NusanTaRa.Com
byBahrIHasupiaN, 25/10/2019
Muka lama yang
masih mengisi Kabinet Indonesi Maju Perioda 2019 – 2024 ialah Sofyan Djalil,
setelah ditunjuk kembali oleh Presiden
RI Joko Widodo untuk mengisi Menteri Administrasi Tata Ruang/ Badan pertanahan
Nasional (ATR BPN), Rabu 23 oktober 2019. Sekaligus menjadikannya sebagai salah satu
pejabat yang menjadi menteri dua kali berturut-turut di dua periode
kepemimpinan Joko Widodo. " Menteri Agraria dan Tata Ruang, Bapak Sofyan
djalil. Sertifikasi tanah dan retribusi lahan berada di wilayah Sofyan
Djalil ", Ujar SiDin Joko Widodo
saat mengumumkan nama jajaran menterinya.
Di Kabinet Indonesia Maju Sofyan Djalil diminta Presiden Joko Widodo untuk melanjutkan kembali pekerjaannya yang belum terselesaikan sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional menyelesaikan yang tersisa terkait masalah agraria, reditribusi, dan masalah reforma agraria. " Lebih menyentuh masalah bagaimana tanah yang lebih berkeadilan, masalah reforma agraria, dan bagaimana kita beri kepastian hukum di bidang pertanahan ", Ujar SiDin Sofyan Djalil.
" Roadmap-nya, ini roadmap bukan target, adalah pada tahun 2025, seluruh tanah sudah terdaftar ", Ujar SiDin pria asal Aceh Timur tersebut.
Saat ditanya apakah masalah pembangunan ibu kota baru juga masuk dalam pembahasan, dia menjawab tidak. Lantas apa yang membuat Sofyan bersedia menerima tugas dari Jokowi untuk kembali menjadi Menteri Agraria ? Menurutnya, sebuah kehormatan bisa dipercaya Presiden Jokowi untuk bisa mengabdi kepada bangsa, negara, dan masyarakat. " Kenapa di posisi ini, barangkali Pak Presiden melihat apa yang dilakukan selama ini belum selesai harus dilanjutkan ", Ujar SiDin Sofyan.
Di Kabinet Indonesia Maju Sofyan Djalil diminta Presiden Joko Widodo untuk melanjutkan kembali pekerjaannya yang belum terselesaikan sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional menyelesaikan yang tersisa terkait masalah agraria, reditribusi, dan masalah reforma agraria. " Lebih menyentuh masalah bagaimana tanah yang lebih berkeadilan, masalah reforma agraria, dan bagaimana kita beri kepastian hukum di bidang pertanahan ", Ujar SiDin Sofyan Djalil.
" Roadmap-nya, ini roadmap bukan target, adalah pada tahun 2025, seluruh tanah sudah terdaftar ", Ujar SiDin pria asal Aceh Timur tersebut.
Saat ditanya apakah masalah pembangunan ibu kota baru juga masuk dalam pembahasan, dia menjawab tidak. Lantas apa yang membuat Sofyan bersedia menerima tugas dari Jokowi untuk kembali menjadi Menteri Agraria ? Menurutnya, sebuah kehormatan bisa dipercaya Presiden Jokowi untuk bisa mengabdi kepada bangsa, negara, dan masyarakat. " Kenapa di posisi ini, barangkali Pak Presiden melihat apa yang dilakukan selama ini belum selesai harus dilanjutkan ", Ujar SiDin Sofyan.
Sofyan Djalil kelahiran Aceh Timur, 23 September 1953 itu
punya banyak pengalaman sebagai menteri. Di era Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2004-2007 menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika, sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Indonesia (BUMN), Menjabat sebagai ketua Tim Kajian Strategis (Telstra) Kantor Wakil Presiden Budiono, di era Joko Widodo tahun 2014 menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Tahun 2015 resuffle kabinet Joko Widodo dia menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia (Bappenas) hingga 2016.
Kemudian ia menduduki posisi menteri ATR hingga periode Kabinet Kerja Jilid 1 berakhir, di kabinet Kerja Jilid 2 hingga berakhit ia menjabat Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Adapun selama satu periode absen dari tugas pemerintahan, ia menjabat sebagai Pimpinan dan komisaris utama di beberapa perusahaan di Lokal dan multinasional. Prioda Pemerintahan Presiden Habibie ia dipercaya menjabat sebagai Asisten Menteri Negara BUMN (1998 - 2000). Komisaris Utama, PT Pupuk Iskandar Muda (Persero) (1999-2004), Komisaris PT PLN (Persero) (1999-2003) dan beberapa perusahaan nasional lainnya.
Meski Sofyan Djalil terbilang sukses dengan berbagai karier mulai dari Menteri, Staf Ahli, Komisaris perusahaan, Pimpinan perusahaan hingga Dosen dan pendidikan yang baik, namun sebenarnya ia berasal dari keluarga sederhana di Peureulak, Aceh Timur. Ia besar dari seorang ayah yang tukang cukur dan ibunya yang guru ngaji, yang membuat Sofyan saat kecil haris mencari uang sendiri dengan menjual telur itik.
Kemudian menetap di Jakarta ia harus berjuang keras untuk dapat hidup hingga menjadi penjaga mesjid di Menteng Raya 58 dan kondektur metromini dan Juru Parkir. Serta menjadi aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII), berkat kegigihannya ia berhasil kuliah di Universitas Indonesia, dan berkenalan dengan Ratna Megawangi dari IPB Bogor, sampai mereka menjalani kehidupan keluarga dan kuliah di Amerika.
Informasi pribadi
Kemudian ia menduduki posisi menteri ATR hingga periode Kabinet Kerja Jilid 1 berakhir, di kabinet Kerja Jilid 2 hingga berakhit ia menjabat Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Adapun selama satu periode absen dari tugas pemerintahan, ia menjabat sebagai Pimpinan dan komisaris utama di beberapa perusahaan di Lokal dan multinasional. Prioda Pemerintahan Presiden Habibie ia dipercaya menjabat sebagai Asisten Menteri Negara BUMN (1998 - 2000). Komisaris Utama, PT Pupuk Iskandar Muda (Persero) (1999-2004), Komisaris PT PLN (Persero) (1999-2003) dan beberapa perusahaan nasional lainnya.
Meski Sofyan Djalil terbilang sukses dengan berbagai karier mulai dari Menteri, Staf Ahli, Komisaris perusahaan, Pimpinan perusahaan hingga Dosen dan pendidikan yang baik, namun sebenarnya ia berasal dari keluarga sederhana di Peureulak, Aceh Timur. Ia besar dari seorang ayah yang tukang cukur dan ibunya yang guru ngaji, yang membuat Sofyan saat kecil haris mencari uang sendiri dengan menjual telur itik.
Kemudian menetap di Jakarta ia harus berjuang keras untuk dapat hidup hingga menjadi penjaga mesjid di Menteng Raya 58 dan kondektur metromini dan Juru Parkir. Serta menjadi aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII), berkat kegigihannya ia berhasil kuliah di Universitas Indonesia, dan berkenalan dengan Ratna Megawangi dari IPB Bogor, sampai mereka menjalani kehidupan keluarga dan kuliah di Amerika.
Informasi pribadi
Lahir : 23 September 1953 (umur 66)
Indonesia Aceh Timur, Aceh, Indonesia
Indonesia Aceh Timur, Aceh, Indonesia
Kebangsaan : Indonesia
Pasangan : Ratna Megawangi.
Anak : Muhammad Rumi Djalil, Shafitri Mutia Djalil dan
Muhammad Lutfi Djalil
Pasangan : Ratna Megawangi.
Anak : Muhammad Rumi Djalil, Shafitri Mutia Djalil dan
Muhammad Lutfi Djalil
Almamater : Universitas Indonesia dan Tufts University
Bumi Aceh tempat azan
menggaung,
Sofyan Djalil jadi menteri Agraria dan Tata Ruang.
Sofyan Djalil jadi menteri Agraria dan Tata Ruang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar