuk mengatur padat dan
kelancaran kendaraan telah digunakan di
jalan-jalan Kota London. Karena sejak
dahulu taka sing dengan kemacetan, Business
Insiders menyebut kota London sebagai kota dengan lalu lintas terburuk di Eropa
karena kemacetan, London berada di
peringkat nomor empat di Eropa, bahkan Tom Tom menempatkan London sebagai kota
paling macet nomor ke-25 di dunia.
Lampu
lalu lintas jalan pada dasarnya sebuah lampu yang terletak di persimpangan
jalan untuk mengatur jalannya kendaraan seperti tanda lampu untuk kendaraan
berhenti dan tanda lampu untuk kendaraan berjalan dalam masa waktu tertentu
sehingga tidak terjadi kemacetan, biasanya lampu berwarna Hijau = jalan dan
Merah = stop. Namun sekarang rambu lalu
lintas tersebut memiliki tambahan seperti warna Kuning kendaraan bersiap jalan
dan tanda lain seperti Lampu gambar manusia atau becak yang berarti saatnya manusia atau becak berjalan.
Kota
London yang sejak dahulu telah memiliki banyak kendaraan transportasi jalan sejak
dahulu juga telah mengenal dengan yang
namanya kemacetan, diperkirakan sekitar
pertengahan abad ke-19 kota ini telah
mengalami kemacetan yang cukup parah. “ Victorian
London : The Life of a City 1840-1870 ” judul sebuah buku yang ditulis oleh Liza
Picard, buku itu mencatat bahwa saat itu sudah ada 13
ribu kendaraan, termasuk kereta kuda yang lalu-lalang di jalan-jalan Kota
London.
Buku
itu juga mengkisahkan bagaimana semrawut Jalan Temple Bar, Bank of England, dan London
Bridge, kepadatan kendaraan di
jalan-jalan itu terjadi pada jam-jam kerja. Selain mencatat banyaknya kendaraan yang melintasi, jalanan Kota London masa lampau juga sudah
dipenuhi para pejalan kaki dan disitu
tercatat bahwa pada 1854 tercatat ada 200 ribu pejalan kaki memadati pusat Kota London, keadaan tersebut tentunya
perlu pengaturan bukan saja oleh manusia tapi juga sarana yang stand by
dijalan.
Gambaran
kepadatan lalu lintas yang menyulitkan
para pejalan kaki kala itu seperti ungkapan orang penting Picard, “ anggota
parlemen bahkan mempertaruhkan nyawanya untuk menyeberang Bridge Street untuk
menuju gedung parlemen dan kesulitan menyeberangi St. James Street ”, kesulitan lalu lintas juga dirasakan
disemua persimpangan. Pada 1868, tepat 149 tahun silam, lampu lalu
lintas pertama diperkenalkan untuk mengatur persimpangan jalan, yang dipasang
di dekat gedung parlemen Inggris di Westminster, mengatur persimpangan jalan antara Great George Street
dan Bridge Street.
Bentuk
lampu lalu lintas pertama itu berbentuk
serupa petugas yang berdiri tegak setinggi 20 kaki dan memberi aba-aba dengan
“tangannya”. Tangan atau rentangan besi
90 derajat dengan lampu merah menyala artinya berhenti dan rentangan besi 45
derajat lampu Hijau menyala berarti
jalan, kala itu belum dikenal lampu
kuning. Lampu lalu lintas berjalan memanfaatkan bensin untuk menggerakkan secara
mekanik. Lampu lalu lintas pertama tersebut
diciptakan John Peake Knight, seorang
insinyur dan juga manajer kereta api
serta perancang sistem
persinyalan jaringan kereta api di Inggris.
Buku
bertajok “ How
the Automobile Changed History ” karangan
Diane Bailey mengatakan bahwa sebuah
persimpangan jalan antara Euclid Avenue dan East 105th Street di Cleveland,
Ohio, Amerika Serikat, pada 1914 atau 46 tahun kemudian sebagai tempat lampu lalu lintas modern
pertama hadir di dunia, untuk memenuhi
tuntutan kebutuhan lalu lintas dengan semakin maraknya jumlah kendaraan di AS. Dua tahun setelah pemasangan di East 105th
Street, pemerintah mengimplementasikan produk
hukum “ Federal Aid Road Act “ guna meningkatkan kualitas jalan-jalan di AS.
Garret
Morgan dari Cleveland, Cuyahoga, Ohio, Berhasil menciptakan lampu lalu lintas
dengan tambahan warna kuning yang diterapkan pada 1914 dengan nomor hak paten “
US1475024 A “ 20 November 1923, warna
kuning tersebut sebagai tanda pengendara untuk bersiap atau berhati-hati. Paten
berjudul “Smart Traffic Signal” dengan nomor “US 6989766 B2” ciptaan sebuah tim
dari IBM, mencoba terobosan baru. Tehnologi
IBM ini dapat mengirimkan data pada kendaraan yang memiliki receiver. Data-data tersebut berupa lokasi serta status
lalu lintas secara waktu riil, data dari
lampu lalu lintas pintar ditampilkan dalam bentuk data visual maupun audio di
kendaraan.
Problem
lalu lintas jalan raya tentunya juga terjadi di Indonesia khususnya di Jukarta yang
memiliki jumlah pergerakan lalu lintas
harian cukup tinggi. Bambang Prihartono
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengatakan tahun 2003 jumlah pergerakan lalu lintas Jabodetabek 37,3
juta perjalanan/hari meningkat 58 persen atau mencapai 47,5 juta
perjalanan/hari di tahun 2015. Perjalanan
di Jabodetabek rata-rata didominasi oleh sepeda motor 75 persen, mobil pribadi sebesar 23 persen dan 2 persen angkutan umum.
Akibat
kemacetan lalu lintas di Jukarta bukan
saja mengganggu keamanan berlalu lintas saja tapi juga berakibat kerugian Finansial
yang besar bagi semua terkait pengguna lalu lintas. Data Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional
(Bappenas), kemacetan di kawasan ibu kota Jukarta pada tahun 2017, berdampak kerugian ekonomi
senilai Rp67, 5 triliun. Nilai kerugian itu semakin membengkak untuk dampak
kemacetan di seluruh wilayah Jabodetabek, yakni Rp 100 triliun.
Tiga warna bercahaya dipersimpangan jalan,
Trapic Light mengatur ketertiban kendaraan di jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar