NusaNTaRa.Com
byRyaNSyaHPutrA, K
a m ‘ i s,
0 8 J
u l i 2
0 2 1
Kehidupan
perempuan asal Surabaya Ika Permatasari-Olsen selama 2,5 tahun terakhir penuh
petualangan, bagaimana tidak bersama pasangannya Øyvind Olsen, hidup di atas yacht dan berlayar
dari lautan satu ke lautan lainnya, bahkan
dalam pelayaran tersebut mereka turut CARE membersihkan pantai di Norwegia
Utara dan mengumpulkan lebih 7,5 ton sampah plastic. Kepedulian mereka bermula sekitar Agustus 2020, ketika mereka
berlayar dari Malaga Spanyol ke Norwegia , kemudian mereka bertemu Rolf Høgset, founder In The
Same Boat, lembaga swadaya masyarakat yang punya inisiatif membersihkan pantai
dari sampah.
Hidup
nomaden di atas kapal dijalaninya Ika Permatasari sejak 2018 bersama suami
Oyvind Olsen (warga Norwegia) yang
ketika itu masih bekerja kantoran dalam bidang IT di Surabaya, tadinya enggan
meninggalkan kehidupannya di darat, namun suaminya berusaha meyakinkannya berkali-kali untuk
mencoba. “ Pak Olsen sudah lama tinggal di yacht dan dia
sudah keliling-keliling, terus dia bilang kenapa kita ngga liburan ke yacht aja,
kan gantian, gitu. Akhirnya oke-oke, let
me try ”, Ujar
SiGaluH Ika kepada VOA wawancara
jarak jauh.
" Kami tertarik ikut (aksi bersih pantai)
karena someone have to do it. Kami
mungkin tidak bisa memberikan banyak hal kepada society maupun lingkungan.
Setidaknya kami membantu agar makhluk hidup lain bisa hidup tenang dan tidak
terjebak jaring ikan yang ada di pantai misalnya. Apalagi jika sampah tersebut mulai jadi
mikroplastik yang kemudian masuk ke laut yang pada akhirnya dimakan oleh ikan.
Tentunya kami tidak mau makan ikan yang ada mikroplastiknya ",
Ujar SiGaluh Ika (07/07/2021). Sejak
Agustus tahun lalu sampai saat ini Ika, Olsen dan teman-temannya sudah membersihkan pantai
di utara Norwegia yang meliputi Nordland, Troms dan Finnmark.
" Pernah bersih-bersih di Vega Archipelago yang
termasuk dalam UNESCO World Heritage Site, serta beberapa area di Bodø,
Harstad, pulau Senja, kemudian di Tromsø. Jumlah sampah yang dibersihkan
bervariasi. Seperti di Harstad kami mengumpulkan 5,8 ton sampah selama 3 minggu
kerja dengan 4 orang tim. Di salah satu fjord di pulau Senja kami mengumpulkan
1,7 ton sampah hanya dalam 3 hari. Semua tergantung topografi area, jumlah tim,
dan cuaca. Namun, rata-rata setiap anggota tim bisa mengumpulkan 100 kg - 250
kg per hari ", Ujar SiGaluH Ika Permatasari yang akan berusia 29 tahun pada September
nanti.
Ika
Permatasari bersama teman-teman dari “ In The Same Boat “ berencana akan bersih-bersih pantai wilayah
Finnmark (Kirkenes) bila kasus Covid-19 mereda nanti , sampah-sampah yang
berhasil dikumpulkan tersebut akan diangkut ke perusahaan Ogoori yang ahli
dalam mendaur ulang sampah. Ia pun masih menyimpan harapan bisa berlayar
ke Svalbard, Greenland, Kanada, Selandia Baru
dan Amerika Serikat.
Ika
mengaku senang hidup di atas yacht. Meski cuaca laut tidak selalu ramah, tapi
hidup di yacht lebih asyik terutama saat pandemi seperti saat ini, " Membantu sekali untuk meminimalisir kontak
dengan orang hahaha. Asyiknya lagi
adalah saya bisa pindah-pindah ke tempat lain, ke tempat yang saya suka dan
nggak khawatir rumah lagi. Karena sudah macam keong yang bawa rumah
kemana-mana ", Ujar SiGaluH terbahak-bahak. Tantangan utama hidup di atas kapal adalah cuaca, saat musim dingin di wilayah Norwegia Utara,
pipa pembuangan bisa beku dan suhu di dalam yacht juga bisa drop kalau pemanas
tidak dinyalakan.
Ika
bercerita dia dan Olsen mengaku banyak
pengalaman yang mereka miliki sejak
hidup berlayar di atas yacht. Mulai dari
berkompromi pada perbedaan cara pandang
orang-orang mengenai suatu hal sampai jadi mandiri dalam hal apa saja. Seperti belajar navigasi kapal, bertahan hidup
di saat badai, belajar mengatasi setir manual yang rusak, sampai mengatur
perbekalan selama berlayar, " Sewaktu di Norwegia pun ketika kita di
pelabuhan juga pernah dilewati badai. Badai yang paling bikin merinding selama
ini ketika kami ada di Bay of Biscay dan setir kemudi rusak. Selama 36 jam
harus bawa kapal ke Prancis (Audierne), tidak bisa minum atau makan karena
tidak bisa akses dapur. Goyang parah kapalnya
", Ujar SiGaluH Ika dengan
Plabomoranya (hebatnya).
Ika
beruntung bisa belajar langsung tentang yacht ke Olsen. Karena pria yang dulu bekerja
sebagai Pilot F16 di Royal Norwegian Airforce ini memang hobi berlayar, "
Ketika tidak terbang, hobinya berlayar. Entah itu sewa atau pinjam saudara. Sampai akhirnya memutuskan untuk beli yacht
sendiri dan tinggal di yacht. It is like dream comes true for him ",
Ujar Ika Permatasari. Meski
cuaca di laut tak bisa dipastikan, Ika mengaku lumayan cepat beradaptasi dengan
situasi tersebut, " Seperti
kata petuah orang Norwegia "Det
finnes ikke dårlig vær, bare dårlig klær" yang artinya tidak ada cuaca yang buruk, hanya
baju yang dipakai yang buruk ", Ujar SiGaluH Laji.
Arungi
badai yang penuh nikmat,
Ika
Permatasari mengarungi dan bersihkan Pantai
dgn Yacht.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar