NusaNTaRa.Com
byMuhammaDBakkaranG, S e n i n, 1 9 S e p t e m b e r 2 0 2 2
Potret Batavia tempo doeloe. |
Batavia sendiri diketahui merupakan nama asli dari
kawasan Kota Tua Jakarta. Anies mengatakan saat ini kawasan tersebut telah
kembali dibuka. " Jadi ini adalah pembukaan kembali kawasan
Kota Tua Jakarta. Kawasan Kota Tua ini kita namai kawasan Batavia sebagaimana
nama aslinya dulu. Ini adalah Batavia
", Ujar SiDim Anies
Baswedan Laji. "
Hampir 400 tahun keberadaan tempat ini, bangunan-bangunannya berusia
cukup panjang, jadi perjalanan ke sini adalah sebuah perjalanan merasakan masa
lalu tetapi konsepnya konsep yang modern
", Ujar SiDin Laji.
Lebih lanjut, Anies menyebut kawasan Kota Tua yang
telah direvitalisasi menjadi jalur pedestrian akan memberikan banyak ruang bagi
pejalan kaki. Dia berharap masyarakat dapat merasakan perjalanan lintas waktu
saat berkunjung ke Kota Tua. " Di sisi lain kita juga menyaksikan dengan
dibangun sebagai kawasan pejalan kaki yang luas sekali dan dengan jalur sepeda
nantinya kita berharap warga datang ke sini bisa menikmati perjalanan kota ini
lintas waktu ", Ujar SiDim Anies Baswedan dengan Plabomoranya (Hebatnya).
Anies Baswedan
Gubernur DKI Jakarta dalam
program merevitalisasi Kota Tua
Jakarta akan menjadikan
khusus jalur pedestrian kawasan rendah emisi atau low emission zone
(LEZ), Anies pun mengubah nama kawasan
Kota Tua menjadi “Batavia”. Proyek
revitalisasi kawasan kota tua di
khususkan pengembangan pedestrian untuk pejalan kaki dan sepeda di Jl
Ketumbar dan Jl Lada yang dulunya aspal, kini diubah menjadi jalur
pedestrian sehingga akan menunjang keberadaan Kota Tua sebagai kawasan Wisata Jukarta.
Revitalisasi Kawasan Kota Tua menelan biaya Rp 102
miliar. Anggaran revitalisasi bukan berasal dari APBD DKI, melainkan melalui
skema Surat Persetujuan Penunjukan Penggunaan Lokasi atau Lahan (SP3L) dari
tiga perusahaan. " Jadi dilakukan konversi dari jalan yang
semula untuk roda diubah menjadi jalan yang untuk kaki dan sepeda. Kawasan zona
emisi rendah sudah diterapkan sejak Februari tahun lalu. Jadi sudah berjalan
1,5 tahun Kota Tua sebagai kawasan rendah emisi. Ini yang akan kita pertahankan
terus ", Ujar SiDin Anies Baswedan dengan Plabomoranya
(hebatnya) dalam sambutannya di acara
pembukaan kembali kawasan Kota Tua dan Groundbreaking CP202 MRT, di Kota Tua,
Jakarta Barat, Sabtu (10/10/2022).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengubah nama kawasan
wisata Kota Tua kembali menjadi Batavia,
Batavia sendiri merupakan nama
yang diambil dari suku di Belanda. Batavia
atau Batauia adalah nama yang diberikan oleh orang Belanda kepada koloni dagang
yang sekarang tumbuh menjadi Jakarta. Batavia
didirikan di pelabuhan bernama Jayakarta yang direbut dari kekuasaan Kesultanan
Banten, sebelum Banten
bandar ini dikenal sebagai Kalapa
atau Sunda Kalapa dan merupakan salah satu titik perdagangan Kerajaan Sunda.
Sejarah ke
Bataviaan ini bermula dari kota
pelabuhan inilah VOC mengendalikan perdagangan dan kekuasaan militer dan
politiknya di wilayah Nusantara. Nama
Batavia dipakai sejak sekitar 1621 sampai 1942, ketika Hindia-Belanda jatuh ke
tangan Jepang. Batavia diambil
dari nama sebuah suku Germanik yang bermukim di tepi sungai Rhein pada
zaman Kekaisaran Romawi sehingga bangsa Belanda dan sebagian bangsa Jerman
adalah keturunan dari suku ini.
Batavia juga merupakan nama sebuah kapal layar
tiang tinggi yang cukup besar buatan Belanda
pada 29 Oktober 1628, dinakhodai oleh Kapten Adriaan Jakobsz. Tidak jelas sejarahnya, entah nama kapal
tersebut yang merupakan awal dari nama Batavia atau bahkan sebaliknya, pihak
VOC yang menggunakan nama Batavia untuk menamai kapalnya. Kapal tersebut akhirnya kandas di pesisir Beacon
Island, Australia Barat, seluruh
awaknya berjumlah 268 orang kemudian berlayar dengan perahu sekoci darurat menuju
kota Batavia ini.
Salah satu bangun tua di "Kota Tua" Jakarta |
Pieter Both, yang menjadi Gubernur Jenderal VOC
pertama, lebih memilih Jayakarta sebagai basis administrasi dan perdagangan VOC
daripada pelabuhan Banten, karena pada waktu itu di Banten telah banyak kantor
pusat perdagangan orang-orang Eropa lain seperti Portugis, Spanyol kemudian
juga Inggris, sedangkan Jayakarta masih merupakan pelabuhan kecil. Tahun 1611,
VOC membangun satu rumah kayu dengan fondasi beton di Jayakarta sebagai kantor dagang. Kemudian mereka menyewa
lahan sekitar 1,5 hektare di dekat muara di tepi bagian timur Sungai Ciliwung,
yang menjadi kompleks perkantoran, gudang dan tempat tinggal orang Belanda,
serta bangunan utamanya dinamakan Nassau Huis.
Ketika Jan Pieterszoon Coen menjadi Gubernur
Jenderal (1618-1623), ia mendirikan lagi bangunan serupa Nassau Huis yang
dinamakan Mauritius Huis, dan membangun tembok batu yang tinggi, di mana
ditempatkan beberapa meriam. Tak lama kemudian, ia membangun lagi tembok
setinggi 7 meter yang mengelilingi area yang mereka sewa, sehingga kini
benar-benar merupakan satu benteng yang kokoh dan mulai mempersiapkan untuk
menguasai Jayakarta. 30 Mei 1619 Belanda menyerang Jayakarta dan
membumihanguskan keraton serta hampir seluruh pemukiman penduduk dan menguasai
seluruh kota, semula Coen ingin menamakan kota ini Nieuwe Hollandia, tapi De Heeren Seventien di
Belanda menamakannya Batavia untuk
mengenang bangsa Batavieren. Pemerintahan
Indonesia kemudian mengganti namanya menjadi Jakarta, yang merupakan kependekan
dari Jayakarta. Pada 1950.
Bung AniesBaswedan Gubernur DKI Jukarta menyebut pihaknya merancang ulang kawasan Kota Tua di Jakarta menjadi kota masa depan dam nama “Batavia” menjadi namanya, disebut dipilih karena mencerminkan masa lalu, tapi dirancang dan dikemas sebagai kota modern masa depan. " Kota ini kawasan ini disebut Kota Tua, tapi kita rancang ulang sehingga Kota Tua ini menjadi kota masa depan, namanya Batavia mencerminkan masa lalu, tapi konsepnya mencerminkan kota modern masa depan. Itu yang sedang dibangun di tempat ini ", Ujar SiDin Anies Baswedan dengan Plabomoranya (hebatnya) dalam sambutannya di acara pembukaan kawasan Kota Tua dan Groundbreaking CP202 MRT, di Kota Tua, Jakarta Barat, Sabtu (10/10/2022).
Kantor Gubernur Batavia dimasa Belanda
Berawal
dari nama Sunda Kelapa sekarang Jakarta,
A
Baswedan mencolek kembali Batavia jadi nama Kota tua Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar