NusaNTaRa.Com
byMuhammaDNunukaN, S a b t u, 0 9
S e p
t e m
b e r 2 0 2 3
Perkampungan Melayu di Pulau Rempang Batam |
Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memberikan pernyataan berkaitan degan nasib 16 kampung adat Melayu di Pulau Rempang Galang, Batam yang terancam digusur terkait perencanaan dari Pemerintah Pusat yang akan memasukkan wilayah itu kedalam Proyek Rempang Eco City. LAM menegaskan, masyarakat Rempang adalah suku pertama melayu yang ada di Batam, maklumat ini dibacakan langsung oleh Abdul Razak Ketua LAM Kepri di Kota Tanjungpinang, Sabtu 9 September 2023. Terdapat 6 poin dalam pernyataan maklumat tersebut.
Pertama, LAM
Kepri sebagai payung negeri, sepenuhnya mendukung program pemerintah pusat
maupun daerah di segala bidang. Kedua LAM Kepri meminta dibatalkannya relokasi 16
kampung tua masyarakat melayu, yang ada di Pulau Rempang dan Pulau Galang. "
Ketiga, membebaskan seluruh masyarakat yang ditahan akibat peristiwa yang
terjadi pada 7 September 2023 ", Ujar SiDin Abdul Razak saat membacakan maklumat Sabtu 09 September 2023.
Keempat, LAM Kepri mengutuk keras tindakan refresif,
intimidasi dan kekerasan yang dilakukan oleh tim gabungan terhadap masyarakat
Pulau Rempang dan Galang, yang terjadi pada 7 dan 8 September 2023, " Aksi refresif hingga kekerasan tersebut
membuat masyarakat banyak yang mengalami cedera, trauma hingga kerugian
materil ", Ujarnya Tagas. Kelima
dalam maklumat ini, LAM Kepri juga mendesak Presiden RI, Kapolri,
Panglima TNI, DPR RI, Kapolda Kepri, Gubernur Kepri dan instansi terkait
lainnya, untuk menghentikan segala tindakan kekerasan.
Keenam, "
Mendesak Pemerintah membuat kesepakatan tertulis dengan masyarakat
melayu Pulau Rempang dan Galang, terkait dampak jangka pendek dan jangka
panjang dari proyek strategis Nasional di Pulau Rempang dan galang ",
Ujar SiDin Abdul Razak dengan Plabomoranya (Hebatnya). Abdul Razak menyampaikan, LAM tetap
mendukung jika Pemerintah pusat maupun Batam melakukan investasi dan ia
tetap menolak jika masyarakat yang sudah tinggal ratusan tahun di Rempang dan
Galang di relokasi, " Mereka sudah tinggal di sana ratusan tahun
dan turun temurun. Pemerintah juga harus fasilitasi mereka, tentang hak mereka
yang sudah tinggal di sana turun temurun
", Cakap Abdul Razak
bertegas.
Ketua I Lam
Kepri Atmadinata melanjutkan, masyarakat Rempang sudah ada turun menurun dan
beranak pinak di pulau tersebut bahkan sudah ada sebelum BP Batam lahir pata
tahun 1971. Iapun mempertanyakan,
kenapa pemerintah sampai saat ini tidak memberikan legalitas kampung masyarakat
Rempang tersebut, " HGU
(Hak Guna Usaha) kan baru 2004 (diberikan kepada pengusaha), kenapa dulu
pemerintah tidak memafasilitasi kampung halaman mereka (warga Rempang) ",
Cakap Besar SiDin Atmadinata dengan Plabomoranya (Hebatnya) dan meminta
pemerintah melibatkan ahli sejarah dalam memecahkan masalah di Rempang
tersebut. "Bisa kita katakan warga rempang warga melayu pertama di Batam,"
katanya.
Masyarakat Rempang keluar saat petugas mengukur batas eco city8/92023 |
Proyek
pengembangan Pulau Rempang Kota, Batam baru ditetapkan pada akhir Agustus 2023 lalu sebagai Program Strategi Nasional
(PSN), di lawasan ini akan dibangun
berbagai macam industri, pariwisata, hingga perumahan di bawah pengembang PT Makmur Elok Graha
(MEG). Namun, rencana itu mendapatkan
penolakan dari warga tempatan yang sudah ada sejak 1934 di Pulau Rempang
tersebut. Warga tidak ingin kampung halamannya dihilangkan meskipun diberikan
tempat relokasi.
Pemerintah
memaksa untuk tetap melakukan pembangunan,
langkah awalnya melakukan pematokan dan pengukuran lahan di
Kampung Sembulang, Pulau Rempang dan kampong ini menjadi titik awal pembangunan pabrik kaca
terbesar asal Cina bernama Xinyi Group.
Belakangan ini warga Pulau Rempang berhasil menahan petugas BP Batam
untuk masuk melakukan pengukuran lahan,
karena menurut warga belum ada
kesepakatan jelas hitam di atas putih. 07
September, aparat gabungan dari TNI,
Polri, Satpol PP, Ditpam BP Batam, memaksa masuk.
Melihat hal ini warga dengan spontan menghadang di Jembatan 4 Barelang sehingga bentrok tidak bisa terelakan lagi. Tidak hanya warga yang menahan aparat yang menjadi korban, tetapi juga murid sekolah terkena gas air mata yang dilepaskan pihak koamanan di lokasi kojadian.
Lembaga Adat Melayu Prov. Kepulauan Riau
Kepulauan
Riau negeri melayu di Laut China Selatan Ujum.
Kampung
di Rempang warga melayu pertama di Batam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar