NusanTaRa.Com
byAsnISamandaK, 21/04/2019
Pemerintah pun mengklaim Pemilu 2019 berjalan sukses. Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto, atas Pemilu 2019 bahwa pemilu berjalan sukses dengan partisipasi pemilih mencapai 80,90 persen dari target 77,5 persen dengan biaya lebih membengkak disbanding pemilu 2014.
Pemilu 2019 ternyata meninggalkan beberapa persoalan yang berjalan tidak sebagaimana mestinya, diantaranya, sebagian pemungutan suara di luar negeri kisruh dan 2.249 tempat pemungutan suara (TPS) di dalam negeri urung melaksanakan hajat pada Rabu (17/4/2019) sehingga akan menggelar pemilu susulan. Masih ditemukannya kertas pemilu yang telah tercoblos dibeberapa daerah sebelum pencoblosan dan terlambatnya prasarana pemilu sampai di TPS karena keadaab medan yang terponcil.
" ...seharusnya (masyarakat Indonesia) bangga terhadap praktik demokrasi yang sukses dan damai ", Ujar SiDin Nickell dalam jumpa pers Election Visit Program yang digelar KPU di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (17/4). Nickell lebih lanjut menyatakan kagum melihat Indonesia bisa menggelar lima jenis pemilu (kecuali di Jakarta hanya empat jenis) cuma dalam satu hari, sebuah tantangan besar dan Indonesia berhasil menjawabnya. " India menyelenggarakannya sebulan, Indonesia melakukannya dalam enam jam. Jadi, ini hal yang sangat luar biasa ", Ujar SiDin Nickell.
" Dari pengamatan saya, semua hal berjalan baik, enggak ada kekerasan, enggak ada konflik. Semua lancar saja dan senang melihatnya ", Ujar SiGaluh Seung dikutip wartawan NusanTaRa.Com saat meninjau penghitungan suara di TPS 10 Kelurahan Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019). Sedangkan pemantau dari Myanmar, U Hla Tein, menilai pemilu di Indonesia memiliki tingkat transparansi yang tinggi, " Menurut saya sangat transparan dan asumsi saya pemilu di Indonesia itu kredibel ", Ujar SiDin U Hla Tein.
Hal cukup mengejutkan para pemantau luar negeri adalah bagaimana pemilu 2019 dijalankan secara inklusif, karena pemilu 2019 juga diikuti oleh semua kalangan termasuk penyandang disabilitas mental. " Saya sangat terkesan. Saya rasa seluruh dunia mempunyai permasalahan yang sama, tetapi ini pertama kalinya saya melihat sebuah negara mempunyai solusi yang baik ", Ujar SiDin Ahmed Mahmoud Mohamed jurnalis senior asal Al Ahram Mesir.
byAsnISamandaK, 21/04/2019
Luar biasa, Pemilu 2019 untuk memilih presiden, anggota DPR RI, DPRD
Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan DPD,
semuanya dilakukan hanya dalam satu hari (17/4/2019). Meski terbilang pemilu 2019 bukan pesta
demokrasi terbesar di dunia, tapi tetap paling mencengangkan dan menurut pemantau asing, seluruh proses
pemungutan suara hanya berjalan dalam sehari dengan fantastis serta seharusnya menjadi
sesuatu sejarah yang membanggakan bagi Indonesia.
World Economic Forum (WEF), Rabu (17/4) mengungkapkan bahwa, Pemilu 2019 paling mencengangkan di dunia karena baru kali ini ada pemilihan presiden dan parlemen dilakukan dalam satu hari. " Bila melihat jumlah pemilih, ini adalah pesta demokrasi terbesar ketiga di dunia. Skalanya sungguh mencengangkan ", tulis WEF. India merupakan Negara penyelenggara pemilu terbesar di dunia bila ditengo dari jumlah peserta pemilu yang melibatkan 834 juta pemilih pada tahun 2014, tapi penyelenggaraan pemilu di India tahun 2014 tidak dilakukan dalam satu hari namun selama 39 hari.
World Economic Forum (WEF), Rabu (17/4) mengungkapkan bahwa, Pemilu 2019 paling mencengangkan di dunia karena baru kali ini ada pemilihan presiden dan parlemen dilakukan dalam satu hari. " Bila melihat jumlah pemilih, ini adalah pesta demokrasi terbesar ketiga di dunia. Skalanya sungguh mencengangkan ", tulis WEF. India merupakan Negara penyelenggara pemilu terbesar di dunia bila ditengo dari jumlah peserta pemilu yang melibatkan 834 juta pemilih pada tahun 2014, tapi penyelenggaraan pemilu di India tahun 2014 tidak dilakukan dalam satu hari namun selama 39 hari.
Pemerintah pun mengklaim Pemilu 2019 berjalan sukses. Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto, atas Pemilu 2019 bahwa pemilu berjalan sukses dengan partisipasi pemilih mencapai 80,90 persen dari target 77,5 persen dengan biaya lebih membengkak disbanding pemilu 2014.
Pemilu 2019 ternyata meninggalkan beberapa persoalan yang berjalan tidak sebagaimana mestinya, diantaranya, sebagian pemungutan suara di luar negeri kisruh dan 2.249 tempat pemungutan suara (TPS) di dalam negeri urung melaksanakan hajat pada Rabu (17/4/2019) sehingga akan menggelar pemilu susulan. Masih ditemukannya kertas pemilu yang telah tercoblos dibeberapa daerah sebelum pencoblosan dan terlambatnya prasarana pemilu sampai di TPS karena keadaab medan yang terponcil.
Pagu anggaran penyelenggaraan Pemilu
2019 meningkat 61 persen menjadi Rp25,59 triliun dari Rp15,62 triliun untuk
Pemilu 2014. Menurut catatan Kementerian Keuangan, alokasi anggaran paling
besar digunakan untuk membiayai kegiatan badan adhoc (termasuk panitia) yang
dibentuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) ; yakni 63,6 persen (Rp10,04 trilun) dari pagu
total anggaran KPU.
Lonjakan anggaran tak lepas dari membengkaknya jumlah panitia pemilu yang berujung naiknya anggaran honorarium panitia, kenaikan jumlah daerah peserta pemilu baik Provinsi (Kalimantan Utara) maupun penambahan 17 kabupaten/kota di Indonesia, pihak terlibat bertambah, poses penghitungan suara memakan waktu agak lama (TPS tertentu berlangsung hingga pagi Kamis 18/04/2019) dan pemantau bertambah 138 lembaga. Menurut anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mochammad Afifuddin, ini adalah jumlah terbanyak dalam sejarah pemilu di Indonesia, " Semua lembaga pemantau itu yang mendaftar dan sudah diakreditasi oleh Bawaslu ", Ujar SiDin Afifuddin, Selasa (16/4/2019).
Lonjakan anggaran tak lepas dari membengkaknya jumlah panitia pemilu yang berujung naiknya anggaran honorarium panitia, kenaikan jumlah daerah peserta pemilu baik Provinsi (Kalimantan Utara) maupun penambahan 17 kabupaten/kota di Indonesia, pihak terlibat bertambah, poses penghitungan suara memakan waktu agak lama (TPS tertentu berlangsung hingga pagi Kamis 18/04/2019) dan pemantau bertambah 138 lembaga. Menurut anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mochammad Afifuddin, ini adalah jumlah terbanyak dalam sejarah pemilu di Indonesia, " Semua lembaga pemantau itu yang mendaftar dan sudah diakreditasi oleh Bawaslu ", Ujar SiDin Afifuddin, Selasa (16/4/2019).
" ...seharusnya (masyarakat Indonesia) bangga terhadap praktik demokrasi yang sukses dan damai ", Ujar SiDin Nickell dalam jumpa pers Election Visit Program yang digelar KPU di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (17/4). Nickell lebih lanjut menyatakan kagum melihat Indonesia bisa menggelar lima jenis pemilu (kecuali di Jakarta hanya empat jenis) cuma dalam satu hari, sebuah tantangan besar dan Indonesia berhasil menjawabnya. " India menyelenggarakannya sebulan, Indonesia melakukannya dalam enam jam. Jadi, ini hal yang sangat luar biasa ", Ujar SiDin Nickell.
" Dari pengamatan saya, semua hal berjalan baik, enggak ada kekerasan, enggak ada konflik. Semua lancar saja dan senang melihatnya ", Ujar SiGaluh Seung dikutip wartawan NusanTaRa.Com saat meninjau penghitungan suara di TPS 10 Kelurahan Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019). Sedangkan pemantau dari Myanmar, U Hla Tein, menilai pemilu di Indonesia memiliki tingkat transparansi yang tinggi, " Menurut saya sangat transparan dan asumsi saya pemilu di Indonesia itu kredibel ", Ujar SiDin U Hla Tein.
Hal cukup mengejutkan para pemantau luar negeri adalah bagaimana pemilu 2019 dijalankan secara inklusif, karena pemilu 2019 juga diikuti oleh semua kalangan termasuk penyandang disabilitas mental. " Saya sangat terkesan. Saya rasa seluruh dunia mempunyai permasalahan yang sama, tetapi ini pertama kalinya saya melihat sebuah negara mempunyai solusi yang baik ", Ujar SiDin Ahmed Mahmoud Mohamed jurnalis senior asal Al Ahram Mesir.
Orang bule ngejar si Juleha,
Pengamat Luar Negeri kagum atas pemilu di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar