NusaNTaRa.Com
byPakeLEE,
M
i n g
g u, 2 1 N
o v e
m b e r 2 0 2 1
Carina Citra Dewi Joe penemu Vaksin Covid bersama Tim OxfordAstraZeneca Inggris |
Carina Citra Dewi Joe, ilmuwan Indonesia, salah satu figur di tim manufaktur yang sukses
memproduksi vaksin yang paling banyak didistribusikan di dunia, Oxford
AstraZeneca, mewakili tim menerima penghargaan Pride of Britain di London Sabtu
malam (31/10). " Ketika giliran tim Oxford, hadirin memberikan
sambutan dengan berdiri, lama sekali ", Ujar SiDin Carina salah seorang anggota tim
yang dipilih untuk mewakili tim dalam menerima penghargaan special Recognition
Award yang banyak dihadiri kalangan
selebritis dunia.
Award ini merupakan satu dari sejumlah penghargaan
yang diterima tim vaksin Universitas Oxford sejauh ini. Ketua tim manufaktur, Dr Sandy Douglas
mengatakan formula "dua sendok
makan sel" yang ditemukan Carina
menjadi landasan produksi besar vaksin Oxford AstraZeneca, serta memungkinkan
diproduksi dengan "harga semurah
mungkin". Sandy sendiri mengatakan
dalam diskusinya dengan salah seorang kolega - walaupun setengah bercanda –
bahwa "Carina adalah peneliti paska doktoral
yang paling penting di dunia. Pekerjaannya sangat fantastis dan sangat penting".
"Formula 30 mililiter sel" itu ditemukan Carina pada 15 Januari
2020, temuan ini memungkinkan produksi
vaksin lebih banyak 10 kali dengan menggunakan sel hanya sekitar dua sendok
makan. Produksi vaksin dalam skala
besar dalam waktu singkat, yang dilakukan Universitas Oxford dan AstraZeneca
serta sejumlah produsen lain, pertama terjadi dalam pandemi Covid-19 ini.
Biasanya produksi vaksin memakan waktu setidaknya 10 tahun. Saat ini vaksin Oxford AstraZeneca adalah
vaksin yang paling luas jangkauannya, dengan lokasi produksi di lebih selusin
laboratorium di lima benua. Vaksin ini digunakan di lebih 170 negara, termasuk
Indonesia.
"
Saya sempat bilang, saya mau berhenti, saya tak bisa lagi lakukan ini.
Nangis-nangis di depan bos. Mereka berikan pengertian. Mau gimana lagi, cuma kamu
yang melakukan, tidak ada gantinya lagi. Mau sakit atau tidak tetap harus
dikerjakan ", Ujar SiGaluH Carina mengingat kerja nonstop
tanpa istirahat tahun lalu. " Saat hampir menyerah, bos saya bilang, kita
melakukan hal yang tepat. Ini mungkin satu hal yang sangat penting yang kita
lakukan dalam karir kita karena banyak orang meninggal, jadi kita lakukan yang
terbaik, demi kemanusiaan ", Ujar SiGaluH Carina lagi.
Dari percobaan awal ini, jumlah sel
ditingkatkan terus sampai pada skala produksi besar melalui kerja sama dengan
berbagai laboratorium di seluruh dunia.
" Dengan kombinasi upaya Dr
Carina Joe untuk meningkatkan proses manufaktur dan komitmen serta kerja keras
rekan-rekan kami di AstraZeneca dan semua mitra kami lainnya, kami mampu
memberikan vaksin untuk dunia, dibuat di berbagai penjuru dunia, dengan harga
semurah mungkin ", Ujar SiDin
Sandy Douglas dengan Soppenger (jumawanya).
" Ada
lebih dari 1,5 miliar dosis vaksin Oxford AstraZeneca yang didistribusikan
secara global. Saya sangat bangga dengan kerja kami yang memungkinkan
manufaktur vaksin dilakukan di lebih dari selusin tempat di lima benua, dengan
sejumlah besar vaksin dikirim ke berbagai negara di luar Amerika Utara dan
Eropa ", Ujar Sandy Douglas Laji.
Formula sederhana dengan menggunakan jumlah sel
yang sedikit ini juga memungkinkan produksi vaksin dengan harga semurah
mungkin. " Saya rasa formula ini sangat penting [agar
vaksin dapat disebar ke negara berkembang, termasuk Indonesia] dan ada dua
alasan untuk itu. Pertama, jumlah
vaksin yang didapat dari jumlah tertentu sel, sangat terkait dengan harga.
Jadi, formula Carina ini sangat produktif sehingga [vaksin] dapat dibuat dengan
harga murah “.
" Dan
yang kedua, yang sangat penting juga adalah formula ini sangat sederhana
sehingga dapat ditranfer ke berbagai fasilitas seperti Serum Institute of India
... yang belum pernah memproduksi produk seperti ini sebelumnya. Namun cukup
sederhana sehingga dapat dipelajari dengan cepat dan kami dapat menyerahkannya
ke fasilitas manufaktur di seluruh dunia
". Ujar SiDin Sandy.
Ketika ditemui di laboratorium Jenner Institute, Universitas Oxford, Carina memperkenalkan sejumlah kolega yang meneliti berbagai vaksin lain termasuk untuk virus Zica dan Malaria. Carina - yang memperoleh gelar doktoral dalam bidang bioteknologi di Royal Melbourne Insitute, Australia - menunjukkan dua ruang laboratorium, tempat ia menghabiskan hari-hari dan malam tanpa tidur cukup, hampir sepanjang 2020. Formula hasil eksperimen Carina ketika itu rencananya digunakan untuk penelitian vaksin rabies, yang tengah dikembangkan tim peneliti di bawah Sandy Douglas, sebelum ia ditarik ke tim Covid bergabung dengan tim Sandy pada Agustus 2019 dan memulai eksperimennya pada sekitar akhir September.
Penyakit ganas cepat menyebar, Covid,
Carina Citra Dewi Joe Penemu Vaksin Covid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar