NusaNTaRa.Com
byBasruLDatUMabusunG, J u m ' a t, 1 8 M a r e t 2 0 2 2
Puri Agung Peliatan Ubud, Gianyar, Bali, punya hajat
penting bagi negeri ini, Selasa (15/3/2022) lalu. Puri nan sejuk itu menggelar
acara Pengukuhan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Masyarakat Adat Nusantara (Matra)
Bali. Acara ini dihadiri sebanyak 24 raja dan utusan dari berbagai
keraton dan kerajaan seperti Kerajaan Minangkabau, Kerajaan Gowa, Kerajaan
Jambi, Pasaman Barat, Kerajaan
Martapura, Sumatera Barat serta utusan
dari berbagai keraton se Nusantara dan kerajaan yang lain.
Masyarakat Adat Nusantara (Matra) adalah organisasi
yang beranggotakan para raja dan keluarga berdarah asli dari berbagai keraton
dan kerajaan dari seluruh penjuru Indonesia yang masih eksis hingga saat ini. Organisasi ini memiliki berbagai agenda yang
berfokus pada merawat dan melestarikan kekayaan adat di seluruh nusantara ini
sebagai bagian dari kekayaan adat dan budaya Indonesia.
Apa perbedaan keraton dan kerajaan. Jadi, dalam tata
aturan keorganisasian komunitas ini,
keraton adalah kerajaan yang telah menetapkan diri sebagai kekuasaan
adat yang telah menganut Islam. Sedangkan
kerajaan adalah sistem kekuasaan adat lokal yang tidak mengidentifikasikan diri
pada ikatan keyakinan tertentu.
Upacara ini dipimpin oleh Ketua Umum Matra Yang Mulia
Mangku Alam II dan didampingi Sekjen Dewan Pengurus Pusat Matra yakni Yang
Mulia Kanjeng Pangeran Ferizal Utama Suryo Wibowo. Sedangkan para pengurus yang
dikukuhkan adalah Dewa Krisna Artawan (Ketua), I Ketut Kresnayana dan I Nengah
Murja (Wakil), I Nyoman Karsana, SE (Sekretaris) dan I Putu Edi Santika
(Bendahara). Para pengurus ini akan menjalani masa tugas sebagai Pengurus DPW
Matra Bali untuk masa bakti 2022-2025.
Matra memiliki kepengurusan nasional, untuk tingkat
daerah sistem organisasi dijalankan oleh Dewan Pengurus Wilayah, acara pengukuhan kali ini untuk para pengurus yang akan menjalankan agenda
organisasi untuk kerajaan dan keraton di wilayah Bali dan sekitarnya. Uniknya
acara ini adalah, para utusan datang dengan pakaian kebesaran keraton dan
kerajaannya masing-masing lengkap dengan ciri khasnya seperti warna-warna
keemasan, hitam dan sebagainya. Para tamu juga mengenakan mahkota hingga
membawa tongkat atau simbol-simbol kekuasaan mereka.
Aneka warna dan aksesori yang dikenakan para utusan
membuat acara ini menjadi penuh warna dan gemerlap. Soalnya, pakaian kebesaran dan adat yang khas
serta berbeda-beda warna itu menciptakan gaya fashion yang menampakkan nilai
adat masing-masing keraton dan kerajaan. Tak perlu heran makanya jika acara ini
mengundang ketertarikan banyak wisatawan asing yang sedang berlibur di Bali. tarian
sakral dan ritual khas Bali mewarnai
sepanjang acara ini di gelar.
Selain para raja, utusan kerajaan dan keraton, hadir
pula dalam acara itu para putri keraton dari berbagai utusan keraton dan
kerajaan. Juga hadir para penglingsir atau ketua puri
dari berbagai puri di Bali. Panglingsir adalah ketua atau tetua dari
kekerabatan yang turun-temurun di setiap puri.
Pada acara ini, para putri dari berbagai keraton dan kerajaan juga
mendeklarasikan organisasi baru bernama Putri Keraton Nusantara. Komunitas ini
rencananya akan menggali potensi kerajaan dan keraton untuk disulap menjadi
produk-produk yang akan dijual secara umum ke pasar.
Bukan rahasia lagi, setiap keraton dan kerajaan sudah
pasti memiliki beragam resep kuliner turun-temurun dan khas yang selama ratusan
tahun hanya dinikmati kalangan atas atau keluarga kerajaan. Juga berbagai resep
kecantikan para putri keraton yang selama ini dikenal sebagai resep kecantikan
yang membuat para putri keraton menjadi simbol keindahan kecantikan asli Indonesia.
Nah, organisasi para putri keraton dan kerajaan ini telah memiliki berbagai produk yang siap dipasarkan dan semuanya memiliki nilai sejarah dan kelestarian budaya keraton. Juga, kelompok perempuan cantik ini akan menggelar Festival Putri Keraton Nusantara yang rencananya digelar di Pulau dewata. Gelaran ini diharapkan akan menjadi magnet wisata yang mampu mengarusutamakan kekayaan adat nusantara, sehingga mampu mewarnai kekayaan budaya Indonesia sekarang ini.
Wakil Gubernur B a l i |
Budaya dihidupkan Negara Tangguh,
Matra Bali Gelar pengukuhan pengurus daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar