NusaNTaRa.Com
byMapiroHBorrA, S e l a s a, 2 7 S e p t e m b e r 2 0 2 2
Mbah Lasiyo Sang Professor Pisang Neng Bantul |
Mbah Lasiyo Profesor Pisang atau nama
sebenarnya Lasiyo Saifuddin yang awalnya
hanyalah seorang petani biasa asal Dusun Ponggok, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul. Sebenarnya beliau hanyalah petani biasa yang
dalam pertaniannya kebetulan banyak
memberdayakan tanaman pisang dan berani melakukan berbagai uji coba dalam
pertanian pisangnya, sehingga ia banyak menemukan metode dan tehnik bertani
Pisang yang tak lazaim digunakan di
masyarakat dan cara tersebut memberikan hasil yang jauh lebih baik.
Berawal ketika Gempa melanda Jogja pada tahun
2006, sehingga banyak warga hidup dalam
kesusahan dan ketidak pastian hidup hal ini menggerakkan hati Lasiyo untuk
dapat mengurangi beban warga untuk
mengatasi kesulitan tersebut. Selain
untuk tidak menjadi beban bagi orang
lain dan dapat memberikan semangat bagi sesama warga, kemudian ia mulai membudidayakan tanaman
pisang yang menurutnya saat itu lebih
mudah baik perawatan dan dapat ditanamam dimana saja serta mudah untuk mendapatkan bibitnya.
Pertanian Pisang yang dilaksanakan Lasiyo
dengan pertanian kreatip sehingga ia tidak saja bertani pisang sebagaimana yang
dilakukan petani lain, tetapi ia melakukan berbagai metode dan uji coba
pertanian Pisang yang baru dan berani
sehingga ia sering menemukan penanaman yang lebih produktip dan bermanfaat. Seiring waktu, Lasiyo berhasil menemukan obat
anti hama pisang dan obat perangsang agar pisang cepat berbuah. Sebutan Mba Lasiyo Professor Pisang bukan
Gelar yang ia peroleh dari Universitas
tapi Sebutan yang diberikan masyarakat bahkan tokoh ilmu karena
keberanian dan temuannya atas metode pertanian yang kreatip dan produktip serta
belum ada dalam pertanian pada umumnya.
Selain itu
uji coba sendirinyapun berhasil
menemukan ramuan bahan – bahan
alami yang dapat digunakan sebagai pupuk
alami organik, pestisida alami dan agen
hayati yang manjur. Tergerak akan krisis kehidupan warga Jogya yang menyedihkan
akibat Gempa 2006, Lasiyo kemudian mempunyai ide untuk
memberdayakan warga untuk menanam pohon pisang
kemudian ia mendiskusikannya dengan Kopala Desa Setempat. Ide itu sendiri baru bisa dijalankan pada
akhir 2007, yaitu ketika ia mendapat bantuan pembelajaran dari pemerintah.
Dirinya juga mengajak masyarakat untuk ikut
serta dalam program pembelajaran budidaya tanaman pisang tersebut. "
Ini sebagai usaha untuk kehidupan kita yang terus berlangsung. Kita
tidak akan terlalu menggantungkan hidup pada bantuan orang lain jika punya
tabungan tanaman yang hidup, bisa berbuah, dan bisa dimakan ",
Ujar SiDin Lasiyo, sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Kementerian
Pertanian.
Seiring waktu, Dari Pertanian Pisang Kreatip
yang dilakukan Lasiyo ia berhasil menemukan obat anti hama pisang dan
obat perangsang agar pisang cepat berbuah,
semua itu dibuatnya dari bahan-bahan alami yang ada dikebunya. Namun untuk menemukan kompisisi yang pas,
Lasiyo harus melewati berbagai uji coba yang jumlahnya tidak sedikit, bahkan
ia harus melakukan uji coba
sebanyak tujuh kali untuk memastikan
sebagai metode atau hasil terbaik, "
Kalau mencoba produk apapun, minimal tujuh kali. Setelah yang ketujuh
itu lebih istimewa ", Ujar SiDin Lasiyo Saifuddin dengan Ahmadernya
(Manis).
Ketika ditanya terkait bahan yang digunakan,
ia menjawab bahwa sebagian besar
diperoleh dari kebunya juga berupa
tanaman/nabati yang tak
berguna dari pada dibuang lebih baik
dimanfaatkan. ia memberikan contoh
seperti bahan-bahan yang biasa ia pakai
adalah umbi temu ireng, temulawak, daun misoni, daun sambiloto, dan daun
pepaya. Semua bahan itu kemudian
dipotong kecil-kecil lalu direbus, air
dari hasil rebusan itu masih harus difermentasi selama tiga bulan terlebih
dahulu. Setelah itu, air fermentasi tersebut akan disaring untuk nantinya
digunakan pada proses pembibitan.
"
Pestisida alami itu lebih alami, ramah lingkungan, murah, dan hasil
pisang yang diproduksi nanti lebih menyehatkan
", Ujar SiDin Lasiyo, dikutip dari kanal YouTube Laji. Berkat ramuan tersebut, Mbah Lasiyo pun kini mampu memotong masa pembibitan dari
empat bulan menjadi dua bulan. Selain
itu, ia juga sukses dalam menggenjot kualitas hasil budidaya tanaman pisang
miliknya. Hingga pada saat ini,
sedikitnya ada 18 varietas pisang yang tumbuh subur di Dusun Ponggok, antara
lain seperti raja bagus, raja bulu, pisang susu, kapok kuning, ambon kuning,
dan sebagainya.
Keberhasilannya itu ternyata tak hanya menarik perhatian sejumlah pihak di dalam negeri, tapi sampai mengundang para peneliti dunia untuk datang dan belajar dari dirinya. Para peneliti yang pernah datang dan 'mencuri' ilmu dari Mbah Lasiyo bisa berasal dari Australia, Jepang, Belanda, Thailand, Afghanistan, hingga Italia. Hampir semua dari mereka pun heran melihat metode Lasiyo yang di luar pakem ilmiah namun ternyata berhasil dan Up To Date. Hebatnya lagi, Mbah Lasiyo bahkan diundang ke Italia untuk menjadi pembicara di sebuah konferensi yang dihadiri para peneliti dari 70 negara. Ia diminta untuk mempresentasikan temuan-temuannya dalam budidaya pohon pisang.
Menanam
Pisang menuai buah yang kuning,
Mbah
Lasiyo petani kreatip Sang Professor
Pisang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar