NusanTaRa.Com
byIndaHPalloranG, 23/11/2018
" Saya berasal dari Indonesia. Saya telah menyaksikan dampak deforestasi terkait ulah perusahaan perkebunan sawit nakal yang menyebabkan kota-kota kami tercekik oleh kabut asap kebakaran hutan. Saya di sini untuk mengirim pesan ke Mondelez bahwa minyak sawit kotor Wilmar telah menghancurkan rumah kami ", Ujar SiDin Waya Maweru asal Sulawesi Utara. Kapal kargo Stolt Tenacity membawa minyak sawit dari kilang penyulingan Wilmar di Dumai, Riau. Kilang itu juga menampung pasokan minyak sawit Bumitama, Djarum, keluarga Fangiono, dan Gama. Wilmar pemasok dari dua kilang, termasuk kilang Multi Nabati Sulawesi milik Wilmar yang diduduki Greenpeace 09/2018.
byIndaHPalloranG, 23/11/2018
Enam Relawan Greenpeace International yang berasal
Indonesia (Lahabing pimpinan), Jerman,
Inggris, Prancis, Kanada, dan Amerika Serikat melakukan aksi damai memprotes
perusakan hutan di Indonesia dengan menaiki dengan aman dan damai Kapal Stolt
Tenacity yang membawa muatan minyak sawit dari Indonesia ke Eropa. Aktivis Greenpeace tersebut kemudian
ditahan kapten kapal tanker raksasa Stolt Tenacity sepanjang 185 meter, saat aksi damai menaiki kapal kargo yang
sedang pengangkut minyak sawit (crude
palm oil/CPO) milik Wilmar International di Teluk Cadiz, dekat Spanyol.
" Kami memiliki keterbatasan kontak radio
dengan sukarelawan kami dan telah meminta kapten kapal untuk membebaskan mereka
sehingga mereka dapat terus melakukan protes damai terhadap perusahaan seperti
Wilmar yang mengirimkan minyak sawit kotor dari perusak hutan ke 'supermarket'
dan rumah kami ", Ujar SiDin
Esperanza Hannah Martin juru kampanye di kapal Greenpeace yang diterima Antara di Jakarta, Minggu
18/11/2018.
Esperanza mengatakan para aktivis
sebelum ditahan berhasil membentangkan spanduk bertuliskan " Save our Rainforest " (Selamatkan Hutan Hujan Kita) dan
" Drop Dirty Palm Oil " (Hentikan Minyak Sawit Kotor). LaHabing Greenpeace asal Indonesia mengatakan, “ Kebijakan Indonesia untuk meningkatkan
produksi CPO dengan merusak hutan tidak bisa ditolerir karna merusak masa
depan, tapi penanganan Sawit/usaha dengan
baik dan pemanfaatan lahan peruntukan yang terabaikan “, Ujar SiDin LaHabing.
Aktivis Greenpeace ditahan saat duduki
Kapal Kargo Minyak saat ikut aksi di atas
kapal kargo minyak sawit yang digagas Greenpeace di Sulawesi Utara, beberapa
waktu lalu. Meski sebelumnya kapten
kapal tersebut telah diberitahu melalui saluran radio VHF tentang protes damai
dan tanpa kekerasan itu, namun tetap
menahan para relawan di salah satu kabin kapal kargo.
Wilmar adalah pemasok utama minyak
sawit untuk sebuah perusahaan raksasa makanan ringan, yaitu Mondelez, yang
merupakan salah satu pembeli minyak sawit terbesar di dunia dan menggunakan
minyak sawit tersebut di banyak produknya yang paling terkenal, termasuk
biskuit Oreo, cokelat Cadbury, dan biskuit Ritz.
Investigasi terbaru Greenpeace
International menemukan bahwa pemasok minyak sawit Mondelez telah menghancurkan
70.000 hektare hutan di seluruh Asia Tenggara dalam dua tahun dan juga
menemukan bukti terkait dengan persoalan kebakaran hutan, mempekerjakan
anak-anak, eksploitasi pekerja, penebangan ilegal, hingga perampasan tanah.
" Minyak sawit dapat diproduksi tanpa merusak
hutan. Lebih dari satu juta orang di seluruh dunia menuntut tindakan nyata. Sekarang saatnya bagi Mondelez dan merek
rumah tangga lainnya untuk mendengarkan seruan
mereka untuk menjauhi Wilmar hingga terbukti minyak sawitnya bersih ", Ujar SiDin LaHabing (Kiki Taufik)
Kepala Kampanye Hutan Global Greenpeace Asia Tenggara.
" Saya berasal dari Indonesia. Saya telah menyaksikan dampak deforestasi terkait ulah perusahaan perkebunan sawit nakal yang menyebabkan kota-kota kami tercekik oleh kabut asap kebakaran hutan. Saya di sini untuk mengirim pesan ke Mondelez bahwa minyak sawit kotor Wilmar telah menghancurkan rumah kami ", Ujar SiDin Waya Maweru asal Sulawesi Utara. Kapal kargo Stolt Tenacity membawa minyak sawit dari kilang penyulingan Wilmar di Dumai, Riau. Kilang itu juga menampung pasokan minyak sawit Bumitama, Djarum, keluarga Fangiono, dan Gama. Wilmar pemasok dari dua kilang, termasuk kilang Multi Nabati Sulawesi milik Wilmar yang diduduki Greenpeace 09/2018.
Negara di kawasan tropis telah
menghasilkan lebih banyak emisi gas rumah kaca setiap tahun daripada seluruh
Uni Eropa, mengungguli setiap negara kecuali Amerika Serikat dan Tiongkok. Oktober 2018, Panel Antar pemerintah
tentang Perubahan Iklim (IPCC) menyerukan penghentian deforestasi untuk membatasi suhu global yang
meningkat menjadi 1,5 derajat celcius.
Forestry harus diawasi,
Kerusakan hutan meningkatkan suhu
bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar