NusanTaRa.Com
byBambanGBiunG, 24/12/2017
byBambanGBiunG, 24/12/2017
Banyak negeri-negeri di Asia yang
baru merdeka pasca Perang Dunia II, tumbuh Politik Dinasti yang menjadi satu ciri khas dalam mewujutkan pemerintahan
mereka., diantaranya di Pakistan punya klan Bhutto, Korea Selatan klan
Park—yang baru dilengserkan Maret 2017 lalu, dan Filipina klan Aquino. Reputasi politik mereka bisa dilacak ke
kedudukan sosial masing-masing klan sebagai bagian dari elit terdidik pada masa
kolonial yang turut berperan besar dalam proses dekolonisasi atau modernisasi
ekonomi (keluarga Park dan Lee Kuan Yew), kedua peran terakhir ini seringkali menjadi sumber dan modal
popularitas yang mewujutkan dinasty.
Lee Kuan Yew berkuasa antara 1971
hingga 1990 di Singapura. Dianggap
sukses mewujutkan Singapura sebagai Negara yang maju bhkan sebagian kalangan
memuji pemerintahannya yang telah menyulap Singapura dari kampung kumuh ke kota
metropolis, sebagaimana judul biografinya: From Third World to First, di sisi lain dalam mewujutkan kecemerlangan
itu tak sedikit pula yang menyoroti sikap
otoriter dirinya dalam menegakkannya seperti pemberangusan kebebasan berbicara
dan hak-hak sipil lainnya.
Rumor yang berkembang di masyarakat Singapura terkait keluarga mendiang Lee Kwan
Yu dalam kesiapan suksesi
kepemimpinan Singapura Pasca-Lee Hsien Loong, meski cekcok rumor ini oleh kantor perdana menteri
telah disangkal bahwa Lee Hsien Loong
tengah mempersiapkan putranya Lee Hongyi sebagai penerus. Tapi mulusnya karir sang putra, dari
prajurit ke GovTech, lembaga resmi pemerintah yang mengurusi pemanfaatan
teknologi informasi untuk meningkatkan layanan public bagi sebagian pengamat
suatu langkah menuju kearah 2021 nanti.
Hongyi pernah bertugas sebagai kepala peleton satuan
angkatan bersenjata Singapura awalnya,
kemudian ke Amerika Serikat untuk kuliah di Massachusetts Institute of
Technology dan kemudian bekerja di Google.
Hongyi pernah mengirim email kepada perwira tinggi, memprotes ketiadaan
tindakan yang diambil kepada seorang rekannya yang absen tanpa izin dari
penugasan, yang dianggap sebagian kalangan masyarakat sebaga bentuk privile se, ketika ia menjalani wajib
militer.
Cekcok lain Putra-putri Lee Kuan Yew di Facebook, terkait rumah warisan sang bapak,
Lee Kuan Yew, yang meninggal pada 2015 lalu. Mendiang Lee Kuan Yew dalam wasiatnya, meminta agar rumah tersebut
dihancurkan. Lee Hsien Loong perdana
menteri Singapura saat in tidak menyetujui wasiat tersebut bahkan bersikeras
agar dipertahankan dan dijadikan onumen, meski
Anak tengah dan bontot Lee Kwan Yew, Lee Wei Ling dan Lee Hsien telah mendesak sang kakak untuk melaksanakan
wasiat tersebut.
Cekcok ini merupakan yang ketiga dalam dua tahun terakhir. Pada Maret 2016, Lee
Wei Ling memprotes rencana peringatan besar-besaran atas kematian sang ayah.
Melalui akun Facebook-nya, seperti dikutip Asia One, ia mengatakan perayaan itu
mengingatkannya pada kunjungan sang bapak ke Tiongkok pada 1976: “Perayaan itu
sangat dibikin-bikin. Ayahku tak terkesan. Kami orang Singapura, kebal emosi
yang berlebihan dan tidak wajar. Papa hanya melambai ke anak-anak, seperti yang
akan dia lakukan di Singapura.”
Channel News Asia, Senin
(19/06/2017), melaporkan Lee Hsien Loong
meminta maaf kepada publik atas keributan yang
biasa terjadi dalam lingkungan keluarganya, ditenggarai bahwa keributan tersebut dapat menjadi bola liar yang berpotensi
mendorong mosi tidak percaya di parlemen.
Lee Hsien Loong menjabat PM Singapura sejak 2004., dia
politikus paling populer People
Action Party yang berkuasa selama lima decade
dengan perolehan suara 70 % dalam pemilu terakhir. Kemenangan Loong diduga akibat simpati publik
atas kematian ayahnya. Pemerintahan
Loong tengah mendapat sorotan luas dari
publik terkait kinerja beberapa perusahaan publik seperti Singapore Airlines
disebut-sebut keok dalam persaingannya dengan maskapai penerbangan Tiongkok dan
negeri-negeri Teluk, isu imigrasi, dan transportasi publik.
Dua anak Lee Kuan Yew lainnya tak
berpolitik. Lee Wei Ling, anak kedua, adalah ahli saraf yang sempat mengepalai
National Neuroscience Institute dan pernah menjadi kolumnis tetap di edisi
minggu harian Straits Times. Adapun Lee Hsien Yang, putra bungsu, memulai karir
di militer Singapura dan menjadi perwira tinggi. Hingga 2007 ia memimpin
Singapore Telecom, perusahaan telekomunikasi terbesar Singapura. Setelahnya, ia
memilih tidak bekerja untuk perusahaan manapun yang terkait pemerintah—yang
sebagian dikuasai iparnya melalui Temasek.
Singapura maju karena ekonominya bagus.
Lee Kuan Yew Pemimpin Asia Tenggara yang sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar