NusanTaRa.Com
byJoneDPringgoNDandI, 24/03/2019
byJoneDPringgoNDandI, 24/03/2019
Luhut
Binsar Pandjaitan Menteri Koordinator Bidang
Kemaritiman, mengatakan tahap pertama proyek skala besar dari inisiatif One Belt One Road Cina akan ditandatangani
pada bulan depan. Proyek ini merupakan
satu perwujutan sistem jaringan pembangunan
yang akan mengawasi dan mewujutkan meliputi
pengembangan pertahanan, ekonomi, regional, transportasi, budaya dan
sebagainya menjadi satu system yang utuh dan terkoordinasi dengan baik.
Adapun pada pertemuan Global Maritime Fulcrum Belt And Road Initiatives (GMF –BRI) yang lalu, Cina sudah menyiapkan rancangan
Framework Agreement untuk bekerja sama di Kuala Tanjung, Sumatra Utara (Sumut)
sebagai proyek tahap pertama. Untuk lebih mematangkan, ada beberapa tahap proyek kerja sama
lain yang telah disepakati yang diperkirakan akan mengokohkan sistem one belt tersebut, seperti Kawasan Industri Sei Mangkei dan kerja sama
strategis pada Bandara Internasional Kualanamu untuk tahap kedua.
Kemudian,
pengembangan energi bersih di kawasan Sungai Kayan, Kalimantan Utara (Kaltara),
pengembangan kawasan ekonomi eksklusif di Bitung, Sulawesi Selatan (Sulsel),
dan Kura-Kura Island di Bali. “ Tahap
pertama hampir selesai dengan nilai proyek beberapa miliar dolar AS yang akan
ditandatangani pada waktunya dalam satu bulan ke depan ”, Ujar SiDin
Luhut, Kamis malam, 21 Maret 2019.
Pada umumnya kawasan atau proyek pengembangan yang akan di realisasikan itu telah mendapat peninjauan oleh kedua belah pihak bahkan ada yang telah sampai pada tahap SF telah rampung. Beberapa pemerintah bahkan telah ada yang mengusulkan proyek daerah tertentu yang akan mendukung kesempurnaan proyek tersebut jika terwujutkan karena di anggap proyek yang melingkupi bidang yang besar dan jangka waktu yang panjang.
Secara
umum, berdasarkan pengajuan bisnis, Pemerintah Indonesia menawarkan dua
kelompok proyek prioritas. Kelompok pertama mencakup empat koridor wilayah
yakni di Sumut, Kaltara, Sulawesi Utara (Sulut), dan Bali. Sementara itu, kelompok kedua terdiri atas
beberapa proyek di Sumatra Selatan (Sumsel), Riau, Jambi, dan Papua.
“ Kita terus berunding, kita tidak ingin diatur
semua, mereka harus comply (tunduk) dengan empat ketentuan yang kita buat. Ada
added value, tekonologi first class, transfer teknolofgi, dan menggunakan
sebanyak mungkin tenaga kerja Indonesia
”, Ujar SiDin Luhut.
Luhut
menegaskan proyek yang dikerjasamakan tersebut murni dilakukan secara
Business-to-Business (B2B). Kehadiran Pemerintah Indonesia dan Cina disebut
hanya untuk memfasilitasi bertemunya masing-masing badan usaha antara kedua
negara. Adapun kerja sama dilakukan pada badan usaha swasta, Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), maupun perguruan tinggi.
Contohnya,
proyek Kura-Kura Island yang akan dilakukan antara Institut Teknologi Bandung
(ITB) di Indonesia dan Universitas Tsinghua di Beijing. Kerja sama ini pun
tidak terbatas pada badan usaha di Cina saja, melainkan juga pengusaha luar
negeri seperti Jerman dan Jepang yang beroperasi di negara tersebut.
Pidana, Rr. Ariyani Yakti Widyastuti, Kompas.Co, Jumat, 22 Maret 2019
Pidana, Rr. Ariyani Yakti Widyastuti, Kompas.Co, Jumat, 22 Maret 2019
One
Belt One Save Global,
Satu jaringan sabuk Pengembangan
Total
Tidak ada komentar:
Posting Komentar