Buah Lapiu |
Tak berlebihan bila beberapa pakar
mengatakan bahwa Indonesia sebagai Negara kepulauan dengan 17.244 buah pulau, yang
memiliki Rain Forest terbesar kedua di dunia kaya akan Biodiversity Fauna dan
Flora, terlebih dengan posisinya yang terletak antara dua benua membuatnya memiliki
keragaman Biota yang tinggi dari kedua benua tersebut.
Keberadaan Biota di Pulau
Kalimantan yang memiliki kemiripan dengan Biota yang berada di Benua Asia
seperti Gajah, Orang Utan, Beruang, Badak demikian juga dengan Floranya
beberapa tumbuhan yang lebih memiliki kemiripan dengan Banua Asia berbanding
Benua Australia yang memiliki banyak sabana atau hutan-hutan tipis, sehingga kita menemukan buah durian, Nangka, Manggis dll.
Buah Lapiu, merupakan salah satu buah
khas Kalimantan terutama didaerah
sepanjang tepi sungai yang ada di Kalimantan Utara seperti sungai
Sesayap, Sungai Sembakong dan Sungai Sebuku bagian hulu, 200 m dari tepi sungai karena tumbuhan
ini suka tanah yang basah atau berair seperti rawa. Ketika selesai bertugas di salah satu kota
Pedalaman Kaltara Mansalong, Pak Salman
S seorang petani mengajak saya mencari buah Lapiu yang katanya saat ini lagi
musim (musimnya September-Nopember 2014) menggunakan berahu kecil sepanjang 3,2 meter bermesin ketinting yang dapat mengangkut 5 orang, namun saat itu kami
hanya berangkat bertiga dengan Pak Thamrin Ungau.
Mesin ketinting dihidupkan ikatan perahu dilepaskan, kami bertigapun meluncur menuju hilir sungai Sembakong yang memiliki kelebaran 200 m lebih, mengikuti aliran air yang menuju ke muara, tak lama kamipun
telah melewati bawah Jembatan Mensalong sebuah jembatan yang melancarkan arus
transportasi Trans Kalimantan, 35 menit
menikmati aliran sungai yang berkelok kamipun berhenti dimuara cabang anak sungai yang lebar 3 meter dan menambatkan
perahu. Kemudian Salman S mengacungkan
mandaunya kearah hutan yang dipenuhi
kayu dan rotan yang berarti jalan menuju kearah hutan, sekitar 76 meter dari siring
sungai kamipun menemukan sebuah tumbuhan menempel dan merambat dari pohon ke pohon batang kayu berdiameter 7-9 Cm yang cukup tinggi merambat di pohon besar yang tinggi
(45 meter).
Pohon Lapiu menempel dan merambat
dari pohon ke pohon, menurut beliau pohon ini kalau di potong batangnya akan
mengeluarkan air, Daun berbentuk segi empat memanjang (sprt trapesium), dalam satu daun terdapat empat tulang daun dari pangkal daun, satu tangkai terdapat dua lembar daun dari satu tangkai pada cabang pohon merambat dan berwarna Hijau, batang yang berwarna kayu
(Kuning kecoklatan) buah berbentuk polongan (biasa) antara 4 – 6 polong dan bila telah
tua akan berwarna Coklat
kehitaman serta
merekah terbelah dua maka buah biji-biji akan berjatuhan ketanah. Bentuk buah Lapiu merupakan biji agak pipih berbentuk bundar (diameter 3-7 Cm) terbungkus kulit ari yang tipis dan licin berwarna Coklat kemerahan, sedang isinya berwarna putih kekuningan terbelah dua. Buah Lapiu mungkin masih se Famili dengan buah Jengkol yang termasuk buah polong-polongan (bentuk sprt terpelintir) dengan nama latin Archidendron panviflorum (Benth), Famili Fabaceae namun buah Jengkol lebih tebal, bundar, besar dan tumbuhan pohon namun dari rasa saya yakin buah Lapiu lebih berasa gurihnya dan efek bau setelah memakannya tidak ada.
merekah terbelah dua maka buah biji-biji akan berjatuhan ketanah. Bentuk buah Lapiu merupakan biji agak pipih berbentuk bundar (diameter 3-7 Cm) terbungkus kulit ari yang tipis dan licin berwarna Coklat kemerahan, sedang isinya berwarna putih kekuningan terbelah dua. Buah Lapiu mungkin masih se Famili dengan buah Jengkol yang termasuk buah polong-polongan (bentuk sprt terpelintir) dengan nama latin Archidendron panviflorum (Benth), Famili Fabaceae namun buah Jengkol lebih tebal, bundar, besar dan tumbuhan pohon namun dari rasa saya yakin buah Lapiu lebih berasa gurihnya dan efek bau setelah memakannya tidak ada.
Buah JengKol |
“ Kami seharian mencari Buah Lapiu
ini dengan memungut buah jatuh karna sangat tinggi dan sulit memanjatnya kami
kadang memperoleh 2 – 5 kg sehari “ kata pak Salman S sambil memungut buah
Lapiu yang jatuh dan memasukkannya kedalam cating (Semacam tas terbuat dari rotan
yang dipikul dibelakangnya . Setelah kurang lebih Tiga jam mengitari hutan dan mendapatkan
sekitar 3 kg buah Lapiu dalam cating, kamipun pulang menuju tempat perahu
ditambat dan kemudian kerumah di Mensalong.
Dipasar Mensalong buah Lapiu dihargai
sangat mahal Rp 40.000 – 70.000 dikeranakan Rasanya yang Gurih seperti rasa
kacang atau biji-bijian buah (Nangka dan Cempedak), sangat cocok sebagai pengganti ikan dalam bersantap
dan Pohon Lapiu ini hanya dapat berbuah sekali dalam 3-5 tahun. Menurut Salman S buah yang diperoleh para
pengumpul kadang sebagian dipasarkan ke Malinau, Tarakan dan Pembeliangan
sebagai kota terdekat tentunya dengan harga yang lebih mahal mencapai Rp
100.000.
Buah Lapiu sangat dekat dengan
kehidupan Masyarakat Dayak pesisir
seperti Tidung yang banyak mendiami daerah pantai Kalimantan Utara utamanya di
daerah sepanjang sungai besar. Buah Lepiu juga termasuk tanaman lokal daerah berau dan mereka menyebutnya buah Ginalang Leppiu. Musim berbuahnya hampir bersamaan dengan musim buah-buahan Kalimantan lainnya yaitu Kapul, Durian, Ellai, Langsat, dan Mangga cuma ia sekali dalam 3-5 tahun.
Komposisi :
1. Kadar Air 20.15 % 4. Protein 7.05 %
2. Kadar Abu 1.45 % 5. Serat Kasar 0.25 %
3. Lemak 3.26 % 6. Karbohidrat 67.84 %
Komposisi :
1. Kadar Air 20.15 % 4. Protein 7.05 %
2. Kadar Abu 1.45 % 5. Serat Kasar 0.25 %
3. Lemak 3.26 % 6. Karbohidrat 67.84 %
By BakriSupian
Buah Lapiu indah disepanjang Sungai
Sembakung,
Kalau kita arief memperlakukan hutan
hidup akan senang.
The Adventured Support by,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar