NusaNTaRa.Com
byLaSikUAgaY, S a b t u, 2 9 M e i 2 0 2 1
Ichwan Azhari saat menelusuri jejak arca kuno di Bulu Cina Hamparan Perak
Edward Edmun Mckinnon sejak Juli 2017 penasaran sekali dengan foto yang Ichwan
Azhari kirimkan hasil temuannya berupa arca Budha kuno dari Hamparan Perak Sumatera
Utara. Di antara arca arca yang
ditemukan dari buruh tani tebu itu ada yang disepuh emas dan memiliki gaya
agama Budha India Selatan abad 8 sekitar 30 Arca, sezaman era Sriwijaya di Palembang dan Jambi. Yang ditemukan itu adalah Arca Avaloketiswara/Lokeswara juga tablet kuno beraksara untuk persembahan dalam peribadatan agama
Budha kuno.
Di antaranya, foto arca-arca yang disepuh emas dan memiliki
gaya agama Budha India Selatan Abad 8, yang ditemukan buruh tani tebu di
Hamparan Perak. " Arca-arca sezaman era Sriwijaya di Palembang
dan Jambi. Yang ditemukan itu adalah Arca Avaloketiswara atau Lokeswara, juga tablet kuno beraksara untuk persembahan
dalam peribadatan agama Budha kuno
", Ujar SiDin Ichwan Azhari dengan Plabomoranya (hebatnya),
Rabu (26/05/2021) dan temuan ini mengindikasikan bahwa Hamparan Perak memiliki jejak sezaman dengan
situs Budha di Jambi dan Palembang.
Bagi Mckinnon ini merupakan temuan penting yang akan
mengoreksi sejarah keberadaan agama
Budha kuno di Sumatra. Temuan ini mengindikasikan Hamparan Perak memiliki jejak sezaman dengan
situs Budha di Jambi dan Palembang.
Apakah ini merupakan petunjuk,
bukti orang Melayu kuno pra Islam di Sumatera Timur beragama Budha? Dua paper untuk jurnal nasional dan internasional sedang
disiapkan atas analisis ikonografi
temuan arca yang mengejutkan ini. Juga
tahun depan eskavasi oleh Balai Arkeologi Sumatera Utara sedang disiapkan ke
lokasi ini. Tes laboratorium atas arca ini diharapkan tidak terlalu lama lagi
akan juga dilakukan.
Sumber sumber kuno naskah Melayu setelah dihubungkan
dengan temuan arkeologis menunjukkan
leluhur Melayu pra Islam dulu
beragama Budha. Dalam naskah Melayu klasik Sejarah
Melayu, disebut bahwa leluhur Melayu
yang melahirkan raja raja Melayu awal bernama Sang Sapurba, sosok setengah dewa
yang turun di Bukit Siguntang, Palembang. Orang Melayu di Malaysia banyak yang
mempercayai leluhur Melayu turun di Bukit Siguntang itu dan melakukan ziarah ke
sana. Dalam kajian arkeologis, situs Bukit Siguntang
merupakan situs Budha penting kurun waktu
abad ke 4-12.
Tablet
beraksara peribadatan agama Budha kuno
temuan Bulu Cina, Hamparan Perak. Koleksi Rudi Oei.
Pada 2 Agustus
2017 rasa penasaran atas temuan ini coba
dibuktikan. Kami hari itu ber enam
(Edward Mackinnon dari ISEAS, Eri Sudewo dari Balai Arkeologi Sumatera
Utara, Apriani Harahap dan saya dari Universitas Negeri Medan) mendatangi bukit
kecil di kebon tebu PTP 2 perbatasan Bulu Cina dan Kota Rentang Kecamatan
Hamparan Perak. Kami ke sana bersama Bapak Rudi Oei dan Karyawan (Buruh/Koeli) Kebon PTP yang namanya
untuk sementara saya sebut saja Bapak Roesli. Rudi adalah kolektor penting di Medan yang juga mengoleksi barang antik temuan pak
Roesli , warga Bulu Cina/Kota Rentang.
Pak Roesli menunjukkan lokasi temuan temuan Arca di bukit yang
dibuldozer PTP II untuk menanam tebu. Menurut
pengakuannya selama 5 tahun belakangan ini dia menemukan 30 an arca, sebagian
utuh tapi sebagian besar patah patah bekas buldozer. Area temuan itu walau bertahun tahun dibuldozer masih nampak bekas
dataran setinggi 1 meter dari areal lainnya . Jejak bahwa dulunya ini lokasi bukit
peribadatan dan hingga kini
tanda-tanda itu masih kelihatan karena
ada dataran rendah di sisi baratnya yang mencuat.
Sayangnya, sebagian besar arca temuan pak Roesli itu sudah
"diambil" pedagang barang antik dan dibawa keluar negeri dan
ke pedagang barang antik di Bali. Kami
sudah mengidentifikasi nama pedagang barang antik itu. Tapi beruntung sebagian temuan penting
ini sempat diselamatkan Bapak Rudi Oei
yang berencana akan membangun Museum Sumatra di Medan tahun depan. (Ichwan
Azhari)
Selain itu, katanya, puluhan tablet kuno berinskripsi juga ditemukan di ladang tebu Bulu Cina Hamparan Perak secara berangsur dalam dua tahun belakangan ini. Tablet itu disimpan kolektor Rudi Oei, ada beberapa di Museum Situs Kota Cina Medan Marelan dan beberapa hari menjelang idulfitri kembali saya temukan dari buruh tani kebon tebu. Dalam bahasa Inggris artefak ini disebut Sealing atau Votive Tablet, saya sederhanakan menjadi Tablet Kuno Berinskripsi, bentuknya mengingatkan saya pada ragi tape yang dijual orang Jawa Deli di pajak-pajak (pasar) tradisional sekitar Medan. (dr. Ichwan Azhari.TribuNMedaN.27/05/2021)
Pak Roesli (tengah) karyawan PTP menunjukkan lokasi tempat
menemukan 30 an arca kuno di Bulu Cina/Kota Rentang HamparanPerak.
Budak Melayu hingga semenanjung,
Leluhur Melayu yang melahirkan raja2 dari Bukit Siguntang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar