NusaNTaRa.Com
byBasruLDatUMabusunG, K a m i s, 0 6 O k t o b e r 2 0 2 2
Tempat penitipan anak lokasi penembakan yang menewasakn 36 oram di Thuailand |
Seorang eks polisi Thailand melakukan
penembakan massal yang berakibat sedikitnya 32 orang tewas pada Kamis (06/10/2022),
penembakan massal tersebut terjadi
di sebuah pusat penitipan anak di Thailand dan sekarang dalam buruan. Dalam sebuah pernyataan, kepolisian
mengatakan para korban termasuk anak-anak dan orang dewasa, disebutkan bahwa pria bersenjata tersebut
adalah mantan petugas polisi yang telah
dipecat tahun lalu, rincian lain mengenai identitas pelaku dan motif pembunuhan itu dan
perburuan terhadapnya sedang berlangsung.
Penembakan hari Kamis itu terjadi di Pusat Penitipan Anak di
distrik Uthaisawan Na Klang, Provinsi Nong Bua Lamphu, Thailand,
" Perdana menteri telah
menyampaikan belasungkawanya ", Ujar pernyataan kantor Perdana Menteri. Juru bicara pemerintah Thailand mengatakan, Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha telah
memperingatkan semua lembaga untuk mengambil tindakan dan menangkap pelakunya.
Tragedi penembakan massal di Thailand
ini tentunya menyisakan kepedihan yang
mendalam bagi rakyat “Negeri Gajah
Putih”, karena dari 32 orang yang
tewas dalam trajodi tragis
di pusat penitipan anak di timur laut Thailand dan
dari jumlah korban tewas 26 di
antaranya adalah anak-anak. Di lansir
dari Reuters bahwa
mereka dibunuh oleh seorang mantan polisi bernama “Panya Khamrapm”, saat kojadian tersebut pembunuh borsonjatakan Api dan Pisau.
Pemimpin tim penyelamat yang pertama tiba
di lokasi kejadian, Piyalak Kingkaew, mengaku ngeri saat melihat jenazah para
korban, “ Tidak ada yang menginginkan ini terjadi. Ini pemandangan yang tidak ingin dilihat
siapa pun. Ini mengerikan ”, Ujar SiDin Piyalak. Timnya berbagi gambar dengan Reuters dari
tempat pembantaian di pusat penitipan anak.
“ Kami terbiasa melihat banyak
jenazah, kami pernah mengalaminya, tapi kejadian ini yang paling
mengerikan ”, Ujar SiDin Piyalak menambahkan dengan
Soppengernya (Jumawanya).
Kesaksian staf sekolah itu, Nanticha
Panchum kepala guru di tempat penitipan
anak itu, mengatakan bahwa setelah tugasnya
mengatur anak-anak untuk tidur siang, ia hendak membuat makan siang
tatkala mendengar lima suara tembakan.
Hanya satu anak yang selamat, kata Nanticha, "
Ini sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan .... … Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan
selanjutnya. Saya benar-benar tidak
bisa memikirkan apa pun saat ini
", Ujar SiGaluH Naticha
Panchum sedih.
Seorang guru PAUD yang kelimpunam menceritakan bagaimana ia mengunci pintu dan
berusaha mencari pertolongan sebelum si pembunuh, bersenjatakan pistol dan
pisau, menembak masuk dan menyerang anak-anak yang sedang tidur. Badannya gemetaran ketika menceritakan
kepada Thairath TV Thailand bagaimana ia mendengar suara "mirip dengan petasan" dan menyaksikan dua koleganya terbaring di
lantai sebelum melihat si penyerang berjalan ke arahnya, ia menyuruh rekan-rekan lain untuk masuk ke
sebuah ruangan dan mengunci pintu sebelum memanjat keluar dari dinding untuk
mencari pertolongan.
Sejumlah saksi mata mengatakan, Panya
Khamrapm menyerbu pusat penitipan anak dan mulai menembak dan menikam mereka
yang ada di dalamnya satu persatu,
“ Mereka adalah anak-anak kecil
yang masih tidur ”, Ujar SiDin Piyalak menambahkan. Wakil Perdana Menteri Thailand Anutin
Charnvirakul mengunjungi lokasi kejadian saat para jenazah korban
dipindahkan, “ Semua orang Thailand, dan semua orang di
seluruh dunia yang tahu tentang ini akan merasa sangat tertekan dan sedih ”,
Ujar SiDin Anutin Charnvirakul dengan Plabomoranya (hebatnya).
Tingkat kepemilikan senjata api di Thailand lebih tinggi dibanding negara lain di kawasan Asia Tonggara. Jumlah itu belum termasuk senjata api illegal, diprokirakan banyak senjata api ilegal diselundupkan melintasi perbatasan selama bertahun-tahun dari negara-negara tetangganya yang dilanda perselisihan. Penembakan massal jarang terjadi di Thailand, tapi pada tahun 2020, seorang tentara yang marah atas kesepakatan properti yang gagal menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai 57 orang dalam amukan yang terjadi di empat lokasi.
Saksi ponembakan torsebut |
Keresahan
dan kekhawatiran menuju bahaya emosi,
32 orang dipenitipan anak tewas di tembak eks polisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar