Senin, 05 Juni 2017

OPERASI MILITER MENDAPAT PERLAWANAN SENGIT MILITAN MAUTE ISIS DI MARAWI FILIPINA SELATAN.

NusanTaRa.Com
byBakkaranGNunukaN


Rodrigo Duterte  saat kampanye pemilihan presiden  Filipina tahun lalu telah berjanji akan bersikap keras dalam menumpas terorisme   dan pemberontak yang   ada di Filipina, baik Golongan kiri atau komunis  maupun dari pejuang Muslim di selatan  yang sekarang   berkembang menjadi  kelompok ISIS yang telah mengikrarkan  setianya  pada  Khilafiyah Islam dunia dibawah  ISIS   Syuriah dan Irak.   "  Apa yang saya katakan kepada semua orang, saya harus melakukannya untuk melestarikan dan menjaga Republik Filipina, orang Filipina  ",  Ujar SiDin Duterte ketika akan melawat Moskow dalam mendapatkan dukungan persenjataan militernya.  Rodrigo Duterte  ternyata menepati   janji  tersebut  Rabu 24 Mei 2017 menetapkan Darurat Militer di daerah Filipina Selatan yang berpenduduk 20 juta jiwa, setelah sebelumnya terjadi perlawanan dari Kelompok Maute terhadap operasi militer pemerintah Filipina.

Brigadir Jend Rastituto Padilla mengatakan enam anggota militan Maute pro ISIS tewas dalam pertempuran di Marawi jumat 26 mei 2017, selanjutnya Padilla menambakan bahwa pertempuran yang memasuki hari keempat  tersebut  telah menewaskan 11 orang militer, 2 orang polisi dan 30 orang kelompok militant Maute.   Pertempuran bermula ketika pihak Militer akan menggerebek sebuah rumah yang diduga tempat  persembunyian  Isnilon Hapilon sebagai pimpinan Kelompok Abu Sayyap atau Maute  yang termasuk dalam jaringan ISIS wilayah Filipina Senin, 22 mei 2017.   Namun tak di duga puluhan orang bersenjata api  keluar dari rumah tersebut melakukan perlawanan menggunakan bendera  Hitam  milik ISIS dan memukul mundur aparat keamanan masuk kembali ke kota.

Pasca penggerebekan pihak militer  kelompok militan Maute  ISIS di wilayah Filipina  Selasa,23 5 2017 melakukan penyerangan terhadap  Marawi City  yang berpenduduk 200.000 jiwa sebagian besar muslim merupakan pusat pemerintahan Provinsi  Lanao Del Sur.    Selain membakar sebuah Gereja juga menculik seorang pastor dan 10 orang warga sipil.  Pastor Teresito Suganob yang disandera tersebut dari Gereja Katederal Our Lady Help Marawi City sebagaimana diberitakan Televisi ABS-CBN,   "  Mereka menegosiasikan dengan saya agar militer tak mengejar mereka dan menyatakan gencatan senjata  ",  Ujar SiDin Uskup Edwin Dela Pena.


Selama penerangan kelompok Militan Maute atas Marawi City terlihat para teroris berkeliaran di jalan sementara masyarakat berlari bersembunyi dari kerusuhan dan Walikota Marawi City Majul Gandamra dan sejumlah personil polisi bertahan di Gedung Balai Kota yang berjarak beberapa blok dari tempat bakutembak.   "  Situasi hingga pkl 10.00 sudah bisa dikendalikan.  Ketegangan menurun, tetapi saya belum bisa memastikan kelompok Maute sudaah pergi  ",  Ujar SiDin Majul Gandamra kepada harian The Philippines Star, Rabu (24/5/2017) sebagaimana dikutip NusanTaRa,Com.

Sebagian warga beranggapan bahwa pemberontakan yang terjadi bukan dilakukan warga Filipina tetapi suatu Invasi orang-orang asing yang bergabung dalam satu pasukan karena dalam teroris Maute terdapat beberapa warga asing seperti Malaysia, Bangladesh, Indonesia dan Singapore.   Jose Calida Jaksa Agung di Kota Davao bercurita kalau orang asing itu mendapat panggilan dari ISIS untuk berangkat ke Mindanao dan mendirikan sebuah " wilayat " atau provinsi ISIS jika  mereka tak dapat berperang di Irak dan Suriah.   Ia juga mengatakan Apa yang terjadi di Mindanao bukan lagi pemberontakan warga Filipina,  Peristiwa itu sudah berubah menjadi invasi orang-orang asing.

Pemerintah Filipina mengakui sangat sulit untuk menghentikan krisis ini sebab anggota militan itu bergerak dari satu rumah ke rumah lainnya, memasang bom rakitan di jalanan, serta menyandera warga.   Selain itu, kelompok militan Maute menguasai daerah yang lebih tinggi di kota sehingga membuat mereka bisa memperlambat gerak maju pasukan pemerintah, mereka memasang snaiper-sniper jitu disetiap rumah penduduk yang akan membidik setiap militer yang melintas disekitar jalan tersebut.

Duterte mengaku akan berlaku tegas dan kejam dalam memadamkam ancaman teroris di Mindanao, tak ubahnya seperti status darurat yang diberlakukan oleh Ferdinand Marcos selama dua dasawarsa pemerintahhannya,   "  Tidak mungkin berbeda dari apa yang Presiden Marcos lakukan  ",  Ujar SiDin Duterte.   Duterte juga mengatakan status darurat militer di Mindanao bisa berlangsung hingga satu tahun bila keadaan memerlukan.
Isis mautong bikin negara Islam di Filipina,
Perjuangan kemerdekaan menuntut pengorbanan Jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...