NusanTaRa.Com
Dung Dung Braak silat diraja tari,
Dung dung dung brak ...... suara tabuhan alat musik gendang
dengan irama yang beraturan ditabuh sekumpulan pria yang berbusana adat Suku Sasak,
itulah kesenian tradisional Gendang Beleq dari suku Sasak Lombok Nusatenggara Barat
Indonesia. Kesenian ini biasanya
diselenggarakan pada kegiatan tradisional islam seperti pesta perkawinan, Selamatan
dan kegiatan lain yang bersifat
islami atau diacara formal seperti acara penyambutan dan peresmian yang
dihadiri kalangan penting. Penambah
keindahan kesenian karena bunyi tabuhan
tersebut dikuti dengan koreotari yang menarik serta para pemainnya yang
menggunakan busana adat sumba yang
indah mirip busana Bali.
Sebagai
kelompok musik yang lahir dari masyarakat Sasak mayoritas menganut agama Islam maka dengan
sendiri nuansa Islam terasa dalam pertunjukan ini. Semua itu dapat terlihat pada susunan
personilnya, gerak tarinya yang berlatar gerak yang indah, irama tabuhan yang dominan di hasilkan dari
Gendang serta nada yang mengiringi
tabuhan ini cukup mempesona. Gedeng Beleq sebagai alat musik utama yang terdiri empat buah atau lebih memiliki ukuran besar dibandingkan gendang biasa berukuran Panjang 60 Cm dan diameter 40 Cm dan dalam atraksi biasanya di gantung di depan dada si penabuh. Kesenian ini jika tampil mirip dengan Marching Band yang berdemonstarsi di lapangan terbuka atau dapat juga di jalan, namun saat ini ada yang tampil khusus dengan mengiringi seorang penyanyi dengan lagu daerahnya.
Gendang Beleq merupakan kesenian musik tradisional Suku Sasak Lombok yang dimainkan secara berkelompok di ruang terbuka diiringi gerak tari atau dalam ruangan dengan gerakan fasip. Gendang Beleq berarti Gendang Besar yang menghasilkan bunyi dan Beleq dari bahasa Sasak yang berarti besar sebagai alat musik utamanya, kelompok ini biasanya dimainkan 13 – 17 orang sebagai angka rakaat dalam sholat wajib Islam, terdiri dari 2 – 4 gendang besar atau lebih (Ada dua macam 2 Gendang Beleq mama dan 2 gendang Beleq nina) berfungsi sebagai pembawa dinamika, dua Gendang Kodeq (gendang kecil) disebut perembak belek dan perembak kodeq sebagai alat ritmis, gong, dua Reog dan beberapa pengindah gerakan kelompok.
Gendang Beleq merupakan kesenian musik tradisional Suku Sasak Lombok yang dimainkan secara berkelompok di ruang terbuka diiringi gerak tari atau dalam ruangan dengan gerakan fasip. Gendang Beleq berarti Gendang Besar yang menghasilkan bunyi dan Beleq dari bahasa Sasak yang berarti besar sebagai alat musik utamanya, kelompok ini biasanya dimainkan 13 – 17 orang sebagai angka rakaat dalam sholat wajib Islam, terdiri dari 2 – 4 gendang besar atau lebih (Ada dua macam 2 Gendang Beleq mama dan 2 gendang Beleq nina) berfungsi sebagai pembawa dinamika, dua Gendang Kodeq (gendang kecil) disebut perembak belek dan perembak kodeq sebagai alat ritmis, gong, dua Reog dan beberapa pengindah gerakan kelompok.
Bagi
masyarakat Sasak dahulu kala Gendang Beleq dijadikan penyemangat prajurit yang pergi
berperang dan yang pulang dari peperangan karena suara yang dihasilkan dapat
menyemangati pasukan untuk membela raja atau
pengiring dalam upacara adat seperti Merari (pernikahan), Sunathan, Ngurisang
(Potong rambut bayi) dan Begawe Beleq.
Bagi Masyarakat Sasak Gendang Beleq memiliki nilai filosofis bagi kehidupan mereka dan disakralkan yang menyatu dengan jiwa dan semangat hidup
mereka.
Gendang
Beleq yang dimainkan dengan cara ditabuh terbuat dari pohon meranti yang banyak ditemukan di Pulau
Lombok, gendang beleq menghasilkan suara yang besar dan bergema. Suara ini dihasilkan karena batang pohon
Meranti yang dibuat gendang pada bagian tengah
dilubangi kemudian kedua ujungnya
ditutupi dengan kulit kambing,
sapi atau kerbau sebagai bagian yang ditabuh untuk
menghasilkan suara meski sesekali bagian tubuh dipukul untuk menciptakan
impropisasi irama. Bagian tubuh gendang
dari kayu tersebut kadang di ukir dan diwarnai dengan indah penambah
kesemarakan kelompok kesenian ini kala beratraksi.
Keberadaan musik tradisional Gendang Beleq dirasakan
keberadaannya dimasyarakat tidak sepesat pertumbuhan musik modern terutama dalam penggunaannya seperti Band atau elekton, tapi pertumbuhan
kelompok ini masih tetap eksis terukur masih adanya kelompok ini pada setiap
daerah. Menurut beberapa tokoh adat
Sumba bahwa keberadaan musik ini berkembang menjadi beberapa jenis kesenian yang
cenderung lebih kreatip, sederhana dan
terkolaborasi dengan alat musik modern seperti
Kecimol, Ale –ale dan lainnya.
byFarhaDTukirmaN
Dung Dung Braak silat diraja tari,
Gendang Beleq kesenian Islam bernuansa Bali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar