Minggu, 16 Oktober 2022

BAJU BODO, BUSANA TERTUA ADAT MASYARAKAT SUKU BUGIS - MAKASSAR - MANDAR

NusaNTaRa.Com

byIndaHPalloranG,      S  a  b  t  u,     1   5     O  k  t  o  b  e  r     2  0  2  2  

Dara Bugis dengan busana BODO 

Setiap suku bangsa di Indonesia  memiliki  keunikan tersendiri  dalam budaya kehidupan sehari  - harinya yang tentunya sangat terkait dengan etika dan keyakinan masing – masing,   dalam hal  ini termasuk berbusana atau berbaju  yaitu satu perangkat yang digunakan manusia untuk menutupi tubuh dari pandangan atau dari sentuhan dari luar   tak terlepas dalam berbusana .   Semisal Baju Bodo yaitu busana  tradisonal masyarakat  Sulawesi Selatan  sejak dahulu kala  yang digunakan kaum  wanitanya  yang digunakan pada acara tertentu dan  kalangan wanita  bangsawan.

Baju bodo adalah pakaian adat tradisional  masyarakat  Bugis, Makassar dan Mandar yang dikenakan kaum wanita,  Baju bodo merupakan penamaan Makassar  sedangkan dalam bahasa Bugis disebut waju ponco  yang berbentuk berbentuk persegi yang tampak seperti balon atau longgar, berlengan pendek, hanya setengah siku, sesuai dengan namanya baju bodo.    Dahulu Baju Bodo  umunya terbuat dari sutera atau berbahan yang tombus pandang transparan  dan digunakan kalangan bangsawan tertentu,  seiring jaman perkembangan agama dan model maka Baju Bodo sekarangpun terbuat dari berbagai kain dengan berbagai desain dan aksesoriesnya.

Baju bodo merupakan pakaian tradisional perempuan dari Suku Bugis,  Suku Makassar dan suku Mandar, Sulawesi.   Busana ini identik dengan bentuk segi empat, potongan longgar dan besar, juga lengannya pendek, sekitar setengah siku lengan. Pakaian ini dibuat dari bahan tipis dan warnanya transparan.   Baju bodo juga sering disebut bodo gesung alias baju berlengan pendek dan menggelembung,   karena bentuk baju bodo yang kotak, ketika dipakai akan tampak menggembung di tubuh.   Untuk bagian bawahnya,  menggunakan kain sarung panjang atau sarung  sutera  hingga semata kaki,  sementara aksesories yang menjadi ciri khas lainnya hiasan konde kepala dan gelang atau ponto  tangan yang agak besar dan  berwarna keemasan.

Penggunaan baju bodo sebagai busana  adat tak lepas dari adanya status perbedaan status sosial  dalam   masyarakat,  seperti  Baju bodo memiliki aturan soal warna yang melambangkan tingkat usia dan kemapanan sosial  penggunanya.   Seperti  warna jingga untuk usia 10 tahun, jingga dan merah darah untuk usia 10-14 tahun, merah darah untuk usia 17-25 tahun, warna putih untuk para inang dan dukun, warna ungu untuk para janda, dan warna hijau khusus dipakai puteri bangsawan.

Biasanya baju bodo dipakai dalam upacara adat, misalnya pernikahan. Namun, saat ini busana tersebut sudah bisa dikenakan dalam berbagai kegiatan seperti perlombaan menari, upacara menyambut tamu kehormatan, pagar ayu, dan pendamping mempelai dalam pernikahan.   Bagi masyarakat Suku Bugis,  Makassar dam Mandar  maka menggunakan  Baju Bodo melambangkan kecantikan dan keanggunan seorang perempuan. Saat menggunakan baju bodo dan sarung, setiap wanita Bugis dianggap memiliki aura anggun yang lebih tinggi.

Umumnya baju bodo dikombinasikan dengan sarung sebagai bawahan. Perempuan Suku Bugis awalnya menggunakan sarung yang dililitkan dari pinggang dan panjangnya sampai mata kaki. Penggunaan sarung pun dibuat longgar sesuai bentuk atasan, tidak seperti kain bawahan kebaya yang cenderung ketat atau dibuat pas mengikuti lekuk tubuh.   Rasanya  kurang meriah mengenakan baju bodo tanpa pernak-pernik dan aneka perhiasan. Biasanya, baju bodo dipakai dengan perhiasan lengkap dari anting, kalung bersusun, bando, gelang, dan ikat pinggang warna emas.

Jenis perhiasan yang umum digunakan bersama baju bodo yakni tokeng atau kalung bersusun, biasanya dipakai kaum bangsawan.   Kemudian, ada karawik, perhiasan yang dipakai di bagian dada dan punggung dengan cara digantung melalui untaian benang sutra. Semakin banyak perhiasan dada yang disusun biasanya melambangkan derajat kebangsawanan seseorang.     Sima’ taiyak, perhiasan yang digunakan pada bagian lengan baju bodo, dan ponto lotak atau gelang dari emas, perak, tembaga, atau logam lain. Selain itu, ada ponto karrok tedong, gelang berbentuk tabung yang memanjang di pergelangan tangan. Kaum bangsawan menggunakan ponto bossak atau gelang bersusun 14.

Baju bodo digadang-gadang sebagai  salah satu baju tertua di dunia.   Kononya  baju ini  sudah dipakai oleh masyarakat Sulawesi Selatan sejak pertengahan abad IX,  ketika  itu baju bodo berbahan kain muslin  yakni lembaran kain tenunan dari pilinan kapas yang dijalin dengan benang katun.   Sesuai catatan Marco Polo  tahun 1928. Dalam  “The Travel of Marco Polo”,  bahwa  pembuatan kain muslin yang dibuat di Mosul, Irak  dan dijual oleh pedagang yang disebut Musolini  dan diperdagangkan hingga ke Kota Dhaka, Bangladesh. Kain muslin punya kerapatan benang yang renggang dan berongga  cocok dipakai pada daerah tropis.


 

 

 

Baju membalut dara bertambah manis,

Baju Bodo busana khas Adat  masyarakat  Bugis.   



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PELAJAR PAPUA DI KOMPETISI INTERNASIONAL SAINS BALI MERAIH MEDALI EMAS

NusaNTaRa.Com          byDannYAsmorO,      M   i   n   g   g   u,    2   4     N  o  v  e  m  b  e  r     2   0   2   4       Tim Papua yang...