Senin, 25 Juni 2018

PUTUSAN PENGADILAN SENGKETA PEMILU DI PAPUA NEW GUINEA MENJADI KERUSUHAN DAN PEMBERLAKUAN DARURAT 9 BULAN.

NusanTaRa.Com
byMcDonalDBiunG, 21/7/2018



Meluasnya  tragedi kerusuhan yang  dikarenakan sengekta hasil pemilu di Papua New Guinea disikapi Perdana Menteri Nugini Peter 0’Neill tentunya untuk menciptakan kondisi lebih kondusip dengan memberlakukan keadaan darurat 9 bulan di Provinsi Southern Highlands.  Semua ini dilakukan untuk menciptakan kondisi aman sehingga pemerintahan dapat berjalan dengan normal dan masyarakat aman serta dapat menerima segala putusan Negara dengan baik, hingga pemerintahan wilayah dapat menjalankan aktipitas pemerintahannya dengan baik.

Pemberlakukan keadaan darurat tersebut otomatis menonaktipkan pemerintahan Provinsi yang kemudian diambil alih oleh pemerintah pusat Papua New Guinea, keputusan pengambila alihan kuasa wilayah tersebut diikuti dengan  pengerahan pasukan serta penegak hukum untuk membantu meredakan dampak kerusuhan.     Situasi sedang dipulihkan di Provinsi ini dan hari ini kami ingin meminta maaf kepada seluruh warga Papua Nugini atas kejadianbaru-baru ini   “,  Ujar SiDin O’Niell sebagaimana dilansir dari CNN, 18 Juni 2018.

Kerusuhan di Papua New Guinea di awali ketika para penguunjuk rasa turun ke jalan di Mendi ibu kota Provinsin Southern Highlands Kamis, 14 Juni 2018.    Para demonstran tersebut menyuarakan penolakan mereka atas hasil kepetusan pengadilan yang memberikan kemenangan gubernur regional William Powi, atas sengketa kasus hasil pemilu  yang diduga ada kecurangan dalam penghitungan hasil suara. 

Tidak hanya itu demonstran melakukan pembakaran rumah Powi dan gedung pengadilan setempat di kota Mendi  dan menghancurkan satu pesawat milik maskapai nasional, Air Nugini di Bandara.    Beruntung tidak ada korban saat dilakukan pembakaran pesawat Dash 8 tersebut.  Maskaai Air Nugini menyatakan kru pesawat yang  dihancurkan dan dibakar perusuh selamat dan sudah kembali ke Port Moresby, ibukota Papua Nugini.

Joseph Tondop, komandan polisi setempat mengatakan, para demonastran semakin bertambah brutal setelah membakar pesawat dan gedung pengadilan setempat.     Beberapa perusuh membawa pisau dan batu kecil  “, Ujar SiDin Tondop.  Tondop mengatakan pasukan pertahhanan Negara telah mengirim 100 pasukan ke wiilayah tersebut dan 200 lainnya sedang dalam perjalanan.  Belum ada korban yang dapat dilapoorkan.

Kekerasan kerap terjadi di wilayah pedalaman yang dipicu perselisihan suku dan tanah. Kelompok bersenjata yang marah atas hasil pengadilan terhadap pemilihan gubernur telah membakar pesawat terbang, menjarah gudang, dan membakar gedung di Mendi, ibu kota Provinsi Southern Highlands, pekan ini.   "  Polisi akan menyelidiki setiap penghasut, dan setiap orang yang terlibat dalam kerusuhan  ",  Ujar SiDin Peter O’neill .

Thomas Eluh, seorang mantan polisi dan yang bertindak sebagai pengelola di provinsi tersebut, telah diberikan mandat darurat konstitusional. O'Neill mengatakan polisi sebanyak 300 orang, termasuk regu mobil, segera dikerahkan, bersama dengan penyelidik kriminal.

Papua Nugini Negara yang terletak di Pasifiik selatan, Sebelah timur Pulau Papua dihuni sekitar 8  juta jiwa penduduk,  kaya akan sumberdya alam akan menjadi tuan rumah forum Keraja sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada November mendatang.  Negara Papua New Guinea menyatakan kemerdekaannya sejak  16 September 1975, dngan bahasa utamanya Bahasa Inggris dan Tok Phisin, sejak kemerdekaan talah  berjuang untuk menegakkan demokrasi dengan melawan kekerasan dan pelanggaran hukum serta perbedaan antara warga yang tidak adil.


Demonstran membakar pesawat, 
Peter O'neill memberlakukan keadaan Darurat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...