Rabu, 01 Juni 2022

OBJEK WISATA BENTENG VAN DER WIJCK DULUNYA RANGKAIAN BENTENG STETSEL BELANDA

NusaNTaRa.Com

byIndaHPalloranG,     S  e  l  a  s  a,    1  0       M    e    i        2  0  2  2 

Benteng Van Der Wijck jadi pusat wisata di Kebumen

Di beberapa daerah di Indonesia masih ditemukan benteng-benteng peninggalan zaman kolonial Eropa, terutama Belanda dan umumnya bangunan tersebut telah berusia antara ratusan hingga ribuan tahun.  Benteng merupakan sebuah bangunan yang didirikan untuk keperluan miiliter seperti pertahanan dalam peperangan  selain  itu berfungsi sebagai bagian dari strategi penyerangan.  Benteng  juga dibangun untuk mencegah bahaya yang mengancam keselamatan penduduk dan juga harta benda.

Salah satu benteng yang hingga kini masih berdiri kokoh dan dapat kita saksikan adalah Benteng Van der Wijck.  Benteng pertahanan Hindia Belanda yang dibangun tahun 1818 ini terletak di Jalan Sapta Marga, Desa Sedayu, Kecamatan Gombong, Kebumen, Jawa Tengah.   Nama Van der Wijck diambil dari nama salah satu Gubernur Jenderal Hindia Belanda Carel Herman Aart Van der Wijck yang bertugas di Jawa pada tahun 1893-1899.

Awalnya  benteng ini bernama Forth Cochius,  nama  dari pemimpin perang Belanda, Frans David Cochius pemimpin prajurit Belanda ketika perang DiPonegoro berlangsung,  yang pernah bertugas di daerah Bagelen masuk  karesidenan Kedu.  Pada tahun  1856 benteng tersebut beralih menjadi sebuah sekolah khusus anak-anak dari bangsa Eropa. Sekolah tersebut bernama Pupillen School  yaitu sekolah calon militer dan terakhir dibori nama Bentem Van der Wijk di sekitar tahun 1896 .

Benteng ini berdiri dua lantai dan masih terlihat gagah walau usianya sudah ratusan tahun, dengan model  bangunan benteng ini  bersegi delapan dan tingginya sekitar 10 meter dengan  empat pintu masuk  dan pintu utamanya berada di sisi barat daya.  Memasuki kawasan benteng, pengunjung akan disambut dengan keberadaan pohon palem menjulang tinggi dan di kanan-kiri pintu masuk terdapat sepasang meriam lapangan dan sepasang tank ringan dan patung serdadu kompeni yang tengah berjaga di depan gerbang.

Benteng  tampak begitu kokoh,  dindingnya  memiliki ketebalan hingga 1,4 meter.  Saat memasuki lantai pertama, ada 16 ruangan besar dan 27 ruangan lain dengan ukuran berbeda  dan  pengunjung dapat  melihat area disokitar dengan 72 buah jendela, 63 pintu, 8 tangga menuju lantai dua, serta 2 tangga darurat.   Di lantai atas terdapat 70 pintu, 84 jendela  dan terdiri dari 16 ruangan besar, 25 ruangan kecil  dan 4 tangga menuju atap yang berbentuk serupa piramida terbuat dari bata morah.   

Dalam bangunan ini masih ditemukan sederet koleksi foto yang menampilkan kondisi benteng ini pada masa lampau sebelum direnovasi.   Ada pula koleksi foto para pejuang dan presiden Republik Indonesia sepanjang zaman.   Suasana zaman kolonial masih begitu kental dirasakan pada benteng ini,  mulai bangunan dari batu bata merah,  pilar-pilar yang menjulang, ditambah dengan pintu setengah bundar yang  unik.

Dalam area ini juga terdapat bangunan pendukung lain seperti garasi, penjara, rumah sakit, barak prajurit, bangunan logistik perkantoran  dan kompleks makam Belanda.   Pihak pengelola Benteng Van der Wijck pun melengkapi kawasan ini dengan berbagai wahana,  taman bermain dengan wahana kincir putar, perahu angsa, mobil-mobilan  dan kolam ronnang sehingga lebih menarik kala kita berkunjun.

Salah satu fasilitas yang menarik untuk dicoba adalah kereta wisata di atas benteng.  Dengan naik kereta tersebut, pengunjung bisa berkeliling sambil menikmati pemandangan sekitar dari bagian atas benteng,  disanapun ditemukan sebuah penginapan yang bernama Hotel Wisata Benteng Van der Wijck.   Luas benteng atas dan bawah sebesar 3.606 meter persegi. Memiliki 4 pintu masuk utama ke dalam benteng  dan  tinggi dari benteng yaitu 9,67 meter dan ditambah cerobong setinggi 3,33 meter 

Pada awalnya, pembangunan benteng ini didirikan untuk kantor Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Gombong  kemudian berubah menjadi benteng pada tahun 1818.   Pembangunan Benteng Van der Wijck dilakukan pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip baron van der Capellen yang dibangun  Frans David, seorang perwira tentara Belanda yang merupakan ahli tentang bangunan benteng.

Pada saat terjadinya Perang Jawa atau Perang Diponegoro tahun 1825-1830, pemerintah Hindia Belanda membuat strategi yang disebut dengan Benteng Stelsel.   Strategi ini meliputi pembangunan benteng di sejumlah wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta  dan Jawa Timur guna mempersempit ruang gerak gerilya oleh Pangeran Diponegoro dan pasukannya. 

Pintu utama masuk Benteng Van Der Wijck  Kebumen


Merawat situs mengingatkan sejarah perjuangan,

Benteng Van Der Wijck yang seram kini tempat hiburan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PELAJAR PAPUA DI KOMPETISI INTERNASIONAL SAINS BALI MERAIH MEDALI EMAS

NusaNTaRa.Com          byDannYAsmorO,      M   i   n   g   g   u,    2   4     N  o  v  e  m  b  e  r     2   0   2   4       Tim Papua yang...