NusaNTaRa.Com
byBakuINunukaN, K a m i s, 2 0 J a n u a r i 2 0 2 2
Bensin merupakan salah satu jenis bahan bakar yang
terbuat dari minyak mentah dan cairan minyak bumi lainnya yang digunakan pada
kendaraan bermotor. Pusat Rekayasa
Katalisis Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Badan Pengelola
Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) berhasil
mengembangkan teknologi katalis Bensa atau Bensin sawit dan membangun unit
percontohan produksi bensin biohidrokarbon dengan bahan baku minyak kelapa
sawit yang ramah Lingkunam.
Pengkajian minyak
kelapa sawit sebagai bahan bakar tentu masuk akal mengingat Indonesia merupakan
negara penghasil sawit terbesar di dunia. Saat ini negara kita memproduksi 49
juta ton crude palm oil (CPO) atau minya sawit mentah per tahun. Indonesia juga
menjadi negara pengimpor pengimpor bahan bakar bensin yang terbesar ke dua di
dunia dan sangat berkepentingan untuk mengembangkan teknologi produksi bensin
sawit.
Sehingga ITB bekerja sama dengan PT Energy Management
Indonesia untuk melakukan perancangan konseptual pabrik bensin sawit
berkapasitas 50.000 ton per tahun. Unit produksi ini dapat bisa dikembangkan dan
dibangun mandiri di berbagai sentra sawit yang tersebar di Indonesia. “ Berdasarkan
instruksi dari Presiden Joko Widodo, kita harus mengolah CPO terlebih dahulu
sebelum diekspor karena produksi kita banyak. Untuk itu kami mencoba mengolah
CPO menjadi IVO (industrial vegetable oil)
”, Ujar SiGaluH Dr. Ir. Melia Laniwati Gunawan, M.S. dari
KK Teknologi Reaksi Kimia dan Katalis - FTI , anggota tim Katalis Merah Putih.
“ Unit demo
dengan skala 6-7 ton per jam telah dibangun dan saat ini ditempatkan di
Kabupaten Musi Banyuasin (MUBA), Sumatera Selatan ”,
Ujar SiGaluH Melia LG menambahkan. Pada
11 Januari 2022 di Workshop PT Pura Engineering, Kudus, Jawa Tengah, telah
dilaksanakan demonstrasi produksi dengan nama Bensa atau Bensin Sawit.
Demonstrasi juga dilakukan bersamaan dengan uji coba Bensa terhadap motor dan
mobil. Hasilnya, Bensa dapat bekerja dengan baik sebagai bahan bakar kendaraan
roda dua dan roda empat.
Unit demo ini mengkonversi minyak sawit industrial
atau IVO menjadi bensin sawit melalui proses perengkahan yang dikembangkan oleh
Pusat Rekayasa Katalisis ITB (PRK ITB), Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan
Katalis ITB (LTRKK ITB), Program studi Teknik Bioenergi dan Kemurgi (TBE) yang
dipimpin oleh Prof. Dr. Subagjo. IVO
juga digunakan sebagai bahan baku untuk membuat Bensa di unit percontohan
produksi bensa. Untuk proses konversi IVO menjadi bensin dibutuhkan katalisator
sehingga perlu ada reaktor yang memproduksi katalis.
Pihaknya juga membuat set unit reaktor untuk
memproduksi katalis dari dana BPDKS. Pabrik Katalis dengan skala 40-50 kg per
batch ditempatkan di Kampus ITB Ganesa dan untuk formula serta prosedur
pembuatan katalis adalah hasil penelitian oleh PRK ITB, Ujar Dr. Melia LG
menjelaskam.
Soal penggunaan, Melia menjelaskan bahwa bensa
bisa digunakan tanpa perlu mengubah mesin kendaraan dan tangki bahan bakar. Ini
karena senyawa kimia yang ada di bensa sama dengan bensin dari minyak fosil.
Perbedaannya ada pada gas buang yang pada bensin dari minyak bumi masih ada kandungan
sulfur atau belerang. “ Kalau bensa, karena diambil dari minyak sawit
atau nabati, tidak ada sulfurnya ”, Ujar Melia
LG Laji. Untuk bensa juga bisa dibuat menggunakan semua
carian kelapa sawit yang diperas sampi menghasilkan CPO. Kemudian, proses pengolahan selanjutnya
berbeda dengan CPO untuk minyak goreng. Khusus untuk bensa, produk olahannya
dinamakan minyak sawit industrial.
Faktanya, bensa memiliki nilai Research Octane
Number, RON 105-112, artinya sangat tinggi. Produk ini dapat dicampur dengan
nafta yang dihasilkan minyak fosil. Menurut Melia, nafta punya bilangan oktan
70-80 dan bila dicampur dengan perbandingan tertentu, bisa mendapatkan bensa
dengan RON 93. Angka Research Octane
Number (RON) bensin sawit ini di atas Pertamax Turbo dengan RON 98, juga di
atas Pertamax milik Pertamina dengan RON 92.
Jika demonstrasi dan uji coba ini berhasil, akan dilakukan optimasi terhadap kapasitas produksi dan reaktornya. Kemudian, akan dibuat membuat detail engineering design dan setelah semua selesai maka sudah bisa membuat unit produksi dengan skala besar. “ Kita berharap unit produksi ini bisa ditempatkan di perkebunan kelapa sawit para petani, sehingga kebutuhan bensin mereka bisa menggunakan bensa. Dengan cara seperti ini, maka akan meringankan pemerintah (Pertamina) untuk memasok bahan bakar sampai ke pelosok ”, Ujar SiGaluH Dr. Ir. Melia Laniwati Gunawan.dr.GNI.DiaNAffrillA.20/01/2022.
Reaserch temukan sumber baru
dan ramah lingkungan,
ITB Temukan bensa bensin dari Kelapa Sawit Ramah
Lingkungan.
Semoga kebutuhan BBM untuk transportasi dapat teratasi dari sumber energi yg Dapat diperbaharui ..........
BalasHapus