Kamis, 27 November 2014

MELARUNG SESAJEN KE LAUT ATAU MAPPANRETASI BUDAYA MASYARAKAT PESISIR TANAH BUMBU



Mappanretasi 2012 Tanah Bumbu


Umumnya  bangsa  timur seperti warga yang mendiami Nusantara, yang sangat kaya  dengan kehidupan Budaya dalam tatanan kehidupan kesehariannya, budaya tersebut bagi mereka bukan hanya sekedar suatu etika dan suatu ikatan emosional semata dalam kehidupan sosial keseharian yang mengatur pola hidup mereka tapi lebih dari itu bahwa semua itu mempunya nilai sacral dalam kontek hubungan yang transendndetal yang bermakna mempunyai kekuatan gaib baik dalam makna hubungan dengan mahluk gaib maupun dalam  makna yang maha kuasa.

Dari berbagai budaya yang kita temukan di Nusantara diantaranya adalah ritual Mappanretasi suatu ritual yang dilaksanakan masyarakat bugis di Sulawesi Selatan, bahkan kegiatan inipun mereka laksanakan dimana saja mereka berada meski diluar Sulawesi seperti di Kabupaten Tanah Bumbu Kalsel, Sebatik Kaltara dan Bontang Kaltim dengan bentuk kegiatan ritual yang hampir sama.    Sesuai dengan namanya “   Mappanretasi “ yang berarti Memberi makan laut atau melarungkan sesajen dalam berbagai bentuk di laut,  yang memiliki  makna Sebagai ungkapan rasa syukur kepada yang kuasa utamanya penguasa laut yang telah melimpahkan berkahnya pada masyarakat nelayan atau pesisir yang bermata pencaharian di laut tersebut, sekaligus sebagai doa atau harapan pada yang kuasa akan keselamatan dan rahmat dimasa menangkap berikutnya dan meningkatkan keakrapan diantara sesama nelayan yang ada diwilayah tersebut.

Kegiatan seperti ini hampir dapat kita temukan di seantero wilayah masyarakat pantai di Nusantara meski bukan dari kalangan Bugis, tapi tentunya dengan prosesi kegiatan yang mungkin sedikit berbeda namun pada dasarnya hampir sama dan tujuan yang sama, seperti nelayan di Banyuangi, Nelyan Cilincing Jakarta, Nelayan di Pantai Cilacap Jateng, Nelayan di pantai utara Pulau Jawa dan nelayan di pesisir Pulau Sumatera tentunya dengan nama sesuai daerah  tersebut.

Peserta Melarung sesaji Bontang 2
Didaerah Bontang kuala Kalimantan Timur acara ritual yang dilaksanakan hampir setiap tahun disebut dengan " Melarung Sesaji ke Laut " selama dua minggu sekitar bulan Desember, berupa melarung sesajen ditengah laut yang dipimpin ketua adat  sebagai rasa syukur atas limpahan rahmat yang telah diperoleh selama ini dan sebagai permohonan akan kebaikan masa depan dan keselamatan dalam usaha.  Bagi Masyarakat Bontang kuala Melarung sesaji memiliki empat azas pokok yaitu 1.  Ance, Konon dulu sesepuh masyarakat disana mempunyai anak kembar dan yang seorang adalah seekor Buaya sehingga harus dilepas kelaut dengan konsekwensi masyarakat harus memberikan sesajen ke laut setiap tahun bila tidak ia akan naik menagih dalam berbagai bentuk.  2.  Bebalai, Ajang pengobatan tradisional pada pasien yang diletakkan di tempat segiempat dengan mantra-mantra khusus.  3.  Menjamu Karang, yaitu pemberian sesajen, sesembahan dan doa-doa yang akan dilepas kelaut buat penguasa laut.   4.  Melepas perahu, yaitu perahu diturunkan menuju laut dengan membawa sesaji dan sesembahan serta peserta ke tempat acara melarung sesaji tersebut.

Melarung Sesaji ini telah dialaksanakan sejak dulu dengan pola sederhana sesuai kebutuhan ritual bahkan berawal dari aktipitas indipidual,  kini seiring dengan kemajuan kegiatan ini telah dikemas sebagai satu kebutuhan ekonomi kreatip dalam bentuk wisata maka tak ayal kegiatan ini dimeriahkan oleh acara modern yang berkembang seperti Drum band, musik, tarian dan sebagainya, bahkan pada tahun 2013 yang berlangsung 22/nopember - 9/desember,  acara ini dibuka dan ditutup oleh Walikota Bontang Bapak Ir. Ady Dharma serta dihadiri para beberapa pejabat daerah.
 
Pesta Laut di Cilincing
Di pesisir pantai Pagatan Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan, masyarakat yang mendiami daerah tersebut  pernah menggelar acara Mappanretasi  sebagai salah satu  event Wisata Visit Indonesia Year pada tahun 1991.  Dalam kegiatan ini biasanya seluruh Kapal nelayan yang ada didaerah tersebut turut serta dengan menghiasi perahu atau kapal mereka dengan beragam hiasan dan warna-warni yang menarik sesuai dengan khas daerah seperti kain/kertas  merah dan kuning, Janur kuning,  bamboo  dan berbagai bentuk bendera sehingga tampak sangat ramai dan meriah.   Ritual  Mappanretasi dimulai dengan doa yang dipimpin tetua adat atau Pua Sandro kalau di Tanah Bumbu disusul pelepasan Ratusan perahu berhias yang mengangkut para tetua,  tokoh masyarakat  dan  Nelayan serta turis  melucur dari pantai Pagatan Kabupaten Tanah Bumbu, ke tengah perairan laut Pagatan sebagai tempat puncak ritual tersebut.

Di tengah Laut, Pua Sandro memimpin acara,  dengan didahului  membaca doa  kemudian  melarungkan  sesajen menjadi penutup acara tahunan Pesta Adat Mappanretasi di Pagatan Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu).  Sesajen  yang dilarungkan dalam ritual mappanretasi  umumnya berupa penganan seperti sokko atau ketan putih, hitam dan kuning,  telur, Kelapa, berbagai masakan ikan, pelepasan ayam, berbagai buah-buahan dan sayuran yang disajikan dalam sebuah miniatur Perahu atau keranda yang terbuat dari anyaman Rotan atau kayu kemudian dihiasi Janur kuning.   Biasanya dalam acara melarungkan sesajen kelaut setiap daerah memiliki kekhasan tersendiri.

Sesampai di tengah laut, Pua Sandro mulai membaca doa-doa dan penyembelihan ayam serta menenggelamkan tangan kirinya kelaut sebagai tanda meminta izin pada peguasa laut akan tujuan mereka, baru  kemudian diikuti proses pelarungan sesajen tersebut yang berisi berbagai penganan tersebut.   

Perahu hias peserta Pesta laut di Banten
Perahu yang ditumpangi Pua Sandro atau tetua adat  dalam prosesi ini biasanya berada ditengah lingkaran puluhan atau ratusan perahu, kapal dan speed yang dipenuhi penumpang yang turut meramaikan acara ini.   Acara menjadi lebih ramai manakala sesajen yang telah dilarungkan ke laut kemudian diperebutkan peserta acara dengan banyak peserta dari setiap perahu berloncatan kelaut kemudian berenang menuju ke arah sesajen untuk saling berebutan ditengah laut.  Ternyata berebut sesajen di tengah laut tersebut sambil berenang selain menambah kegembiraan dan keakrapan diantara para peserta juga mempunyai makna sakral  bagi yang mendapatkan sesajen tersebut, seperti akan memudahkan jodoh, akan mendapat reski melaut yang lebih banyak tahun berikutnya, terhindar dari bencana melaut,  Panjang umur dan masyarakat nelayan didaerah tersebut terhindar dari murka penguasa laut.

Pua Sandro dan sejumlah pemangku adat juga  menggelar doa bersama di atas laut sekaligus mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rezeki yang telah diberikan kepada masyarakat pesisir di Pagatan dan masyarakat Kabupaten Tanah Bumbu secara umum.   Ketua Ade Ogi (lembaga adat) Burhansyah kembali menekankan bahwa pesta Adat Mappanretasi merupakan pelabuhan budaya semua suku yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu seiring zaman acara ini juga melibatkan berbagai komponen masyarakat dengan budayanya yang ada di sana. Sehingga  pelaksanaan pesta adat Mappanretasi merupakan milik semua suku yang ada di Tanah  bumbu.

Pesta laut Mapparentasi untuk saat ini dianggap sebagai salah satu kekayaan budaya di Kabupaten Tanah Bumbu di Kalimantan Selatan, sekaligus Mapparentasi merupakan warisan leluhur yang setiap tahunnya digelar oleh masyarakat Tanah Bumbu yang menghuni pesisir pantai Pagatan,  tahun 1992 perhelatan ini telah dikemas sebagai satu paket  kalender wisata nasional yaitu Visit Asean Year tahun 1992.
byBakriSupian 


Melarung Sesajen di Laut Tanah Bumbu
Perahu melarungkan sesajen ditengah lautan,
Semua persiapan melaut tersedia biar doa mengiringi ketekunan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...