NusanTaRa.Com
byMuhammaDBakkaranG, 27/03/2019
byMuhammaDBakkaranG, 27/03/2019
" Pada hari yang khusus ini, kami memperingati
ribuan martir yang berjuang menjadikan kemenangan ini terwujud ", Ujar SiDin Mustafa. Menjelang tengah malam Sabtu waktu
setempat, akhir pekan lalu, Mustafa Bali, juru bicara Pasukan Demokratik Suriah
(SDF), menyiarkan kabar resmi melalui akun Twitter dia bahwa teritorial ISIS di
Baghouz telah 100 persen ditaklukan.
Baghouz, sebuah desa
di tepi Sungai Eufrat yang menjadi basis terakhir kekuatan ISIS di Suriah,
dibombardir SDF bersama milisi Kurdi sejak 9 Februari 2019. Tanda-tanda
kekalahan ISIS mulai terlihat ketika SDF berhasil membuat 3.000 kombatan bersama
belasan ribu keluarga ISIS menyerahkan diri, pertengahan Maret lalu. Menurut data dari Observatorium Suriah
untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), ada sekitar 8.500 milisi ISIS yang
terkonsentrasi di Baghouz. Dari 8000-an orang itu, hampir sepertiganya telah tewas
dan diserahkan SDF secara bertahap.
Kejatuhan Baghouz
ketangan SDF dari milisi ISIS berakibat semakin bertambahnya jumlah pengungsi, diperkirakan lebih dari 72.000 warga sipil telah
keluar dari Baghouz artinya 10 kali
lipat dari total perkiraan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR). Mereka itu umumnya terdiri dari keluarga
Kombatan ISIS baik perempuan maupun anak-anak yang mendekam di kamp-kamp
pengungsian Suriah baik daari Eropah, Asia maupun Indonesia.
Organisasi teroris
paling radikal yang hari ini kita kenal sebagai Islamic State in Irak and Syria
(ISIS) yang berawal dari
perang Irak pada 2003 dan berakar
dari kelompok Al-Qaeda in Irak (AQI)—salah satu aktor utama dalam pemberontakan
terhadap pemerintah Irak dan pasukan pendudukan asing di sana. Di bawah
kepemimpinan Abu Musab Al-Zarqawi, AQI bertanggung jawab atas beberapa serangan
paling brutal selama konflik di Irak.
Sejak deklarasi
pendirian kekhalifahan ISIS oleh pemimpin kelompok Abu Bakar al Baghdadi bulan
Juli 2014, terdapat setidaknya 18 kelompok ekstremis yang mendukung ISIS di
Indonesia. Di antara mereka terdapat kelompok takfiri, atau gerakan Islam Sunni
yang menuduh gerakan lain murtad, yakni Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Jamaah
Tauhid Wal Jihad (JTWJ), Darul Islam Ring Banten (DI Ring Banten), Mujahidin
Indonesia Timur (MIT), dan Forum Aktivis Syariat Islam (FAKSI), yang telah
berbaiat setia kepada al Baghdadi.
Dari
sini banyak warga Indonesia yang terpikat pada panji kekhalifahan ISIS di bawah
panji Islam, mereka menyerahkan masa
depan kehidupannya sebagai warga tanpa negara, ditolak oleh negara tempat
mereka berlabuh, dan dianggap musuh dari negara-negara tujuan. Mereka juga ditolak oleh negara asal ketika
ingin pulang karena dianggap telah menerima yang tak sejalan di Negara tersebut
yaitu Teroris, sebagaimana nasib Shamima Begum, eks-anggota keluarga ISIS, yang
emoh diterima Inggris.
Wartawan
lepas peliput konflik terakhir ISIS di Suriah LaPoddinG LegenD@ yang melaporkan
untuk NusanTaRa.Com, mendapatkan ada sekitar 50 warga negara
Indonesia di sebuah kamp pengungsian Al-Hol, sebuah desa kecil di pinggiran
kota Al Hasakeh, 6 jam perjalanan dari Baghouz dan
Afshin Ismaeli sempat menemui seorang lelaki muda asal
Indonesia bernama Muhammad ketika
dikumpulkan dengan sesama lelaki dewasa lain untuk dibawa ke penjara. Hisham
Arafat wartawan Kurdi di Kota Qamishlo,
Rojava, yang pertama kali menemukan adanya
WNI di kamp pengungsian Selasa 26
Februari 2019, sebagaimana unggahan akun
Twitter nya , " Anak-anak
ISIS asal Indonesia baru tiba dari Baghouz. Ayah mereka masih berperang dan ibu mereka
sudah meninggal akibat serangan Koalisi ".
Ismaeli
di kamp pengungsi Al-Hol juga menemukan Mariam Abdullah ibu empat anak yang mengaku dari Bandung,
Jawa Barat. Mariam datang bersama suaminya
bernama Saifuddin dan memboyong anak-anak ke Suriah buat bergabung dengan
ISIS. “ Suami saya hilang tidak ada kabar ”,
Ujar SiGaluh Mariam kepada Ismaeli, yang baru dua hari keluar dari
Baghouz. Mariam memiliki putri yang
sudah besar bernama Nabila yang ketika itu sedang menyuapi tiga adiknya yang masih kecil.
Issam
Abdallah, jurnalis video Reuters, yang mengunggah foto di akun Twitter pada 2
Maret 2019 lalu, " Gadis asal Indonesia yang keluar dari
kantong Negara Islam di Desa Baghouz, provinsi Deir ez-Zor, Suriah, dengan
membawa roti, selimut, dan gayung di lokasi transit ". Kondisi dipengungsian semakin sesak dengan pengungsi yang kebingungan atas keadaan yang tak menentu, banyak diantara mereka juga menyatakan kepingin balik kenegaranya.
Diperkirakan sejak Januari 2019, ada sekitar 66.000-67.000 orang meninggalkan
basis terakhir ISIS di Baghouz, termasuk 5.000 kombatan dan 24.000 anggota
keluaraga ISIS, perempuan maupun anak-anak serta 3.000 kombatan yang
menyerahkan diri pada SDF renger. Studi
ICSR yang mengamati perkembangan ISIS sejak kejayaan hingga kejatuhannya, mengungkapkan
dari total 700-an sampai 800-an WNI simpatisan ISIS di Suriah, sekitar 113
orang adalah perempuan dan 100 orang adalah anak-anak dan dari angka itu, sekitar 54 perempuan dan 60
anak terdeteksi telah kembali ke Indonesia. Total yang kembali pulang ke
Indonesia (returnee) antara 183 hingga 300 orang.
Abu
Walid alias Mohammed Yusop Karim Faiz adalah
salah satu kombatan ISIS asal Solo, Jawa Tengah, beliau termasuk salah satu
kombatan ISIS yang telah tewas di Trajodi
Baghouz tersebut. Pria berbadan
mungil ini pernah muncul dalam video dengan menenteng AK-47 dengann latar
desiran angin dan ombak, namun pada 2 Februari 2019 beliau dinyatakan tewas oleh pecahan peluru
dalam satu serangan bom pasukan SDF turut gugur dalam serangan ini sebanyak 25
NI simpatisan ISIS . “ Diperkirakan masih ada sekitar 30 an orang
WNI di sana ”, Ujar LaPoddinGLegenD@.
Kemunduran
ISIS di Boughouz berakibat banyak simpatisannya terpaksa keluar dari basis
mereka dan menjadi pengungsi di kamp-kamp Suriah, banyak diantara mereka menyatakan
keinginannya untuk kembali kenegara mereka semula yang mereka utarakan pada
lembaga pengungsi dunia UNHCR. Dua
pejabat dari Kementerian Luar Negeri, Arrmanantha Nasir dan Lalu Muhammad
Iqbal, menyatakan pemerintah Indonesia belum bisa merespons bagaimana proses
pemulangan tersebut.
Nasir,
juru bicara Kemenlu, mengatakan pemerintah belum bisa berkata " ya " untuk memulangkan WNI simpatisan ISIS di
Suriah meski ada pertimbangan ke arah sana.
“ Itu pun perlu proses cukup
panjang. Jadi sebelum mengambil langkah apa pun, kami melakukan verifikasi ", Ujar SiDin Nasir, menerangkan proses
penyaringan WNI simpatisan ISIS yang kini berada di kamp-kamp pengungsian. Di kamp pengungsi Al-Hol, 6 jam perjalanan
dari Baghouz, Mariam Abdullah, ibu empat anak yang mengaku dari Bandung,
memohon agar ia bisa dibantu untuk pulang ke Indonesia bersama empat anaknya.
Abu
Walid berbadan kerempeng dan Ngomong
terbata-bata jauh dari Macho berasal dari
Solo namun beliau adalah algojo ISIS. Penampilan Abu Walid dalam unggahan di Video sering menenteng
senjata AK-47 dan beliau sering menjadi algojo dalam menggorok leher para musuh
dan pelaku kesalahan dengan sadis dan tenang,
berbaju gamisnya berwarna abu-abu
yang tampak kedodoran. Namun sifat sadisme itu tak linier dengan
fisiknya, siapa pun bisa memiliki sifat
sadis. Di akhir rekaman, Abu Walid berdiri berjejeran bersama Abu Aun asal
Malaysia dan Abu Abdurrahman asal Filipina. Di depan mereka duduk bersimpuh
tiga tahanan memakai baju oranye, laiknya Steven Sotloff, James Foley, David
Haines, Alan Henning, atau Kenji Goto.
Kepemimpinan
ISIS di Indonesia terbelah tiga patron :
Bahrun Naim, Bahrumsyah alias Abu Muhammad al-Indonesi dan Salim Mubarak
at-Tamimi alias Abu Jandal. Tiga nama itu begitu dihormati dan disegani para
ISISers - bahasa slang kelompok jihadis menyindir pendukung ISIS di
Indonesia. Bahru Naim adalah sosok yang
tidak suka popularitas, cenderung
bekerja di belakang layar, sementara Bahrumsyah dan Abu Jandal, kedua orang ini kian populer dan berani muncul dalam video yang dirilis resmi
oleh ISIS dengan ceramah-ceramahnya.
Abu Walid alias Mohammad Yusop Karim Faiz (Indonesia) |
Wanita
bercadar menyandang senjata,
WNI
Simpatisan ISIS kepingin kembali Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar