Rabu, 05 Februari 2025

PELAYARAN NUSANTARA DAHULU TELAH MENGGAPAI KE ANTARKTIKA

NusaNTaRa.Com   

byIrkaBPiranhA,     S   e   n   i   n,    0   3     F   e   b   r   u   a   r   i     2   0   2   5       

Dahulu Pelaut Nusantara pernah menjelajah laut hingga Antartika 

Maritim Nusantara.   Ketika kita membayangkan Kapal Layar Nusantara  berlayar mengarungi lautan luas nan dingin diantara gunung es Antartika seakan ada kesan Eksotika yaitu pada musim dingin dengan  siang   yang menjadi singkat waktunya  namun di malam harinya waktunya semakin  panjang.   Meskipun  terdengat Absurd,  akan tetapi  hal tersebut bukan mustahil malah besar kemungkinan  besar  pernah  terjadi.   Paling tidak  jika kita merujuk  pada  satu  catatan dari perjalanan  dari 'Ludovico de  Verthema'   selama  tahun  pelayarannya pada tahun  1502 - 1508  Masehi Dang. 

Ludovico de  Verthema  (+-1470 - 1517 M)  adalah  seorang penjelajah dari   Bologna, Italia yang  mengunjungi Timur Tengah,  India,  Asia Tenggara Daratan,  dan Nusantara.    Meskipun tahun  1500 - an catatannya  diragukan oleh  petualang - Penulis  Georcia d'Orta  tetapi  sejarawan  modern   menganggapnya sebagai suatu  sumber yang  masih kredibel  dan  cukup  akurat untuk  dijadikan  pegang.   Caranya menulis  dianggap  sebagai peralihan  dari  gaya  medievel   ke gaya  Renaisssance   di  Eropah.   

Dalam  satu siri pelayarannya  darai Borneo (Pulau Kalimantan)  ke daratan Pulau Jawa,  nahkoda  kapal yang ditumpangi   Ludovico de Verthema,  mengisahkan  satu  wilayah di bagian  selatan Pulau  Jawa  yang dihuni  oleh Ras lain  dan sudah biasa  dilayari   dengan panduan Lima Bintang.   Lebih  lanjut  sang nakhoda  mencuritakan  bahwa  siang  hari berlangsung   tidak  lebih dari empat  jam dan  cuacanya lebih  dingin dari tempat di manapun  di bumi.

Kemampuan nahkoda  tersebut menggambarkan  secara akurat  tipe ras  dan fenomena yang mereka limpasi di  sebelah  selatan P Jawa,  memperlihatkan pengetahuannya  mengenai  Benua  Australia  dan  lebih jauh lagi kearah selatannya yaitu  wilayah Antartika  yang memutih oleh salju.   Jika  bukan nakhoda itu  sendiri yang  berlayar ke sana,   maka informasi  tersebut tentunya diperoleh dari  pelaut  lainnya  yang sejamannya   atau  satu - dua  generasi  diatasnya  karena  belum  terdistorsi  oleh  kisah - kisah mitos  dan  hal mistis.

Pelaut Nusantara berlayar hingga Antartika
Sementara lima bintang yang dimaksud,  adalah Rasi Bintang Salib Selatan yang mendadi panduan navigasi ke arah solata yang menjadi panduan  Navigasi ke arah solatan.   Budaya Nusantara menyebutnya  Gubug Penceng (Jawa),  Boyang Keppang  (bugis) dan Bintang Pari  (Melayu).   Infirmasi siang hari yang berlangsung  hanya  empat  Jam menjadi hal menarik.   Konsep waktu sehari  24 jam umum digunakan di Italia  sejak  1400 - an,  tempat asal  Ludovico de Varthema.   Durasi siang hai selama  empat jam  terjadi sekitar  62o LS  saat  Solstice musim dingin,  jauh diselatan Australia bahkan Selandia Baru.   Lokasi tersebut disektar perairan Antartika,  sekitar 800 kilometer di  selatan Pulau Macquearie (+-  LS).     

Di Pulau Macquearie,  temperatur  puncak musim dingin  berkisar  3*C  sampai  4* C  dengan durasi  siang  sekitar  7 jam.   Jadi tempat yang  dimaksud sang nakhoda harus  berada  diantara pUlau Macquearie  dan daratan utama  Antaryika.   Bangkai kapal laut pernah ditemukan di Pulau  Macquearie oleh Frederick Hasselburg  dan Krue kapal anjing lautnya  tahun  1810.   Bangkai  kapal tersebut memiliki desain kuno  dengan  motip ukir  yang tidak dikenalnya.   Sayangnya bangkai kapal tersebut tidak bisa diteliti  lebih  lanjut karena digunakan sebagai kayu  bakar oleh Krue kapal.

Sebagia orang memperkirakannya sebagai bangkai  kapal orang Polynesia,  lainnya berspekulasi milik  de Laperouse yang hilang.   Tetapi bukan tidak mungkin  pernah ada kapal Nusantara yang terampar di pulau yang hanya dihuni ribuan Penguin, Anjing Laut,  dan  Gajh Laut tersebut.   Siapapun Pelaut Nusantara yang  pernah  berlayar  kesana  dan  bisa kembali  kemudian menceritakan  pengalamannya,  adalah  pelaut yang hebat.   Selain sanggup mengendalikan kapal kayunya,  menghadapi amukan angin dengan kecepatan 100 km/jam  dan  Gelombang raksasa di sepanjang  40* LS - 60* LS,  dia juga sanggup  bertahan dari  cuaca dingin Antartika yang jauh berbeda dengan Khatulistiwa  yang hangat.

Ebtah apa motif  pelaut Nusantara ke sana pada abad  14 - 15.   Mungkin perdagangan ?  meskipun   pada akhirnya diketahui pada akhirnya toidak ada potensi signifikan.   Volume  pelayaran ke Australia sendiri  baru meningkat ketika permintaan teripang dari Tiongkok pada masa dinasti Qing meningkat pesat di tahun  1700 - an yang didominasiPelaut Makassar.  Atau mungkin  pernah ada penguasa  di Nusantara yang memiliki visi penjelajahan Samudera sebagaimana  Henry Sang Navigator dari Portugal atau kaisar Yongle dari Dinasti Ming.

NB.  *  derajat.

P Macquarie pernah dijelajahi pelaut Nusantara dahulu 



Bangsa Indonesia bangsa Maritim.

Daratan  Antartika menjadi bukti Indonesi bangsa Maritim.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EKSPOR PASAR DURIAN DARI VIETNAM 2024 KUASAI PASAR GLOBAL DENGAN CAPAIAN RP 53 TRILLIUN

NusaNTaRa.Com        byAsnISamandaK,      S   a   b   t   u,    0   8      M    a    r    e    t      2   0   2   5    Buah Durian Vietnam S...