NusanTaRa.Com
byFarhaMTukirmaN, 02/03/2019
byFarhaMTukirmaN, 02/03/2019
Jembatan
dengan desain rangka baja berwarna merah melengkung diatasnya sebanyak dua ruas
jalan, akan menjadi Ikon baru bagi Ibu
kota Provinsi Papua, Jayapura, yaitu Jembatan Holtekamp dan tak heran masyarakat setempat menjulukinya
Jembatan Merah. Jembatan Holtekamp
membentang di atas Teluk Youtefa, memiliki panjang 732 meter menariknya lagi
bahwa Holtekamp menjadi jembatan
terlebar pertama di Indonesia dengan empat lajur untuk dua jalur. Holtemkamp terletak di kawasan berpantai di sekitarnya, dengan
berlatarkan perbukitan batu kampung Entrotop
menambah keindahan alam ketika melewatinya.
Bentangan
rangka Jembatan Holtekamp dirakit di PT
PAL Surabaya, Jawa Timur, memiliki
berat 2.000 ton dan diangkut dengan menggunakan
kapal tongkang berukuran 300 feet tahun 2017. Menempuh perjalanan berjarak 3.200 kilometer
selama 17 hari dari Surabaya, rangka jembatan itu tiba di Jayapura pada akhir
2017. Proses pembangunan konstruksi jembatan dimulai sejak 2015 sudah selesai dan
hanya menyisakan detail. Presiden Joko
" Jokowi Widodo “ dijadwalkan
meresmikan jembatan senilai investasi Rp1,7 triliun ini pada Maret nanti.
Dirjen
Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto mengatakan jembatan yang menghabiskan biaya pembangunan lebih dari Rp 1 triliun akan menjadi pendorong
pembangunan di Papua. " Info dari Bappeda Provinsi Papua rencana
diresmikan bulan Maret. Moga-moga bulan depan selesai. Info progres dari
teman-teman lapangan seperti itu ",
Ujar SiDin Sugiyartanto NusanTaRa.Com, Rabu (27/2/2019). Jembatan Holtekamp sepanjang 733 meter
dibangun sejak tanggal 9 Mei 2015 lalu dengan
peletakan batu pertama dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi.
Ketika
berada di atas jembatan ini, lanskap hijau perbukitan dan pulau-pulau kecil di Teluk
Youtefa mendominasi bentang alam. Deburan ombak pantai yang bersambung
terdengar dari atas jembatan seakan kita ditengah laut, Hiasan kampung Apung nelayan menghiasi salah satu sudut
pemandangan dari atas jembatan itu. “ Kalau yang senang swafoto, lokasi ini sangat
pas ", Ujar SiDin Rizki Dianugrah berpromosi, disamping itu masyarakat
yang melewati jembatan bisa singgah di Pantai Hamadi yang berada di sekitarnya.
Jembatan
ini juga diharapkan menghidupkan perekonomian daerah sekitarnya karena posisi
jembatan menghubungkan jalan-jalan lingkar Papua, jalan menuju perbatasan
seperti Skouw, Pos perbatasan antarnegara di Distrik Muara
Tami, dan jembatan ini telah memangkas separuh saja sehingga hanya tinggal satu jam 20 menit waktu tempuh. Pos perbatasan selama ini dikenal menjadi tempat
transaksi antara warga Papua Nugini dan Indonesia.
Jembatan
ini akan memangkas jarak tempuh hingga 17 kilometer (km) antara Hamadi dan
Holtekamp sehingga tidak melintasi wilayah Entrotop yang berada diperbukitan
batu. Hal ini berpengaruh pada waktu
tempuh dari Kota Jayapura ke Muara Tami yang akan menuju Pos Lintas Batas
Negara (PLBN) Skouw yang sebelumnya membutuhkan waktu 2,5 jam, nanti bisa menjadi
60 menit.
Jembatan
Holtekamp diklaim bisa bertahan sampai 1.000 tahun kemudian. Dari uji ketahanan
gempa, jembatan ini mampu bertahan dari guncangan berkekuatan 7,0 SR. "
Kita harapkan akan menumbuhkan titik perekonomian baru di Jayapura dan
sekitarnya karena dapat memperpendek jarak dari Kota Jayapura ke Skouw ",
kata Jokowi saat meninjau, tahun lalu.
Pemerintah
juga telah membangun pasar-pasar sebagai tempat perbelanja masyarakat seperti
di Skouw dan Wutung, selain menjadi
pusat belanja masyarakat Papua Warga Papua Nugini juga sering berbelanja barang-barang produk
Indonesia seperti minuman kemasan dan makanan ringan, sehiingga pada hari
tersebut daerah perlintasan cukup ramai.
" Hari pasarnya Senin dan Kamis ",
Ujar SiDin Ebis, pedagang
kelontong yang sudah empat tahun berjualan di pasar itu.
Dari
Jayapura ke Papua New Guinea,
Melintasi Jembatan
Holtekamp keindahan pantai Youtefa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar