NusanTaRa.Com
byDannYAsmorO, 23/08/2019
byDannYAsmorO, 23/08/2019
Bukit Soeharto
yang terletak di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara di pastikan batal menjadi
ibukota baru karena daerah ini sebagian besar masuk kawasan Hutan Lindung,
haltersebut disampaikan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, sejauh ini pihaknya terus melakukan pemetaan
daerah yang potensial untuk dijadikan lokasi ibu kota baru. Sebelumnya disebut-sebut Bukit Soeharto dan
Kabupaten Gunung Mas Kalteng menjadi lokasi potensial dalam pemindahan ibu kota
baru ini.
Presiden Jokowi sempat mengunjungi dua kandidat ibu kota baru di Kalimantan, kedua
lokasi itu adalah Gunung Mas (Kalimantan Tengah) dan Bukit Soeharto (Kalimantan
Timur). " Sudah dicek semua. Risiko
paling minimal, termasuk risiko dari kebakaran hutan. Kan jenis tanahnya yang
penting itu bukan masalah hutan tapi masalah tanahnya. Kalau tanah gambut itu
berisiko. Tanah batu bara berisiko. Kita cari yang lokasinya jauh dari gambut
dan batu bara ", Ujar SiDin
Bambang, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Untuk Bukit
soeharto meski Gubernur Kalimantann Timur Isran Noor telah menawarkan kawasan
tersebut dengan mempresentasikannya pada pemerintah pusat beberapa waktu
lalu. " Itu hutan lindung jadi kita
gak boleh sentuh itu sebagai tempat pemukiman gitu. Kan saya bilang Bukit
Soeharto hutan lindung dan kita komit untuk gak ganggu lingkungan apalagi hutan
lindung ", Ujar SiDin Bambang.
Paling tidak
dalam pemindahan ibu kota ini, struktur tanah yang akan dibangun nantinya tidak
bermasalah sehingga memudahkan dalam pembangunan infrastruktur perkantoran yang
sebagian besar akan dibangun di sana.
Kalau tanah gambut itu berisiko, Tanah batu bara berisiko. Kami cari
yang lokasinya jauh dari gambut dan batu bara, Pak Bambang menimpali saat itu.
Bambang
mengatakan masyarakat perlu bersabar akan hal ini, 2020 Master plan baru bisa dibikin kalau ketahuan jolas
lokasinya. Lokasi pasti akan ditentukan pada waktunya. Saat Jokoei menyampaikan pidato kenegaraan
dalam Sidang Bersama DPD/DPR RI diruang rapat paripurna, Komplek Parlemen Senayan,
Jakarta, Jumat (16/8/2018) dan hanya menyebut Pulau Kalimantan sebagai lokasi
ibu kota pengganti Jakarta.
Pemerintah
pusat telah menganggarkan sebesar 33 milliar dolar AS atau setara dengan Rp 446
triliun untuk membangun pusat pemerintah yang diperkirakan mencakup kawasan
seluas 2.000 hektare dan luas kota keseluruhan 40.000 hektare. Dana tersebut akan digunakan pemerintah untuk membangun infrasrtuktur dasar kota dan
berbagai kelengkapannya yang dibutuhkan.
Sebelumnya,
Presiden Jokowi telah meminta izin memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan,
kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) saat
berpidato di sidang bersama DPD-DPR di
Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019). " Dengan memohon rida Allah SWT, dengan
meminta izin dan dukungan dari Bapak Ibu Anggota Dewan yang terhormat, para
sesepuh dan tokoh bangsa, terutama dari seluruh rakyat Indonesia ".
Jakarta sumpek
oleh padatnya manusia,
Bukit
Soeharto gagal jadi pengganti Jukarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar