NusanTaRa.Com
"
I'm on my way to Mecca by foot "
Mochammad
Khamin Setiawan (29) seorang pemuda asal
pekalongan yang melakoni perjalanan ibadah suci Haji ke tanah Mekah
sebagai rukun Islam ke lima dengan berjalan kaki sejauh 9.000 km. Perjalanan
tersebut ia mulai dari
Desanya Wonopringgo Pekalongan
sejak 28 Agustus 2016, perjalanannya Khamin pada 19 Mei 2017 telah berada di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab sebagimana kisahnya pada Khaleej Times dan sesuai jadwal
ia diperkirakan akan tiba di Tanah Mekkah pada 27 Agustus 2017 untuk bersama ummat Islam lainnya
menunaikan Ibadah Haji. Perjalanan Khamin menuju Mekah sangat berat selain ditempuhnya dengan
berjalan kaki sejauh 9.000 km dalam perjalanan
berbekal dengan uang seadanya dan
perlengkapan secukupnya.
Niat Khamin untuk menunaikan ibadaah Haji dengan berjalan kaki ke Mekah, telah ia rencanakan sejak lima tahun yang lalu sebagaimana ungkapan ayahnya Solichin yang menjelaskan kalau keinginan anaknya untuk menunaikan haji ke Mekah dengan berjalan kaki sudah dilontarkan sejak dia masih kuliah di Universitas Negeri Semarang (Unes), " Orangnya keras kepala. Kalau sudah punya keinginan, pasti dilakukan dengan usahanya sendiri ", TamBaH SiDin Solichin. Persiapan Sarjana Ekonomi Pembangunan tersebut dilakukan selama tiga tahun, setelah persiapan-persiapan khusus tersebut selesai iapun mulai mengurus surat-surat. Di Kemenag, ayah Khamin dipanggil disuruh tanda tangan atas perjalanan anaknya itu, baru setelah ditanda tanganinya, surat dari Kemenag baru bisa keluar.
Niat Khamin untuk menunaikan ibadaah Haji dengan berjalan kaki ke Mekah, telah ia rencanakan sejak lima tahun yang lalu sebagaimana ungkapan ayahnya Solichin yang menjelaskan kalau keinginan anaknya untuk menunaikan haji ke Mekah dengan berjalan kaki sudah dilontarkan sejak dia masih kuliah di Universitas Negeri Semarang (Unes), " Orangnya keras kepala. Kalau sudah punya keinginan, pasti dilakukan dengan usahanya sendiri ", TamBaH SiDin Solichin. Persiapan Sarjana Ekonomi Pembangunan tersebut dilakukan selama tiga tahun, setelah persiapan-persiapan khusus tersebut selesai iapun mulai mengurus surat-surat. Di Kemenag, ayah Khamin dipanggil disuruh tanda tangan atas perjalanan anaknya itu, baru setelah ditanda tanganinya, surat dari Kemenag baru bisa keluar.
Khamin
meyakini bahwa berjalan kaki dalam menunaikan ibadah Haji merupakan suatu keutamaan
sebagaimana sunnah Rasulullah dan ummat Islam kala itu yang didampingi untanya
dalam melaksanakkan ibadah Haji, sehingga
ini juga yang menjadi
alasan baginya untuk menempuh perjalanan tersebut. Berjalan kaki menunaikan ibadah Haji tentunya sangat menguji kekuatan fisik dan spiritual untuk
lebih meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah, selain itu diberharap selama dalam perjalanan
ia dapat menyebarkan pesan berupa harapan, toleransi dan keharmonisan hubungan
sesama manusia.
" Saya tak pernah meminta-minta, namun saya selalu bertemu orang yang memberi makanan dan bekal lainnya ", Ujar SiDin Khamin sebagaimana dikutip NusanTaRa.Com. Dalam perjalanannya, Khamim merasa berbahagia karena dapat diterima di berbagai kalangan dan tempat, termasuk di rumah-rumah ibadah agama lain, seperti ia mendapatkan sambutan yang baik di kuil Budha di Thailand, diberi makanan oleh warga desa di Myanmar ketika melintas disana, berkesempatan bertemu dan belajar dengan ilmuwan muslim berbagai negara di sebuah masjid di India, dan berteman dengan pasangan Kristen asal Irlandia yang bersepeda di Yangon. Sepanjang perjalanan dia tidak pernah bertemu dengan perampok tapi tiga kali bertemu dengan ular berbisa di sebuah hutan di Malaysia, tapi aneh secara ajaib sebelum ular itu bisa menggigitnya mereka tiba-tiba terjatuh dan mati di hadapannya.
Perlengkapan yang di bawa selama melakoni perjalanan Haji dengan berjalan kaki sejauh 9.000 km, ia buat sesederhana mungkin sehingga dapat memudahkan ketika menunaikan kewajiban Ibadah Haji bagi ummat Islam tersebut. Diantaranya dua potong kaos dan celana, dua pasang sepatu, sejumlah kaos kaki dan pakaian dalam, Jaket, sebuah kantung tidur, tenda, lampu, telepon pintar dan GPS seluruh perlengkapan ia masukkan dalam sebuah tas punggung yang di luarnya terpasang sebuah bendera Merah Putih mini dan tulisan " I'm on my way to Mecca by foot " di kaosnya untuk memberi pesan kepada orang-orang yang ditemui di perjalanan tentang misinya menuju Mekah.
" Sekarang masih di perbatasan Thailand Myanmar jalan menuju Myanmar lalu India ", Ujar SiDin Khamin saat dihubungi via telepon awal maret 2017. Sebelum Thailand, Khamin berjalan sepanjang Pulau Jawa dari Pekalongan, naik kapal fery menuju Lampung, Palembang, Jambi, Batam, langsung ke Johor Baru dan Padang Besar, Malaysia dan kemudian masuk Thailand.
" Saya tak pernah meminta-minta, namun saya selalu bertemu orang yang memberi makanan dan bekal lainnya ", Ujar SiDin Khamin sebagaimana dikutip NusanTaRa.Com. Dalam perjalanannya, Khamim merasa berbahagia karena dapat diterima di berbagai kalangan dan tempat, termasuk di rumah-rumah ibadah agama lain, seperti ia mendapatkan sambutan yang baik di kuil Budha di Thailand, diberi makanan oleh warga desa di Myanmar ketika melintas disana, berkesempatan bertemu dan belajar dengan ilmuwan muslim berbagai negara di sebuah masjid di India, dan berteman dengan pasangan Kristen asal Irlandia yang bersepeda di Yangon. Sepanjang perjalanan dia tidak pernah bertemu dengan perampok tapi tiga kali bertemu dengan ular berbisa di sebuah hutan di Malaysia, tapi aneh secara ajaib sebelum ular itu bisa menggigitnya mereka tiba-tiba terjatuh dan mati di hadapannya.
Perlengkapan yang di bawa selama melakoni perjalanan Haji dengan berjalan kaki sejauh 9.000 km, ia buat sesederhana mungkin sehingga dapat memudahkan ketika menunaikan kewajiban Ibadah Haji bagi ummat Islam tersebut. Diantaranya dua potong kaos dan celana, dua pasang sepatu, sejumlah kaos kaki dan pakaian dalam, Jaket, sebuah kantung tidur, tenda, lampu, telepon pintar dan GPS seluruh perlengkapan ia masukkan dalam sebuah tas punggung yang di luarnya terpasang sebuah bendera Merah Putih mini dan tulisan " I'm on my way to Mecca by foot " di kaosnya untuk memberi pesan kepada orang-orang yang ditemui di perjalanan tentang misinya menuju Mekah.
" Sekarang masih di perbatasan Thailand Myanmar jalan menuju Myanmar lalu India ", Ujar SiDin Khamin saat dihubungi via telepon awal maret 2017. Sebelum Thailand, Khamin berjalan sepanjang Pulau Jawa dari Pekalongan, naik kapal fery menuju Lampung, Palembang, Jambi, Batam, langsung ke Johor Baru dan Padang Besar, Malaysia dan kemudian masuk Thailand.
Keunikan lain
Belivery Adventure ini
Pertama, Selama perjalanan Khamin menjalankan ibadah puasa setiap hari
sebagaimana Ibadah Puasa biasanya kecuali
di hari besar agama Islam, Kedua, Ia melakoni perjalanan kaki ini hanya pada
malam hari siang hari ia beristirahat, Ketiga,
Selama dalam perjalanan ia menginap di masjid, numpang di rumah penduduk dan
terkadang di dalam hutan dan Keempat, Meski tidak
meminum Suplemen khusus dalam perjalanannya ia hanya dua kali mengalami sakit
yaitu di Malaysia dan India, ia hanya
mengkonsumsi campura air dan madu untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari
perubahan cuaca di Negara-negra yang ia lalui.
Dalam kondisi yang fit ia dapat menuntaskan perjalanan
sejauh 50 km dalam sehari dan hanya 15 km sehari bila kakinya terasa capek. Melakukan perjalanan kaki malam hari dengan
ditemani cahaya lampu bukan berarti
pemuda Pekalongan ini orang tak punya,
ia memiliki bisnis dan perusahaan
kontraktor yang berkembang di Semarang tapi ia melupakan semua urusan dunia itu
sejenak demi memenuhi panggilan ilahi untuk Ibadah Haji.
Khamin Setiawan percaya bahwa berhaji tak hanya soal interaksi dengan sesama muslim, namun juga manusia dari berbagai keyakinan berbeda. Bertemu dan mempelajari budaya berbeda, bagi Khamin akan tumbuhkan rasa toleransi yang juga merupakan bentuk kepatuhan kepada Tuhan. ” Saya juga melakukan jihad yang lebih besar yang mendisiplinkan diri saya dan mengatasi perjuangan spiritual melawan dosa ”, Ujar SiDin Khamin Setiawan yang sebenarnya telah berpuasa Nabi Daud dalam lima tahun terakhir. Baginya, kesempatan bertemu orang-orang baik dalam perjalanannya merupakan anugerah Tuhan, sebab pertemuan itu membuatnya terus bisa lanjutkan perjalanan, meski tak miliki banyak uang. Perjalanan 9.000 kilometer ini rencananya akan berakhir di Mekah pada 27 Agustus 2017 nanti atau sehari sebelum Idul Adha, aat itu sekaligus menjadi penanda, akan setahun perjalananya dengan berjalan kaki ke Mekah.
byKariTaLa LA
Khamin Setiawan percaya bahwa berhaji tak hanya soal interaksi dengan sesama muslim, namun juga manusia dari berbagai keyakinan berbeda. Bertemu dan mempelajari budaya berbeda, bagi Khamin akan tumbuhkan rasa toleransi yang juga merupakan bentuk kepatuhan kepada Tuhan. ” Saya juga melakukan jihad yang lebih besar yang mendisiplinkan diri saya dan mengatasi perjuangan spiritual melawan dosa ”, Ujar SiDin Khamin Setiawan yang sebenarnya telah berpuasa Nabi Daud dalam lima tahun terakhir. Baginya, kesempatan bertemu orang-orang baik dalam perjalanannya merupakan anugerah Tuhan, sebab pertemuan itu membuatnya terus bisa lanjutkan perjalanan, meski tak miliki banyak uang. Perjalanan 9.000 kilometer ini rencananya akan berakhir di Mekah pada 27 Agustus 2017 nanti atau sehari sebelum Idul Adha, aat itu sekaligus menjadi penanda, akan setahun perjalananya dengan berjalan kaki ke Mekah.
byKariTaLa LA
Naik Haji suatu ibadah ,
Khamin menunaikan Haji berjalan kaki ke Mekah.