NusanTaRa.Com
byMuhammaDBakkaranG, 03/05/2019
H.
Fachrul Razi , kesal karena elit-elit
masih melakukan politik labeling kepada Aceh dengan berbagai istilah seperti
daerah garis keras, daerah separatis, daerah ekstrim penerapan syariat Islam,
dan lainnya. Sementara dimasa lalu, menurut Fachrul, Aceh dikenal sebagai
daerah modal, daerah istimewa daerah
syariat Islam sehingga Pak Mahfud MD sebaiknya mengucapkan permohonan maaf atas
pernyataan tersebut pada masyarakat yang memenangkan Prabowo-Sandi.
Mahfud menyampaikan permohonan maafnya agar pernyataannya tersebut tidak dianggap sebagai pengalihan isu dugaan kecurangan dalam Pemilu dan Pilpres 2019, sebagaimana kecaman Senator Aceh DPD RI yang menyatakan bahwa pernyataan Mahfud MD adalah pengalihan isu atas masifnya kecurangan pada Pemilu 2019. “ Kalau begitu, saya setuju agar tidak dianggap pengalihan isu urusan Islam garis keras tutup sampai disini ”, Ujar SiDin dalam TVOne, Selasa (30/4/2019).
Para mahasiswa asal Aceh di Yogyakarta pula datang menemui Mahfud untuk bertabayun atau konfirmasi mengecek kebenaran tentang pernyataan guru besar ilmu hukum UGM. “ Kita pengen dengar langsung dari Prof Mahfud, apa sebenarnya makna garis keras yang beliau sebutkan itu, karena kita sebagai Muslim harus bertabayun langsung ke orangnya, jangan sampai kita jadi korban hoaks ”, Ujar Muhajir mahasiswa Aceh di Yogyakarta, Rabu (1/5/2019).
Mahfud MD dalam mengklarifikasi terhadap mahasiswa Aceh yang datang juga menceritakan kedekatannya dengan orang-orang Aceh, termasuk dengan mahasiswa-mahasiswa asal bumi Serambi Makkah yang kuliah di Yogyakarta yang sudah menganggapnya sebagai orangtua sekaligus guru sekaligus. “ Terima kasih saudara Muhajir dan adik-adik mahasiswa dari Aceh yang di Yogya yang selama ini selalu berkomunikasi dengan baik dengan saya. Saya sudah mengklarifikasi sebenarnya, tapi langsung melalui adik-adik yang di Yogya ini ”, Ujar Mahfud.
“ Ketika saya mengatakan orang Aceh, orang Sumatera Barat, orang Sulawesi Selatan, orang Jawa Barat, itu penganut garis keras, artinya garis keras itu dalam arti bahwa mereka tidak bisa didikte, bukan radikal, bukan ekstrem ”, Ujar SiDin Mahfud. “ Mereka punya pendirian yang tidak bisa dibayar dengan apapun, sehingga saya katakan orang Aceh dan yang lain-lain saya sebut itu adalah orang garis keras, seperti saya orang Madura juga garis keras ”, Ujar SiDin lagi.
byMuhammaDBakkaranG, 03/05/2019
Klarifikasi Mahfud MD mengenai sebutannya Provinsi Garis Keras terhadap
masyarakat di Provinsi Aceh, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan dan Jawa Barat
yang diucapkan Mahfud MD, mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini
menegaskan garis keras dimaksudnya itu bukan dalam konteks radikal atau ekstrem
tapi yang bermakna positip. Pernyataan
ini kemudian menimbulkan banyak kritikan bernada miring seperti dari M Nasir Djami Anggota DPR RI asal Aceh dan
memintanya untuk meminta maaf, H.
Fachrul Razi anggota DPD RI asal Aceh dan menuntutnya untuk meminta maaf dan Dahnil
Anzar Simanjuntak, anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi
sembari mengatakan bahwa pernyataan itu tidak Pancasilais.
Adapun bunyi wawancara Mahfud MD berdurasi 1 jam 20 menit disalah satu TV yang kemudian menjadi viral, “ …. Tapi kalau lihat sebarannya di beberapa provinsi-provinsi yang agak panas, Pak Jokowi kalah. Dan itu diidentifikasi tempat kemenangan Pak Prabowo itu adalah diidentifikasi yang dulunya dianggap provinsi garis keras dalam hal agama misal Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh dan sebagainya, Sulawesi Selatan juga. Saya kira rekonsiliasinya jadi lebih penting untuk menyadarkan kita bahwa bangsa ini bersatu karena kesadaran akan keberagaman dan bangsa ini hanya akan maju kalau bersatu …… “.
M Nasir Djamil juga menyebutkan pelabelan Islam garis keras kepada rakyat Aceh adalah bentuk penghinaan dan tuduhan yang tidak mendasar dan pemilihan rakyat yang mayoritas beragama Islam itu berdasarkan hati Nurani. " Apakah salah kalau ada masyarakat mayoritas di satu provinsi memilih Prabowo dan Sandi ? Sejumlah masyarakat Aceh bersiap-siap menempuh jalur hukum terkait pernyataan Mahfud MD ", Ujar SiDin Nasir M Djamil.
Adapun bunyi wawancara Mahfud MD berdurasi 1 jam 20 menit disalah satu TV yang kemudian menjadi viral, “ …. Tapi kalau lihat sebarannya di beberapa provinsi-provinsi yang agak panas, Pak Jokowi kalah. Dan itu diidentifikasi tempat kemenangan Pak Prabowo itu adalah diidentifikasi yang dulunya dianggap provinsi garis keras dalam hal agama misal Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh dan sebagainya, Sulawesi Selatan juga. Saya kira rekonsiliasinya jadi lebih penting untuk menyadarkan kita bahwa bangsa ini bersatu karena kesadaran akan keberagaman dan bangsa ini hanya akan maju kalau bersatu …… “.
M Nasir Djamil juga menyebutkan pelabelan Islam garis keras kepada rakyat Aceh adalah bentuk penghinaan dan tuduhan yang tidak mendasar dan pemilihan rakyat yang mayoritas beragama Islam itu berdasarkan hati Nurani. " Apakah salah kalau ada masyarakat mayoritas di satu provinsi memilih Prabowo dan Sandi ? Sejumlah masyarakat Aceh bersiap-siap menempuh jalur hukum terkait pernyataan Mahfud MD ", Ujar SiDin Nasir M Djamil.
Dahnil Anzar Simanjuntak |
Mahfud menyampaikan permohonan maafnya agar pernyataannya tersebut tidak dianggap sebagai pengalihan isu dugaan kecurangan dalam Pemilu dan Pilpres 2019, sebagaimana kecaman Senator Aceh DPD RI yang menyatakan bahwa pernyataan Mahfud MD adalah pengalihan isu atas masifnya kecurangan pada Pemilu 2019. “ Kalau begitu, saya setuju agar tidak dianggap pengalihan isu urusan Islam garis keras tutup sampai disini ”, Ujar SiDin dalam TVOne, Selasa (30/4/2019).
Para mahasiswa asal Aceh di Yogyakarta pula datang menemui Mahfud untuk bertabayun atau konfirmasi mengecek kebenaran tentang pernyataan guru besar ilmu hukum UGM. “ Kita pengen dengar langsung dari Prof Mahfud, apa sebenarnya makna garis keras yang beliau sebutkan itu, karena kita sebagai Muslim harus bertabayun langsung ke orangnya, jangan sampai kita jadi korban hoaks ”, Ujar Muhajir mahasiswa Aceh di Yogyakarta, Rabu (1/5/2019).
Mahfud MD dalam mengklarifikasi terhadap mahasiswa Aceh yang datang juga menceritakan kedekatannya dengan orang-orang Aceh, termasuk dengan mahasiswa-mahasiswa asal bumi Serambi Makkah yang kuliah di Yogyakarta yang sudah menganggapnya sebagai orangtua sekaligus guru sekaligus. “ Terima kasih saudara Muhajir dan adik-adik mahasiswa dari Aceh yang di Yogya yang selama ini selalu berkomunikasi dengan baik dengan saya. Saya sudah mengklarifikasi sebenarnya, tapi langsung melalui adik-adik yang di Yogya ini ”, Ujar Mahfud.
“ Ketika saya mengatakan orang Aceh, orang Sumatera Barat, orang Sulawesi Selatan, orang Jawa Barat, itu penganut garis keras, artinya garis keras itu dalam arti bahwa mereka tidak bisa didikte, bukan radikal, bukan ekstrem ”, Ujar SiDin Mahfud. “ Mereka punya pendirian yang tidak bisa dibayar dengan apapun, sehingga saya katakan orang Aceh dan yang lain-lain saya sebut itu adalah orang garis keras, seperti saya orang Madura juga garis keras ”, Ujar SiDin lagi.
H. Fachrul Razi. |
Tarik
suara tambah tegas,
Machfud
MD mohon maaf atas ucapan Garis Keras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar