NusanTaRa.Com
byMuhammaDNunukaN, 21/5/2018
Kain batik produk budaya bangsa,
Pemasaran Batik Indonesia di Luar negeri tertinggi.
byMuhammaDNunukaN, 21/5/2018
Kamis (17/5/2018), Kemenperin dalam siaran persnya mengungkapkan batik sudah menjadi mesin penggerak ekonomi nasional, karena sandang Batik bukan cuma mendapat tempat di dalam negeri bahkan katanya lagi bahwa Produk Industri Batik Nasional berhasil menguasai pasar dunia pada 2017. Nilai ekspor batik dan produk turunannya pada 2017 mencapai AS $58,46 juta dengan pasar tujuan Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa dan kemungkinan peluang pasar untuk beberapa negara lagi masih tinggi.
Trend pertumbuhan pangsa pasar Batik di luar negeri cukup membaaik dan hal ini perlu diberdayakan agar masyarakat pengrajin Batik bisa lebih menikmati hasilnya, " Industri batik nasional memiliki daya saing komparatif dan kompetitif di pasar internasional ", Ujar SiGaluh Gati Wibawaningsih Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM). Gati pun ingin industri batik nasional meningkatkan pangsa pasarnya di dunia. Meski menguasai pasar, pasar batik Indonesia di luar negeri belum mencapai 2 persen dari pasar produk pakaian jadi di dunia saat ini yang bernilai sekitar AS $442 miliar.
Sejarah pembuatan kain tradisional sudah ada sejak kurang lebih 3.000 tahun lampau, khususnya di Jawa, kain tenun tradisional yang sudah tumbuh dan berkembang baik adalah Batik atau lurik sudah menjadi kerajinan dan pencaharian masyarakat. Pemerintah pun akan proaktif membantu para perajin batik untuk meningkatkan kwalitas dan nilai produk ekspornya, mumpung belum banyak saingan. " Batik Indonesia tidak ada saingannya, karena khas. Tiongkok dan Malaysia tidak bisa buat yang seperti kita, berbeda batiknya ", Ujar SiGaluh Gati , Selasa (15/5/2018).
Produk batik nasional sebenarnya masih potensial di dalam negeri dengan jumlah pangsa pasar mencapai 90 persen, terlebih saat ada momen penting seperti Lebaran yang bisa meningkatkan penjualan batik hingga 15 persen, tidak heran para perajin baru mengincar pasar ekspor setelah ada sisa. Meski pasaran Batik di Luar negeri juga dihasilkan negara lain sperti Tiangkok, Malaysia, India dan Filipina tapi peluang kita masih lebih baik, batik Tiongkok kebanyakan produk cetak dan motifnya kurang berkembang dan batik Malaysia sangat berbeda dengan Indonesia. " Batik sebenarnya cuma kita, tidak ada saingan. Malaysia coba-coba bikin batik, tapi mereka melukis, bukan membatik, beda sekali ", Ujar SiGaluh Gati.
Trend pertumbuhan pangsa pasar Batik di luar negeri cukup membaaik dan hal ini perlu diberdayakan agar masyarakat pengrajin Batik bisa lebih menikmati hasilnya, " Industri batik nasional memiliki daya saing komparatif dan kompetitif di pasar internasional ", Ujar SiGaluh Gati Wibawaningsih Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM). Gati pun ingin industri batik nasional meningkatkan pangsa pasarnya di dunia. Meski menguasai pasar, pasar batik Indonesia di luar negeri belum mencapai 2 persen dari pasar produk pakaian jadi di dunia saat ini yang bernilai sekitar AS $442 miliar.
Sejarah pembuatan kain tradisional sudah ada sejak kurang lebih 3.000 tahun lampau, khususnya di Jawa, kain tenun tradisional yang sudah tumbuh dan berkembang baik adalah Batik atau lurik sudah menjadi kerajinan dan pencaharian masyarakat. Pemerintah pun akan proaktif membantu para perajin batik untuk meningkatkan kwalitas dan nilai produk ekspornya, mumpung belum banyak saingan. " Batik Indonesia tidak ada saingannya, karena khas. Tiongkok dan Malaysia tidak bisa buat yang seperti kita, berbeda batiknya ", Ujar SiGaluh Gati , Selasa (15/5/2018).
Produk batik nasional sebenarnya masih potensial di dalam negeri dengan jumlah pangsa pasar mencapai 90 persen, terlebih saat ada momen penting seperti Lebaran yang bisa meningkatkan penjualan batik hingga 15 persen, tidak heran para perajin baru mengincar pasar ekspor setelah ada sisa. Meski pasaran Batik di Luar negeri juga dihasilkan negara lain sperti Tiangkok, Malaysia, India dan Filipina tapi peluang kita masih lebih baik, batik Tiongkok kebanyakan produk cetak dan motifnya kurang berkembang dan batik Malaysia sangat berbeda dengan Indonesia. " Batik sebenarnya cuma kita, tidak ada saingan. Malaysia coba-coba bikin batik, tapi mereka melukis, bukan membatik, beda sekali ", Ujar SiGaluh Gati.
Batik bisa menjadi bahan baku bagi industri pakaian jadi dunia, meski produk jadi batik pun tetap punya peminat di luar negeri, pemerintah akan tetap meningkatkan kemampuan perajin batik di dalam negeri. Kemenperin antara lain juga bakal menerapkan standar produk (untuk ekspor), membantu pengadaan mesin dan peralatan produksi, serta menggelar ajang promosi melalui pameran di dalam dan luar negeri.
Untuk mendukung perkembangan Produk dan pemasaran Batik Nasional pemerintah menyelenggarakan Pameran Batik Warisan Budaya XII dengan Thema " CERIA PESONA BATIK MADURA " di Plaza Pameran Industri, Jakarta. Pameran yang digagas bersama Yayasan Batik Indonesia (YBI) ini di ikuti 48 perajin Batik binaan YBI yang turut memamerkan produknya yang mayoritas menggunakan zat pewarna alami dan ramah Lingkungan, menjadi ajang promosi para perajin batik dalam negeri dan berakhir Jumat 18/mei/2018.
Kebetulan pasar dunia sangat peduli pada produk yang ramah lingkungan atau eco-product. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin pun menjelaskan ada inovasi baru pewarnaan kain bernama " teknik ringkel " yang ditemukan Balai Kerajinan dan Batik (BBKB). Ngakan Timur Antara (Kepala BPPI Kemenperin) menjelaskan bahwa teknik baru ini merupakan pengembangan dan penggabungan dua teknik ; smock (menjahit dan menyulam tangan) dan tritik jumputan (proses pewarnaan rintang dengan menggunakan bahan seperti tali atau benang sehingga bisa menampilkan corak tertentu), " Prosesnya, kain dicelup atau diwarna, dan dibuka jahitannya. Setelah dibuka akan menghasilkan motif-motif yang indah ", tambahnya.
Tehnik Ringkel bahasa Jawa Tekstur Berkerut dengan proses tersebut BBKB yang berbasis di Yogyakarta telah menemukan 23 desain motif baru dan Teknik ini mampu menghasilkan kain batik yang tahan luntur pada apapun dan punya daya tahan (awet) sebagaimana kata Ngakan.
Kain batik produk budaya bangsa,
Pemasaran Batik Indonesia di Luar negeri tertinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar