NusanTaRa.Com
byBakuINunukaN, 28/03/2019
byBakuINunukaN, 28/03/2019
Berawal
dari seorang warga yang diisukan
menyebarkan isu tentang “ Kiamat tak lama lagi datang "
menyebabkan 52 orang warga Desa Watu
Bonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo, memutuskan untuk mengungsi ke sebuah
pondok di Malang, untuk menghindari kiamat tersebut dan katanya kalau berada di
pondok Malang tersebut akan terhindar dari kiamat. Desas-desus kiamat tersebut akhirnya
berkembang ke daeah lain seperti Jember, Mojokerto, Bojolala, Wonogiri bahkan
hingga ke Jawa Tengah yang diikuti mengungsinya para warga ke Pondok di Malang.
" Dua bulan lalu, Katimun (warga Desa Watu Bonang) setelah pulang menimba ilmu datang dari rumah ke rumah mempengaruhi warga dan menyebarkan ajaran tersebut ", Ujar SiDin Ipong Muchlisson Bupati Ponorogo pada NusanTaRa.Com, Rabu (13/3/2019). Dalam ceramah-ceramahnya Katimung dari rumah-kerumah di Desa Watu Bonang selain menyebarkan dunia akan segera kiamat, Katimun juga diketahui menjelaskan tentang kericuhan saat bulan Ramadhan dan Hujan Meteor yang menghujani bumi, tapi katanya bagi yang berlindung di Malang mereka akan terlindungi dari semua itu.
Pengasuh Ponpes Miftahul Fallahil Mubtadin M Romli atau Gus Romli. Pihak ponpes tidak pernah mengeluarkan fatwa kiamat sudah dekat. Menurutnya, ia hanya menyampaikan 10 tanda kiamat yang ada dalam Alquran serta Hadist seperti yang disampaikan oleh para ulama. " Tanda-tanda kiamat juga dijelaskan dalam Alquran dan Hadist. Nah, para jemaah di sini, ingin bersama mursyidnya ketika tanda-tanda itu akan terjadi ", Ujar SiDin Gus Romli di Ponpes, Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Kamis (14/3/2019).
Ustad di Ponpes Dusun Pulo Sari mengatakan, dalam sebuah hadis mengatakan kiamat akan datang didahului dengan hujan meteor, Punahnya tanaman gurun temurun dan mengeringnya air danau Tiberias di Israel. Mengeringnya air danau Tiberias diikuti bermunculannya Dajjal dari dasar danau yang menyebar ke permukaan bumi dengan membawa kesesatan dan keonaran di muka bumi. Akhirat tersebut juga diperkirakan akan datang sekitar tahun 2024 berdasarkan data karena dua poin diatas telah terwujut sebagian hanya masalah mengeringnya air danau Tiberias lagi.
" Dua bulan lalu, Katimun (warga Desa Watu Bonang) setelah pulang menimba ilmu datang dari rumah ke rumah mempengaruhi warga dan menyebarkan ajaran tersebut ", Ujar SiDin Ipong Muchlisson Bupati Ponorogo pada NusanTaRa.Com, Rabu (13/3/2019). Dalam ceramah-ceramahnya Katimung dari rumah-kerumah di Desa Watu Bonang selain menyebarkan dunia akan segera kiamat, Katimun juga diketahui menjelaskan tentang kericuhan saat bulan Ramadhan dan Hujan Meteor yang menghujani bumi, tapi katanya bagi yang berlindung di Malang mereka akan terlindungi dari semua itu.
Pengasuh Ponpes Miftahul Fallahil Mubtadin M Romli atau Gus Romli. Pihak ponpes tidak pernah mengeluarkan fatwa kiamat sudah dekat. Menurutnya, ia hanya menyampaikan 10 tanda kiamat yang ada dalam Alquran serta Hadist seperti yang disampaikan oleh para ulama. " Tanda-tanda kiamat juga dijelaskan dalam Alquran dan Hadist. Nah, para jemaah di sini, ingin bersama mursyidnya ketika tanda-tanda itu akan terjadi ", Ujar SiDin Gus Romli di Ponpes, Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Kamis (14/3/2019).
Ustad di Ponpes Dusun Pulo Sari mengatakan, dalam sebuah hadis mengatakan kiamat akan datang didahului dengan hujan meteor, Punahnya tanaman gurun temurun dan mengeringnya air danau Tiberias di Israel. Mengeringnya air danau Tiberias diikuti bermunculannya Dajjal dari dasar danau yang menyebar ke permukaan bumi dengan membawa kesesatan dan keonaran di muka bumi. Akhirat tersebut juga diperkirakan akan datang sekitar tahun 2024 berdasarkan data karena dua poin diatas telah terwujut sebagian hanya masalah mengeringnya air danau Tiberias lagi.
Selain
memberi informasi tentang kiamat, Katimun dan kelompoknya juga menyatakan Ramadhan yang akan datang akan ada
huru-hara atau perang, sehingga para jemaah diminta membeli pedang kepada kiai
seharga Rp 1 juta. " Bila tidak membeli pedang, diminta
menyiapkan senjata di rumah. Ini tidak masuk semua ", Ujar SiDin Ipong Muchlisson. Untuk pengungsian para warga terpaksa harus menjual harta mereka seperti rumah, tanah, ternak dsbnya untuk membiaya keperluan selama pengungsian yang diserahkan pada Ponpes berupa beras atau uang.
Sementara
itu, sejak sebulan lalu 52 warga tersebut sudah pindah ke pondok yang berada di
Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. "
Tak hanya pindah, rumahnya juga sudah dijual, tetapi ada yang belum
laku ", Ujar SiDin Ipong. "
Ketika kami konfirmasi kenapa dijual, warga mengatakan hasil penjualan
itu nanti akan menjadi bekal selama mondok di Kasembon, Kabupaten Malang ", Ujar SiDin Bowo Susatyo kepala Desa
Wotu Bonang.
Kondisi
rumah Katimun paska pengunsian tersebut diketahui terkesan kosong tak
berpenghuni sejak dua bulan lalu, pintu rumah Katimun terkunci rapat dan bagian depan rumah dipagar dengan jaring
plastik melingkar, tetanggapun tidak mengetahui pasti selain dari issue-isue
tersebut, sebagaimana pantauan
NusanTaRa.Com.
“ Mereka percaya bahwa dunia akan segera
kiamat. Dan jika ikut pak kiai di ponpes tersebut katanya bisa selamat nggak
ikut kiamat ”, Ujar SiDin Ipong
Muchlisson Bupati Ponorogo, diapun
sangat memprihatinkan hal ini, karena masih adanya orang yang mempercayai
begitu saja hal-hal yang nggak masuk akal itu dan jika ada di Ponpen Kesebon
tersebut akan Slamet.
Menurut
Ipong pihaknya sudah melakukan pembinaan sekaligus memberikan pemahaman kepada
warganya, “ Tapi ya sulit, mereka
terlanjur percaya dan meyakini ”
dan dia pun meminta agar ada upaya serius
dari ormas-ormas keagamaan, MUI, Pemkab Malang, dan Pemprov untuk menangani
pusat ajaran tersebut di Kasembon, Malang.
Gubernur
Jawa Timur Ibu Kofifah Indar Parawangsa menanggapi phenomena tersebut setelah
mendapat informasi terakit pengungsian Kiamat ke Malang menanggapi, agar
pengungsi tersebut dibina dengan benar dari paham sesat tersebut dan diusahakan
untuk dikembalikan ke rumahnya karena mereka Cuma tidak paham, dan bagi warga
yang telah menjual rumahnya untuk dikembalikan semula agar mereka dapat hidup
tenang kembali, jadi dibutuhkan partisipasi untuk membina mereka.
Bintang
kejora Bulan Sabit,
Ketimun ngajak warga menghindari kiamat.
Ketimun ngajak warga menghindari kiamat.