NusanTaRa.Com
byTukimaNAdonarA, 11/05/2019.
byTukimaNAdonarA, 11/05/2019.
Elkana Amrduan dan Mercu Suar P Selaru |
Berada di suatu
kepulauan kecil dan terluar yang penduduk jarang-jarang akan terasa sangat sepi
dan mudah membosankan hanya diramaikan dengan desiran angin dan ombak yang
mendominasi kawasan ini terlebih jika berada di perbatasan seperti Pulau yang berada di Desa Eliasa, Kecamatan Selaru,
Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Maluku.
Pria Elkana Amarduan (62), termasuk seorang warga Desa Eliasa yang bertugas perbatasan bak pekerja Sosial
menjaga menara suara yang ada di sana.
Bagi Elkana yang setia menjaga menara suar yang berada di
perbatasan Indonesia dengan Australia, sebagai penanda bagi pelaut atas tanda batas Negara
dan kondisi perairan di sekitarnya. Meski tanpa
upah, pria yang berambut putih tersebut tetap setia menjaga menara suar yang menjulang
berada di pulau perbatasan Indonesia dengan Australia.
Kedekatan Desa
Eliasa dengan daratan Australia khususnya jika dilihat dari atas menara,
kita akan dapat melihat siluet Kota
Darwin (Australia bagian utara) jika air surut tapi bukanlah hal yang mudah ke
sana tanpa dokumen keimigrasian. Biasanya
petugas menjaga perbatasan dari anggota TNI yang akan bertugas baik secara
kontinyu maupun dikunjungi dalam periode waktu tertentu. Namun realitanya di desa Eliasa ada pula wilayah
perbatasan yang ternyata dijaga oleh warga sipil meski untuk tugas menara Suar
perbatasan.
Bertugas di
perbatasan itu sayangnya tidak serta merta menjadi tugas Negara yang mudah,
selain sebagai mana keadaan daerah tersebut ternyata mereka yang bertugas di sini tak jarang
mendapat upah yang tidak mumpuni bahkan tanpa Gaji. Elkana Amarduan (62) yang bertugas di menara Suar dan Tanda batas P Salura tanpa Gaji namun ia tetap setia
mengembani tugas Negara di perbatasan Indonesia-Australia.
" Sudah 23 tahun saya jaga dua aset negara ini,
menara suar dan tapal batas, tanpa digaji baik dari pemerintah desa maupun
pihak mana saja. Saya lakukan ini dengan suka rela ", Ujar SiDin Elkana, Rabu (8/5/2019), seperti dilansir
INTISARI dari Antara. Elkana sendiri
mengaku bahwa Kepala Dusun Eliasa sendiri yang memberikan tanggung jawab kepada
dirinya utnuk menjaga menara setinggi 35 meter tersebut.
Menara suar dibangun
oleh Kementerian Perhubungan RI pada
tahun 1996 dan baru rampung pada tahun 1997, serta baru pada 17 Agustus 2003
menara tersebut diresmikan oleh Panglima Komando Daerah Militer XVI/Pattimura
Mayjen TNI Agustadi Sasongko Purnomo.
Belakangan,
pengurus Desa Eliasa berupaya untuk menarik kunci menara suar tersebut dari
Elkana dan memberikannya upah dengan
cara menjual karcis bagi pengunjung. Rencana
yang baik itu disambut baik oleh Elkana meski dirinya mengaku masih berharap
pemerintah yang lebih tinggi juga turut memperhatikan dirinya.
" Saya merasa punya tanggung jawab sejak 1998
sampai hari ini. Karena kepercayaan yang diberikan dari Kepala Dusun untuk
saya ", Ujar SiDin Elkana. Bahkan ia mengaku sampai hari ini
baru diberikan
uang sirih pinang sebanyak Rp 550.000 meski lahannya dipakai untuk menara suar
tanpa pernah dilakukan pembebasan lahan.
Kepala Desa
Eliasa, Rudy Amarduan mengaku bahwa kunci menara memang baru diberikan kepada
Elkana sejak dirinya menjabat sebagai kepala desa. "
Waktu tahun 1998 itu desa Eliasa masih status dusun. Sebelumnya pagar
menara di gembok mati. Lalu kunci dikasih ke Pak Elkana itu pada tahun 2014
setelah rehab berat ", Ujar SiDin Rudi.
Pulau Selaru
termasuk gugusan pulau terluar Indonesia yang terletak di Laut Timor dan
berbatasan dengan negara Australia. Pulau Selaru ini merupakan bagian dari
wilayah pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, provinsi Maluku dengan
jumlah penduduk 11.400 jiwa (2008) berada di sebelah selatan dari Pulau
Yamdena.
P Selaru sebelah Bawah |
Pulau terluar
dilaut luas,
Tanpa Gaji Penjaga
Mercu Suar Selaru tetap Tugas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar