NusanTaRa.Com
byMcDonalDBiunG, 21/7/2018
byMcDonalDBiunG, 21/7/2018
Meluasnya
tragedi kerusuhan yang dikarenakan sengekta hasil pemilu di Papua New
Guinea disikapi Perdana Menteri Nugini Peter 0’Neill tentunya untuk menciptakan
kondisi lebih kondusip dengan memberlakukan keadaan darurat 9 bulan di Provinsi
Southern Highlands. Semua ini dilakukan
untuk menciptakan kondisi aman sehingga pemerintahan dapat berjalan dengan
normal dan masyarakat aman serta dapat menerima segala putusan Negara dengan
baik, hingga pemerintahan wilayah dapat menjalankan aktipitas pemerintahannya
dengan baik.
Pemberlakukan
keadaan darurat tersebut otomatis menonaktipkan pemerintahan Provinsi yang
kemudian diambil alih oleh pemerintah pusat Papua New Guinea, keputusan
pengambila alihan kuasa wilayah tersebut diikuti dengan pengerahan pasukan serta penegak hukum untuk
membantu meredakan dampak kerusuhan. “ Situasi sedang dipulihkan di Provinsi ini dan
hari ini kami ingin meminta maaf kepada seluruh warga Papua Nugini atas
kejadianbaru-baru ini “, Ujar SiDin O’Niell sebagaimana dilansir dari
CNN, 18 Juni 2018.
Kerusuhan
di Papua New Guinea di awali ketika para penguunjuk rasa turun ke jalan di
Mendi ibu kota Provinsin Southern Highlands Kamis, 14 Juni 2018. Para
demonstran tersebut menyuarakan penolakan mereka atas hasil kepetusan
pengadilan yang memberikan kemenangan gubernur regional William Powi, atas
sengketa kasus hasil pemilu yang diduga
ada kecurangan dalam penghitungan hasil suara.
Tidak
hanya itu demonstran melakukan pembakaran rumah Powi dan gedung pengadilan
setempat di kota Mendi dan menghancurkan
satu pesawat milik maskapai nasional, Air Nugini di Bandara. Beruntung tidak ada korban saat dilakukan pembakaran
pesawat Dash 8 tersebut. Maskaai Air
Nugini menyatakan kru pesawat yang
dihancurkan dan dibakar perusuh selamat dan sudah kembali ke Port
Moresby, ibukota Papua Nugini.
Joseph
Tondop, komandan polisi setempat mengatakan, para demonastran semakin bertambah
brutal setelah membakar pesawat dan gedung pengadilan setempat. “
Beberapa perusuh membawa pisau dan batu kecil “, Ujar SiDin Tondop. Tondop mengatakan pasukan pertahhanan Negara telah
mengirim 100 pasukan ke wiilayah tersebut dan 200 lainnya sedang dalam
perjalanan. Belum ada korban yang dapat
dilapoorkan.
Kekerasan
kerap terjadi di wilayah pedalaman yang dipicu perselisihan suku dan tanah.
Kelompok bersenjata yang marah atas hasil pengadilan terhadap pemilihan
gubernur telah membakar pesawat terbang, menjarah gudang, dan membakar gedung
di Mendi, ibu kota Provinsi Southern Highlands, pekan ini. "
Polisi akan menyelidiki setiap penghasut, dan setiap orang yang terlibat
dalam kerusuhan ", Ujar SiDin Peter O’neill .
Thomas
Eluh, seorang mantan polisi dan yang bertindak sebagai pengelola di provinsi
tersebut, telah diberikan mandat darurat konstitusional. O'Neill mengatakan
polisi sebanyak 300 orang, termasuk regu mobil, segera dikerahkan, bersama
dengan penyelidik kriminal.
Papua
Nugini Negara yang terletak di Pasifiik selatan, Sebelah timur Pulau Papua
dihuni sekitar 8 juta jiwa
penduduk, kaya akan sumberdya alam akan
menjadi tuan rumah forum Keraja sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada November
mendatang. Negara Papua New Guinea
menyatakan kemerdekaannya sejak 16
September 1975, dngan bahasa utamanya Bahasa Inggris dan Tok Phisin, sejak
kemerdekaan talah berjuang untuk
menegakkan demokrasi dengan melawan kekerasan dan pelanggaran hukum serta
perbedaan antara warga yang tidak adil.
Demonstran membakar pesawat,
Peter O'neill memberlakukan keadaan Darurat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar