NusaNTaRa.Com
byMuhammaDBakrI, M i n g g u, 2 4 J u l i 2 0 2 2
GUA HIRA tempat yang tak bisa terlepas dari Sejarah Islam karena
ditempat itulah Nabi Muhammad
SAW untuk pertama kalinya
menerima Wahyu pertama dari Allah SWT yaitu Surah Al – Alaq dengan perantara
Malaikat Jibril, kemudian bersama
wahyu yang lainnya di bukukan menjadi
kitab “Alquran” yang menjadi pegangan
utama Islam. Gua Hira berada di puncak
Jabal Nur (Jabal berarti Gunung ) berjarak
sokitar 07 kilometer dari Masjidil Haram
Makah dan menjadi sejarah awal kenabian
Nabi Muhammad SAW.
Surah Al 'Alaq, ayat Al-Qur'an yang pertama kali turun ke bumi
sekaligus menandai dimulainya periode kenabian (nubuwwah). Gua Hira
menjadi saksi turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad shalallahu
'alaihi wasallam bertepatan malam 17 Ramadhan. Riwayat lain menyebut pada malam 21 dan 24
Ramadhan. Hikmah yang terkandung di Gua Hira tentu tertuju pada salah satu
surat dalam Al-Qur'an yaitu Surat Al-'Alaq (surah ke-96) atau disebut juga
Surat Iqra' terdiri 19 ayat. Di awal ayat Surat ini berisi perintah membaca
(Iqra') yang disampaikan Malaikat Jibril dengan menyebutkan kalam Allah kepada Nabi
dengan melafazkan “Iqra” (bacalah).
Begitu
historis kejadian itu, Kami berenam dari Jemaah Haji 2022 Kalimantan Utara (Kaltara) yang
berjumlah 169 orang, berkunjung atau Tour Ke Jabal Nur sekalian Gua Hira
yaitu Baslan Damang, Hamid Geroda,
Bakri Supian, Thamrin Potta,
Saparuddin Gundulen dan Farid Amiruddin. Rasa ingin tahu kami akan kisah yang selalu di kumandang saat awal Perjuangan Dakwah Muhammad di Gua Hira membuat kami harus berjalan cukup jauh dan mendaki di bukit
– bukit batu dengan jalan yang permanen dan ditepi jurang untuk
mencapai Gua Hira tersebut.
Gua Hira
berada di Timur Masjidil Haram
menjadi tempat yang sangat monumental sebagai lokasi turunnya ayat pertama
Al-Qur’an, tempat ini masuk dalam daftar
favorit para jamaah haji dari seluruh dunia, sekalipun untuk mencapai gua yang berada di atas Jabal Nur, butuh
usaha keras mengingat tangganya yang curam.
Sebelum kedatangan Islam, gua
Hira bukanlah tempat yang dikenal, hanya
menjadi tempat untuk bertahannus atau berkontemplasi Nabi Muhammad berhari-hari sehingga ia perlu bekal selama
disana sebelum kerasulannya.
Proses menapak tilasi perjalanan Rasulullah
untuk menerima wahyu pertama yakni Surah Al – Alaq , sejak Puncak Musim
haji tak pernah sepi selama 24 jam dari Jemaah haji berbagai penjuru dunia
dengan mereka berbondong – bondong mendaki Jabal Nur dan untuk berebut masuk GUA HIRA, khususnya pada musim haji dan umrah. Banyak para jemaah yang datang
jadi terharu dan berdoa,
membayangkan begitu beratnya perjuangan Nabi dulu saat mendaki Jabal Nur
tersebut, juga “Khadijah” sang istri yang setia setiap hari mengantar
makanan untuk suaminya.
Menelusuri perjalanan ke Gua Hira selain dapat
menyaksikan kondisi area bersejarah itu , para
pengunjung dapat melihat wujut kesetiaan dan pengabdian istri nabi
“Khadijah binti Khuwalid” melintasi Bukit terjal, berbatuan tajam,
panjang dan curam penuh resiko. Untuk mencapai puncak Gua Hira kami
membutuhkan waktu 1 jam 20 menit namun untuk kami mendakinya sejak pagi selain kurang padat juga tak ter
lalu panas, “ Untung kita mendaki sejak pagi, kalau tidak kita pasti kewalahan
capek, berdesakan dan kepanasan “,
Ujar SiDin Saparuddin Gundulen dengan Soppengernya (Jumawa) setibanya di
Gua Hira.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Aisyah dalam shahih Bukhari, dikisahkan, Malaikat Jibril datang menemui Nabi
Muhammad di Gua Hira. Jibril
berkata : “Bacalah!”,
Beliau menjawab : “Aku tidak bisa baca”
dan Nabi menjelaskan :
Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian
melepaskanku dan berkata lagi : “Bacalah!” dam Beliau menjawab : “Aku tidak bisa baca”, 2 kali.
Malaikat itu memegangku kembali
dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat lalu melepaskanku, dan
berkata lagi Iqra bismi rabbikal ladzii khalaq. Khalaqal insaana min 'alaq.
Iqra wa rabbukal akram. Alladzii 'allama bil qalam. Hingga : 'allamal insaana maa lam ya'lam.
Setelah mengalami hal tersebut, badan Nabi Muhammad menggigil. Ia pulang dan meminta istrinya, Khadijah untuk menyelimutinya. "Selimutilah aku, selimutilah aku." Hingga perasaan takutnya pun hilang. " Wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku? Sungguh aku merasa khawatir atas diriku sendiri ". Akhirnya Beliau menuturkan kejadian yang dialaminya, Khadijah berkata : "Tidak, bergembiralah engkau". Digua Hira tersebut Saparuddin Gundulen dan Farid Amiruddin sempat melaksanakan sholat dua rakat dan mengangkat dua tangan berdoa.
Kepala
Gundul berbondong mendaki Gua Hira,
Saparuddin
berhasil mencapai Gua Hira dan berdoa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar