Jumat, 07 Februari 2025

KAPAL CAKRA DONYA SANG TEROR DUNIA YANG PERKASA DI SELAT MALAKA

NusaNTaRa.Com    

byDannYAsmorO,     J   u   m   a   t,    0   7     F   e   b   r   u   a   r   i     2   0   2   5           

CAKRA DONYA   sebuah kapal yang memiliki  cutatan khusus  dalam  memori para  prajurit Angkatan Laut Portugis.   Sejarawan  Spanyol,  Manuel Faria Y Sousa   (1590 - 1649)  dalam bukunya  " Asia Portuguesa"  yang diterbitkan di Lisboa  (1666 - 1675)  menulis,  setiap kali melihat  kapal ini,  para prajurit angkatan Laut Portugis  berteriak " Espanto del Mundo " (teror dunia),  Manuel Faria Y Sousa juga  mendeskripsikan  kehebatan  kapal  perang milik kerajaan ACEH ini.

Menurutnya,  kaapal ini memiliki  panjang hingga  500  jengkal   (kira - kira  100 meter),  memiliki tiang kapal tiga,  dan dilengkapi  100  meriam  yang berada di sisi kiri dan  kanan.    Faria  Y Sousa pun  menggambarkan rasa takjubnya,  " Tidak sia - sialah  kapal itu diberi nama  ' Teror Dunia '.   Betapa Hebatnya.  Betapa Kuatnya.  Betapa Indahnya.  Betapa Kayanya,   Meskipun mata  lelah karena sering terheran  melihat benda - benda indah,  kami  semua terbelalak  melihat ini  (Kapal Cakra Donya pen) ".

Catatan Manuel Faria Y Sousa  tentang kapa Cakra Donya ini di tulis kembali oleh  Sejarawan Prancis,  Denys Lombard  dalam buku bertajok  " Kerajaan Aceh ".   Kembali ke Hikayat  Malem Dagang,  Kapal Cakra Donya ini membawa  tiga Lonceng  besar hadiah  dari  Dinasti Ming (sekitar 1469)   kepada  kerajaan  P a s a i  pada  tahun ke empat   zaman  Cheng  Hua. 

Salah satu  dari  tiga Lonceng ini,  kini dipajang di kompleks  Museum Aceh.    Selain Kapal  Cakra Donya  dengan kapasitas  800 orang  dan dilengkapi beragam ukuran  meriam,  terdapat  beberapa kapal lainnya  yang  digunakan  untuk mengawal  kapal Induk,  seperti  Cakra Alam,  Rijalul  'Asyiqin,  Nurul 'Isyqi,  Cari Lawan,  dan  Naga Kentara.

Lonceng  Cakra Donya

Kapal - kapal  tersebut masih digunakan  setelah  Sultan Iskandar Muda  mangkat tanggal  27 Desember  1636  di KutaRaja  (sekarang  Banda Aceh),  terutama  untuk menjaga kedaulatan   Kerajaan  Aceh  dan Islam Melayu dari berbagai  ancaman yang ada.   Pada  saat itu,  Portugis adalah  salah satu  musuh besar bagi  Kerajaan Aceh.

Pengalaman di laut Aceh dan semenanjung Melayu  menjadi penangkal penting dalam menangkal serangan asing selama Sultan Iskandar  muda  menjadi Sultan Kerajaan Aceh,   terutama  dalam  penempatan pasukan militer laut,  kapal - kapal perang,  strategi perang,  dan jaringan hubungan Internasional.   Pada masa ini  peran kapal Cakra Donya  sangat penting dalam operasinya turut  menjaga  keutuhan aceh  terutama  di kawasan perairan  kesultanan  Aceh

Pada tahun  1606  ia sudah terlibat langsung  dalam Perang menyerang  Portugis di  Selat Malaka,  karenanya kemudian  ia terkenal  Perkara Alam  dengan  Kapal  lautnya terkenalnya.   Pengalamannya  di laut Aeh  dan Semenanjung  Melayu  telah menjadi polajaran  penting dalam   menangkal  berbagai sorangan  asing,  yang  terjadi  selama  beliau menjabat  sebagai Sultan Kerajaan Aceh.

Terutama dalam penempatan  pasukan  Militer Laut,  Kapal - kapal Perang,  Strategi Perang dan  Jaringan hubungan International.   Kapal laut  satu - satunya  alat media perang paling Canggih yang dilengkapi beragam Meriam.   Hingga kini kita bisa menyaksikan sisa - sisa kebesaran  Cakra Donya atau maritim Kerajaan Aceh yaitu menyaksikan  Lonceng bersejarah hadiah dari Kaisar  Yonglee penguasa China,  yang dibuat sekitar tahun 1409 masehi berbentuk stupa setinggi 125 Cm dimuseum Aceh.  

Cakra Donya  Kapal perang kesultanan Aceh


Cakra Donya Kapal perang penguasa Selat Malaka.

Kapal Perang milik Kesultanan Aceh  yang perkasa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EKSPOR PASAR DURIAN DARI VIETNAM 2024 KUASAI PASAR GLOBAL DENGAN CAPAIAN RP 53 TRILLIUN

NusaNTaRa.Com        byAsnISamandaK,      S   a   b   t   u,    0   8      M    a    r    e    t      2   0   2   5    Buah Durian Vietnam S...