NusanTaRa.Com
Negeri dengan selogan “ Tanaa Purai ngeriman “ yang bermakna “ Tanah Subur makmur Melimpah ruah “, tanah yang subur dengan berbagai
sumberdaya bahkan apapun yang ditanam pasti akan menghasilkan berlimpah. Begitulah keyakinan puak dayak dinegeri akan
rahmat leluhur mereka di tanah Kubar bukan saja tanaman tetapi berbagai usaha
dan kebaikan akan tumbuh membaik buat semua manusia. Meski ketika kita melintasi jalan menuju
Sendawar banyak kawasan hutan yang kita dengar dulu telah berkurang tapi semua berganti dengan Pertumbuhan Kebun karet, Kelapa Sawit, Hutan penghijauan, Buah Naga, Perkebunan dan perumahan penduduk.
Sehingga jika anda melintasi jalan diruas tertentu dipagi hari anda akan
menyaksikan beberapa kelompok petani karet bermotor sibuk mengambil hasil sadapan
dan menoreh pohon Karet atau kita akan menyaksikan tumpukan buah kelapa sawit
yang siap dimuat ke pabrik pengolahan.
Tanaa Purai Ngeriman,
Budaya terjaga menciptakan keamanan.
Mengunjungi Kota
Sendawar merupakan satu pengalaman tersendiri yang sangat mengesankan,
bagaimana kita menyaksikan pertumbuhan salah satu daerah Tanah Dayak di
Pedalaman Kalimantan Timur yang kaya
akan Budaya hidup dinamis dan dipertahankan hingga sekarang. Bentangan alam yang berada di sebelah barat
Kab. Kutai dan di jalur Sungai
Mahakam tentulah memberikan satu kesan bahwa daerah ini sudah lama tumbuh
baik sebagai bagian dari kerajaan Kutai maupun sebagai pengguna transportasi Sungai Mahakan yang
sejak dahulu menjadi urat nadi transportasi dan sekarang jika kita menggunakan
transportasi darat kita akan melalui jalur sejauh 357 km dari Samarinda dengan
pertumbuhan Desa yang cukup mempesona di siring Jalan.
Kabupaten Kutai Barat termasuk salah satu daerah yang terbentuk sebagai dampak politik Reformasi di tahun 1997, dengan Undang-undang No. 47 Tahun 1999 Kabupaten Kutai Barat dengan ibukota Sendawar terbentuk sebagai pemekaran dari Kabupaten Kutai bersama kabupaten lain di Kalimantan Timur kala itu. Selain Sendawar terdapat beberapa kota yang keberadaannya cukup lama serta meninggalkan keindah tersendiri bagi budaya Dayak yang beragam seperti Kota Bangun, Muara Pahu, Long Iram, Tanjung Issuy, Melak, Muara Lawak yang umumnya berada di tepian sungai.
Untuk mencapai kota Sendawar dibutuhkan waktu sekitar 7 jam dari Samarinda, kota yang terbilang baru berkembang ini sekarang dalam giat-giatnya membenahi diri sebagai pusat pemerintahan Kabupaten, Pusat Perekonomian dan Budaya serta berbagai aktipitas masyarakat Dayak Kubar. Kegiatan pembangunan tersebut dengan membenahi tatakota sebagai pusat pertumbuhan seperti penataan Area perekonomian dengan bangunan pusat pertokoan, Area pengembangan Budaya, Area Kepemudaan dan Olah raga yang dihiasi dengan stadion dan tempat olah raga, Pusat perkantoran pemerintahan yang tertata dengan rapi mulai dari Banguna Kantor Bupati Kutai Barat tiga lantai serta kantor SKPD lainnya dan pusat-pusat pertumbuhan pemukiman yang berada di seputaran kota.
Kabupaten Kutai Barat termasuk salah satu daerah yang terbentuk sebagai dampak politik Reformasi di tahun 1997, dengan Undang-undang No. 47 Tahun 1999 Kabupaten Kutai Barat dengan ibukota Sendawar terbentuk sebagai pemekaran dari Kabupaten Kutai bersama kabupaten lain di Kalimantan Timur kala itu. Selain Sendawar terdapat beberapa kota yang keberadaannya cukup lama serta meninggalkan keindah tersendiri bagi budaya Dayak yang beragam seperti Kota Bangun, Muara Pahu, Long Iram, Tanjung Issuy, Melak, Muara Lawak yang umumnya berada di tepian sungai.
Untuk mencapai kota Sendawar dibutuhkan waktu sekitar 7 jam dari Samarinda, kota yang terbilang baru berkembang ini sekarang dalam giat-giatnya membenahi diri sebagai pusat pemerintahan Kabupaten, Pusat Perekonomian dan Budaya serta berbagai aktipitas masyarakat Dayak Kubar. Kegiatan pembangunan tersebut dengan membenahi tatakota sebagai pusat pertumbuhan seperti penataan Area perekonomian dengan bangunan pusat pertokoan, Area pengembangan Budaya, Area Kepemudaan dan Olah raga yang dihiasi dengan stadion dan tempat olah raga, Pusat perkantoran pemerintahan yang tertata dengan rapi mulai dari Banguna Kantor Bupati Kutai Barat tiga lantai serta kantor SKPD lainnya dan pusat-pusat pertumbuhan pemukiman yang berada di seputaran kota.
Tarian Hudoq Dayak Danum |
Negeri Dayak
dengan seribu budaya memiliki maskot yang cukup Gagah, ketika anda melintasi
perbatasan masuk Kubar disebuah bukit berdiri Gapura disisi jalan dibagian
atasnya berdiri dengan gagah seekor “ Macan Dahan “
bahasa latinya " Neofelis
diardi ", menurut kisah seorang penduduk Tanjung
Issuy bahwa daerah kubar dulunya banyak dihuni Macan Dahan tapi sekarang
dengan semakin berkurangnya lahan hutan maka satwa tersebut sulit untuk
ditemukan. Jika kita berada di pusat
kota Sendawar maka banyak ditemukan tugu atau monument baik di kantor, pusat
kegiatan dan persimpangan berbentuk Macan Dahan yang cukup menarik untuk
tempat berpoto.
Penduduk Kubar yang berjumlah sekitar 202.400 jiwa terdiri dari suku Dayak yang terdiri dari beragam SubEtnis Dayak seperti, Dayak Tunjung (29,2 %), Dayak Benuaq (19,9 %), Dayak Aoheng/Penihing (3 %), Dayak Kenyah (2,6 %), Dayak Melayu (21, 4 %), Dayak Modang (2,3 %) dan Dayak Bahau (9,5 %). Setiap etnis ini mempunyai keragaman tersendiri yang dapat kita saksikan pada Pesta adat Erau, Pesta Desa adat (Tanjung Issuy/Danau Jempang), dan Pesta adat tertentu. Untuk mengembangkan Budaya daerah Pemkab Kubar membangun Taman Budaya Sendawar yang terletak di pusat Kota Jalan Sendawar Raya kota sendawar , Taman Budaya tersebut menyelenggarakan pentas budaya pada setiap hari Jumat dan minggu yang diisi dengan acara Budaya dan kesenian daerah.
Penduduk Kubar yang berjumlah sekitar 202.400 jiwa terdiri dari suku Dayak yang terdiri dari beragam SubEtnis Dayak seperti, Dayak Tunjung (29,2 %), Dayak Benuaq (19,9 %), Dayak Aoheng/Penihing (3 %), Dayak Kenyah (2,6 %), Dayak Melayu (21, 4 %), Dayak Modang (2,3 %) dan Dayak Bahau (9,5 %). Setiap etnis ini mempunyai keragaman tersendiri yang dapat kita saksikan pada Pesta adat Erau, Pesta Desa adat (Tanjung Issuy/Danau Jempang), dan Pesta adat tertentu. Untuk mengembangkan Budaya daerah Pemkab Kubar membangun Taman Budaya Sendawar yang terletak di pusat Kota Jalan Sendawar Raya kota sendawar , Taman Budaya tersebut menyelenggarakan pentas budaya pada setiap hari Jumat dan minggu yang diisi dengan acara Budaya dan kesenian daerah.
Berbagai Budaya
dan Kesenian Kubar yang cukup menarik seperti Tari topeng Dayak Bahau dan Modang disebut Tari Hudoq, tarian ini bertujuan
memperoleh kekuatan mengatasi gangguan hama perusak tanaman dan mengharapkan
diberikan kesuburan dengan hasil panen yang banyak, Tari
Bulian semacam tari pengusir roh jahat dan penyembuh, Tari perang,
Tari Gantar yang dimainkan darah jelita dayak yang berhiaskan gerak yang gemulai, Ritual pemberian gelar, Pembuatan Ulop Doyo jenis kain
tenunan tradisionil Dayak, Seni ukir yang tinggi yang bermotipkan satwa,
flora dan alam tanah dayak, Kerajinan menganyam berbagai bentuk seperti Tas Anjat, Caping, tas
dll, atraksi menyumpit dan sebagainya.
Untuk lebih
melengkapi kunjungan anda Kesendawar sebaiknya mengunjungi Kota Melak sebagai kota
lama yang berada di siring Sungai Mahakam, Kampung Adat Tanjung Issuy, Pesta
Danau Jempang, Danau Jempang, Cagar Alam
Taman Anggrek Kersik Luway Barong tongkok yang terkenal dengan Black Orchid (Coelogyne Pandurata) dan Erya Florida (Coelogyne Rocus Soini) ,
Lamin di Muara Lawa dll. Jangan lupa
menikmati menu khas Kubar yang banyak
disajikan diwarung mulai dari rumah makan disepanjang jalan atau yang berada
di Pusat perbelanjaan Sendawar yaitu Lalapan yang menyajikan Ikan khas Sungai
Mahakam baik dimasak atau di Goreng seperti Ikan Lais, Ikan Patin, Ikan Haruan, Ikan
Salap, Ikan Mas dan Ikan Lele serta ditemani “
Sambal Manisan Mangga Kuini Kubar “, ketika saya menikmati menu tersebut di Warung Hidayah Camp Baru dengan tarip special only Rp 45.000/org. tapi jangan coba-coba memesan Ikan Pesut karena “ Sangat TerlaranG “.
byKariTaLa LA
Budaya terjaga menciptakan keamanan.
Jika kesini sebaiknya pulang menggunakan kapal sungai yang menempuh sepanjang Sungai Mahakam menuju Tenggarong atau Samarinda ...... jawaban saya Sempurna old journey Borneo
BalasHapus