NusanTaRa.Com
Ashin Wirathu alias Biksu Wirathu seorang
Biksu radikal yang telah mempropokasi warga Myanmar untuk membenci ummat Islam
dan mengusir mereka dari tanah airnya sejak 2012, baru – baru ini telah
mengeluarkan satu pernyataan yang sangat menusuk hati ummat Islam sedunia dan
menimbulkan beberapa tanggapan dari Negara Islam. "
Kami telah membantai ratusan ribu muslim di Myanmar, tak ada yang dapat
membendung kami ke Aceh ", Ujar SiDin Biksu Wirathu yang berhasil
dilansir NusanTaRa.Com dari TV Aljazeera, ini tentunya satu pernyataan yang
menjangkau jauh dari Negara Myanmar yang telah menjalani tragedi memilukan bagi
Muslim Rohingya.
Pernyataan keras yang dilontarkan
Biksu Wirathu dan mengagetkan dunia Islam dipicu dari sebuah pengadilan di Aceh Darussalam yang menghukum cambuk dua warga Aceh penganut
Agama Buddha (Kasus Sabung Ayam, 10/3/2017). Biksu yang mendalangi pembantaian ratusan
ribu muslim di Rakhien ini berjanji akan membalas perlakuan muslim di Aceh
terhadap ummat Buddha. Wirathu dengan
keberhasilannya mempropokasi anti Muslim tersebut benar-benar menjadi berlebihan
karena Aceh memang memberlakukan Undang – undang Islam disebut Qanum yang tentunya
memberlakukan hukum cambuk bagi warganya atas kesalahan tertentu dan hukum cambuk
tersebutpun disetujui siterhukum tersebut dan Aceh berada jauh dari kekuasaan
Buddha Myanmar.
Bahkan Biksu brutal tersebut dengan
bangga mengatakan, " Para biksu
sudah dibekali kemampuan militer. Kami
tidak hanya akan mengusir ummat muslim di Myanmar, tapi juga di Asia Tenggara ini. Agar kedamaian
tercipta abadi ". Gaung tersebut terkesan akan melindungi warga
Buddha bukan saja di Aceh tapi di Asia tenggara dimana Negara di daerah
tersebut mempunyai perlembagaan tersendiri yang mengatur kerukunan ummat
beragama bahkan bisa dikatakan tidak memiliki kasus antar agama yang berarti, sebagaimana yang terjadi di Myanmar yang gagal
melindungi Ummat Muslim Rohingya sehingga menjadi korban pembunuhan massal dan
terusir dari negeri mereka sendiri.
Ungkapan keras dari Ashin Wirathu
tersebut bukan saja mendapat tanggapan keras dari warga Aceh Darussalam yang
nota Benenya menganut dan menerapkan undang-undang Agama Islam dengan tantangan
dari masyarakatnya yang siap berjihat untuk melawan pasukan Buddha Myanmar jika
berani mendatangi Negeri Aceh kapan saja. Di kota Banda Aceh bukan hanya di sejumlah warung jadi perbincangan ancaman Tokoh Budha
tersebut, bahkan di jejaring sosialpun menjadi heboh, “ Kami siap
perang dengan mereka sampai darah penghabisan ”, Ujar SiDin pengguna
medsos di Group GARAM.
Ditingkat Nasional pernyataan tersebut membuat beberapa organisasi Islam membuat pernyataan tantangan akan pernyataan Wirathu tersebut serta
mendesak pemerintah untuk menindak balas sikap Biksu propokatip tersebut.
Pernyataan tersebut tidak hanya
ditanggapi keras masyarakat dan pemerintah Indonesia tapi beberapa Negara Islam
mengeluar pernyataan yang mencela sikap Biksu tersebut sebagai tidak
menciptakan perdamaian abadi dan akan mengambil sikap keras bila pernyataan
tersebut dilaksanakan. Malaysia sebagai
Negara Islam dan negara di serantau Asia Tenggara tentunya sangat tersinggung
dengan pernyataan tersebut terlebih Aceh
dan Malaysia mempunyai kekerabatan dekat yang tentunya ancaman
terhadap yang satu merupakan ancaman bagi yang lain.
“ Jika Myanmar berani menyerang
Aceh maka Malaysia terlebih dahulu akan melesatkan Rudalnya ke Myanmar “,
Ujar SiDin Dato Hishamuddin Hussein Menteri Pertahanan Malaysia, Rabu 15/3/2017. Pernyataan tersebut dikutuk oleh beberapa
Negara Islam sebagai suatu yang tidak bersahabat dan tidak turut menjaga
perdamaian abadi di bumi.
Recep Tayyip Erdogan Presiden Turki
tak kalah berangnya menanggapi pernyataan Biksu Wirathu yang brutal
tersebut, " PBB dan negara lain hanya bisa mengecam
tindakan brutal Wirathu. Tapi kami akan langsung memburunya meskipun ia sembunyi
di lubang tikus ", Ujar SiDin
Tayyip Erdogan yang kemudian memerintahkan armadanya yang penuh dengan pasukan
untuk memburu Wirathu dan armada tersebut berlabuh di teluk Andaman. ''
PBB sangat memalukan. Terutama saat menyebut mengenai prinsip-prinsip,
nilai dan keadilan di dunia. Di mana kebebasan dalam beragama ? Mereka memulai peperangan. Tidak ada
penjelasan lain “, Ujar SiDin Tayyip
Erdogan menambahkan, Kamis 16/3/2017.
Bahkan Tayyip Erdogan juga mengkritik
PBB yang membiarkan biksu radikal Wirathu bertindak sesuka hatinya after
melakukan pembantaian etnis Rohingya, Wirathu juga mengancam Aceh yang telah
memberi hukuman cambuk kepada dua orang umat Buddha. Padahal, mereka sendiri
yang meminta hukuman berdasar syariat Islam tersebut. Sikap terpuji Erdogan tentulah sebagai akibat
menjaga perdamaian dunia, sikap ukhuwah sesama Negara Islam terlebih bahwa Turki dan Aceh mempunyai kekerabatan
yang telah lama terjalain sejak raja Aceh Darussalam Sultan Alaiddin Riayat Syah
dan Sultan Sulayman Al-Qanuni Raja
Kerajaan Utsmania di Turki (1530 – 1571), bahkan tahun 1567 sultan kesultanan
Utsmania Turki mngirimkan bala bantuan tentara ke Turki sebanyak 500 tentara
untuk melawan pasukan Portugis dan puak-puak pengganas.
Tanggapan lain, Setelah pernyataan tersebut sekelompok Pejuang
Taliban sempat melakukan gangguan dan serangan terhadap wilayah Myanmar di
daerah perbatasan sebagai satu bentuk kemarahan ummat Islam atas Wirathu. Djumma
Mappe SangLendari pengamat Myanmar pada NusanTaRa.Com mengatakan, “
Seharusnya Biksu Wiseitta Biwuntha yang biasa di sapa Yang Mulia Ashin Wirathu
(49) tersebut diberikan hukuman karena yang setimpal bukannya hanya satu tahun
saja, karena sebagai Pimpinan Organisasi Pergerakan Anti-Muslim dari warga.
Buddha di Myanmar bernama 969 telah banyak menimbulkan korban jiwa bagi warga
Muslim Rohingya dan membuat mereka terusir dari negerinya, sehingga perdamainan
dapat tercapai “.
byBambanGBiunG.
Aceh dan Turki bersahabat sejak dulu lagi,
Kelancangan Wirathu bak membuat kuburnya sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar