“ NusaNTaRa.Com “
byMuhammaDNunukaN, J u m ‘ a t, 2 9 J u l i 2 0 2 2
Al Quran
adalah kitab suci umat Islam yang menjadi pegangan dan dasar petunjuk
kehidupan, ketika Al Quran diturunkan
kepada Nabi Muhammad melalui wahyuNya pada
nabi, banyak sahabat Nabi yang
tidak bisa membaca dan menulis sehingga mereka banyak diantaranya hanya dapat
menghapalnya saja. Pertanyaan kini lantas kapan penulisan hingga menjadi
Kitab Al Quran seperti yang dapat kita baca sekarang dan bagaimana
kisah pembukuannya itu ?, yang
dirangkum dari para sahabat yang
menghapalnya dan mendokumentasikan dalam berbagai bentuk media tulis seperti
Pelepah Kurma, Kulit hewan dam lainnya.
Ketika Nabi
Muhammad masih hidup, beberapa sahabat yang pandai membaca dan menulis
ditugaskan untuk mencatat setiap Al Quran yang turun, salah satu sahabat yang bertugas sebagai
penulis Al Quran adalah Zaid bin Tsabit.
Ketika itu, di Mekkah dan Madinah belum mengenal kertas, sehingga ayat
Al Quran ditulis di pelepah kurma, tulang-tulang, dan kulit hewan dan semua
tulisan itu belum disimpan dalam satu media yang sama selain belum ada media
tulis yang juga dikarenakan masih ada beberapa firman atau Ayat Allah yang belum diturubkan.
Sepeninggal
Rasulullah SAW Senin, 12 Rabi'ul Awal tahun 11 Hijriah atau 8 Juni 632 Masehi
di usia 63 tahun, barulah upaya untuk
mengumpulkan tulisan-tulisan yang berisikan ayat-ayat Alquran mulai dilakukan
dan ini terjadi pertama kalinya di masa Khalifah Abu Bakar atas usulan Umar bin
Khattab. Di awal awal kepemimpinan Abu Bakar dihadapkan pada
peristiwa-peristiwa besar yang berkenaan dengan kemurtadan sebagian orang Arab
yang semakin mengancam keberadaan mereka.
Menghadapi
kendesi ini Khalifah Abu Bakar serta merta menyiapkan pasukan kaum muslim dan
mengirimnya untuk memerangi orang-orang yang murtad itu beserta penghasutnya, peperangan Yamamah pada tahun 12 H melibatkan sejumlah besar sahabat
yang hafal Alquran dan sekitar 70 orang
hafiz (penghafal Alquran) dari para sahabat gugur. Kenyataan ini membuat Umar bin Khattab merasa khawatir lalu menghadap Abu Bakar dan mengusulkan agar
segera mengumpulkan dan membukukan Alquran sebab dikhawatirkan peperangan menyebabkan
banyaknya penghafal Alquran yang gugur di medan perang baik di Yamamah mau
dilain tempat.
Meski awalnya
sempat ragu karena Rasulullah SAW tidak pernah memerintahkan pembukuan Alquran,
demi kemaslahatan umat Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit (yang dikenal
sebagai juru tulis Alquran di masa Rasulullah) untuk menuliskan dan
mengumpulkan kembali naskah Alquran yang masih berserakan tersebut. Zaid melakukan tugasnya ini dengan sangat teliti
dan hati-hati, karena menjaga firman
ALLAH tidak cukup hanya mengandalkan hafalan yang ada dalam hati
para hafiz tanpa disertai catatan yang ada pada para penulis.
Dalam sebuah
riwayat, disebutkan bahwa Zaid berkata, '' Maka, aku pun mulai mencari Alquran.
Kukumpulkan ia dari pelepah kurma, dari keping-kepingan batu, dan dari hafalan
para penghafal, sampai akhirnya aku mendapatkan akhir surat Attaubah berada
pada Abu Huzaimah Al-Anshari yang tidak kudapatkan pada orang lain ''. Perkataan
itu lahir karena Zaid berpegang pada hafalan dan tulisan sehingga akhir surat
Attaubah itu telah dihafal oleh banyak sahabat. Dan, mereka menyaksikan ayat
tersebut dicatat. Tetapi, catatannya hanya terdapat pada Abu Huzaimah
Al-Ansari.
Lembaran-lembaran
yang dikumpulkan oleh Zaid tersebut kemudian disimpan di tangan Abu Bakar
hingga ia wafat, kemudian lembaran-lembaran pun berpindah ke tangan Umar
sewaktu ia masih hidup dan selanjutnya berada di tangan Hafsah binti Umar bin
Khattab. Baru pada masa kekhalifahan
Usman bin Affan, untuk pertama kali, Alquran ditulis dalam satu mushaf.
Penulisan Alquran di masa Usman disesuaikan dengan tulisan aslinya yang
terdapat pada Hafsah binti Umar. Usman memberikan tanggung jawab penulisan ini
kepada Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin Ash, dan Abdurrahman bin
Haris bin Hisyam.
Pembukuan Al tulisan dalam Al Quran yang membingungkan umat Islam. Hingga saat ini, Al Quran yang dibaca oleh umat Islam di seluruh dunia merupakan Al Quran dengan Mushaf Utsmani, sementara versi lain yang beredar sebelum terbit Al Quran Mushaf Utsmani dibakar oleh Khalifah Utsman bin Affan. Hal ini dilakukan supaya tidak ada perbedaan bacaan dan tulisan dalam Al Quran yang membingungkan umat Islam dan hingga saat ini, Al Quran yang dibaca oleh umat Islam di seluruh dunia merupakan Al Quran dengan Mushaf Utsmani.
Di Bukukan agar kalimat Allah dapat
bertahan,
Alqur’an
di bukukan dimasa Khalifah Utsman bin Affan.