NusanTaRa.Com
byBambanGBiunG, 15/07/2019
byBambanGBiunG, 15/07/2019
Kartu
Pra Kerja merupakan insentif yang diberikan pada anak-anak muda yang baru tamat
dari sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, atau lulusan perguruan
tinggi yang akan mencari kerja. Melalui kartu ini, para lulusan sekolah bisa
mendapatkan program pelatihan keterampilan atau vocational training, yang akan
memudahkan mereka untuk mendapat kerja.
Pengembangan program Kartu Pra Kerja tersebut Menteri Keuangan Sri
Mulyani Indrawati bakal mengalokasikan anggaran sebesar Rp10,3 triliun yang
akan di alokasikan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(RAPBN) 2020.
" Anggarannya yang setidaknya dicadangkan oleh
Menteri Keuangan sebesar Rp10 triliunan ",
Ujar SiDin Hanif Dakhiri Meneteri Ketenagakerjaan RI, usai rapat pagu indikatif
RAPBN 2020 di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 15/07/2019. Kartu Pra Kerja merupakan salah satu “
program jualan “ Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada kampanye Pemilihan Presiden
(Pilpres) 2019, namun beliau belum menjelaskan apakah anggaran tersebut akan
dimasukkan ke Kementerian Ketenagakerjaan atau terbagi ke kementerian lain.
Jika
Perioda sebelumnya Program Jokowi banyak teralokasi pada pembengunan
Inrastruktur maka kedepan bersama Ma,ruf Amin beliau ingin fokus pada
pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Menurut dia, hal tersebut belum benar-benar
diputuskan lantaran konsep kartu tersebut masih difinalisasi lintas
kementerian. " Kami hanya tinggal selesaikan desain yang
tengah dibicarakan di bawah Pak Menko Perekonomian (Darmin Nasution) ", Ujar
SiDin Hanif.
Kedepan
setiap Program yang mengarah ke Pembinaan Peningkatan Sumber Daya Manusia akan
mendapat tambahan anggaran seperti
program Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas dan pendidikan vokasional
yang dikelola Kementerian Ketenagakerjaan. Hanif mengatakan Sri Mulyani sudah merestui
kenaikan anggaran untuk program BLK Komunitas dari Rp1 triliun pada APBN 2019
menjadi Rp2 triliun pada RAPBN 2020.
Meski
belum final tentang skematis kerja Kartu Pra Kerja tersebut tpi Tim Kampanye
Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, sebelumnya pernah mencanangkan dalam dua
skema. Skema pertama menggunakan anggaran negara alias APBN, sebagaimana
sebelumnya pendidikan skill dan vokasi ini sudah banyak dilakukan di
Kementerian Ketenagakerjaan RI dan Kementerian lainnya, sehingga Kartu
Pra-Kerja ini akan mengintegrasikan dan menyempurnakan program-program yang
telah ada.
Skema
kedua adalah menggandeng swasta. Pihak
swasta yang membutuhkan tenaga kerja trampil dan siap pakai akan dilibatkan
sehingga mereka mendapatkan tenaga kerja yang sesuai. Kartu Pra-Kerja ini bukan semata-mata
menjadi tanggungjawab pemerintah tetapi para swasta yang dapat menjadi pendorong perekonomian yang lebih mandiri.
Kendati
begitu, ia belum bisa memberi bocoran berapa kemungkinan kenaikan anggaran
untuk program vokasi pada tahun depan. Namun, ia menekankan penambahan anggaran
juga bisa bertambah dari “ sumbangan “ perusahaan swasta yang terlibat dalam
pengembangan ini. Kebijakan Pemerintah
yang mendukung program pengurangan pajak yang dikenal dengan istilah super
deductiable tax sebesar 200 persen untuk perusahaan yang memberikan pendidikan
vokasi bagi tenaga kerja di Indonesia dan insentif pengurangan pajak mencapai
300 persen bagi perusahaan yang mendirikan pusat riset di Tanah Air.
Naik
bemo naik taksi,
Kartu
Pra-Kerja mendukung ekonomi mandiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar