Jumat, 12 Oktober 2018

PERTEMUAN IMF-BALI 2018 HASILKAN 12 POKOK BALI FINTECH AGENDA.

NusanTaRa.Com
byMuhammaDBakkaranG, 11/10/2018

Presiden Joko Widodo menyerukan diterapkannya 'sentuhan ringan' dalam mengatur sektor teknologi keuangan, yang diagendakan dalam KTT IMF Bank Dunia di Bali di sebutnya    light touch  “ dan     safe harbor    diperlukan karena sektor itu baru berkembang, dan karenanya " tidak usah terburu-buru membuat regulasi, dan lebih baik membiarkan inovasi berkembang terlebih dahulu  ", Ujar SiDin Jokowi dalam Pembukaan  panel Bali Fintech Agenda di pertemuan Bank Dunia/IMF di Bali pada Kamis (11/10/2018).     Teknologi keuangan (fintech) adalah fenomena terbaru setelah munculnya internet 25 tahun yang lalu.

Pertemuan tahunan Bank Dunia - dana Moneter Intrnasional (IMF) menyepakati  “ Bali Fintech Agenda “  untuk membantu negara-negara di dunia dalam mengatur teknologi keuangan.   Teknologi ini membuka akses bagi banyak orang terhadap layanan keuangan - menyimpan, meminjam dan berinvestasi - tanpa harus terdaftar di perbankan disampin itu   juga menyebut perlunya 'pelabuhan yang aman' (safe harbour) bagi para inovator dan pengusaha untuk menciptakan alat ekonomi yang baru yang radikal untuk masyarakat.

Sementara sebelumnys Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde memastikan Indonesia saat ini tidak membutuhkan bantuan maupun pinjaman dari IMF karena kondisi ekonomi dalam keadaan baik.    Lagarde mengatakan, pengelolaan ekonomi Indonesia saat ini telah dilakukan dengan optimal melalui koordinasi antara pemerintah, Bank Indonesia maupun pihak-pihak terkait.   "  Ekonomi Indonesia dikelola dengan sangat baik oleh Presiden Jokowi, Gubernur Perry, Menteri Sri Mulyani, Menteri Luhut, dan rekan-rekan mereka  ", Ujar SiDin Largarde.     "Pinjaman dari IMF bukan pilihan, karena ekonomi Indonesia tidak membutuhkannya," kata Lagarde dalam pernyataannya di Nusa Dua, Bali. 

Pelaksanaan  kegiatan IMF-di Bali koalisi Prabowo menyampaikan kritiknya terhadap penyelenggaraan IMF di Bali,  karena  selain dianggap  akan menghambur-hamburkan uang  juga dikhawatirkan  akanmenimbul utang baru.   Untuk itu,   Sebagai bentuk keprihatinan kepada pemerintah yang keluarkan anggaran hingga nyaris menyentuh angka Rp 1 Triliun,  kubu Prabowo melalui Koalisi Indonesia Adil dan Makmur memutuskan tidak mengirimkan perwakilannya ke ajang tahunan IMF - World Bank yang berlangsung pada 8-14 Oktober 2018. 

Satu Stand Paviliun Indonesia di IMF-2018 Bali

Untuk membantu Negara-negara dalam mengambil manfaat dari teknologi keuangan serta mengatur resiko gangguan yang muncul Bank Dunia, IMF dan Pemerintah Indonesia  “ Bali Fintech Agenda “ untuk  mendapatkan keseimbangan kedua hal (manfaat dan risiko).    12 pokok Bali Fintech Agenda ;  01. Mengakui potensi fintech,  02.  Mengaktifkan teknologi baru untuk meningkatkan layanan keuangan,   03.  Memperkuat kompetisi dan komitmen untuk pasar yang terbuka dan bebas,  04.  Membesarkan fintech untuk mempromosikan inklusi keuangan dan mengembangkan pasar keuangan,  05.  Memantau perkembangan secara dekat untuk memperdalam pemahaman akan sistem keuangan yang berevolusi,  06.  Mengadaptasi kerangka regulasi dan praktek pengawasan untuk perkembangan dan stabilitas sistem keuangan,  07.  Menjaga integritas dari sistem keuangan,  08.  Memodernisasi kerangka hukum untuk menyediakan lansekap hukum yang memampukan,  09.   Memastikan stabilitas moneter domestik dan sistem keuangan,  10.  Mengembangkan infrastruktur keuangan dan data yang kuat untuk mempertahankan manfaat fintech dan  11.  Mendorong kerja sama internasional dan berbagi informasi dan  12.  Meningkatkan pengawasan kolektif sistem moneter dan keuangan internasional. 

Bali Fintech Agenda adalah adalah pedoman bagi para regulator negara-negara angota Bank Dunia dan IMF untuk memajukan fintech, memastikan ketahanan sektor keuangan, mengantasipasi resiko dan mempromosikan kerjasama internasional.   Dua hal penting yang perlu diformulasikan menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati adalah perpajakan dan perlindungan data, menurut Sri Mulyani.   Indonesia sendiri masih belum memiliki aturan jelas untuk perpajakan fintech - karena terkendala sulitnya menentukan subjek pajak dan menentukan sumber pendapatan apakah dari dalam negeri atau luar negeri.  Sejauh ini, sebagian fintech di Indonesia berangkat dari e-commerce, seperti Traveloka (travelokaPay) dan Tokopedia (TokoCash).

Ketua Task Force Bank Indonesia untuk IMF-World Bank Annual Meetings 2018 di Bali Peter Jacobs mengatakan sejumlah gubernur bank sentral dan menteri keuangan berbagai negara menyatakan akan hadir mengikuti Agenda ini yang terdiri dari beberapa Meeting. Seperti mulai dari Gubernur The Fed Jerome Powell hingga Gubernur Bank Central Trinidad and Tobago.  "  Beberapa meeting sudah mulai tanggal 8 Oktober dan makin lama makin banyak dan pada  10-13 Oktober. Paling banyak acara itu. Tapi IMF meeting dibuka tgl 11 Oktober 2018  ", Ujar SiDin Peter di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Bali, Senin (8/10/2018).



Ekonomi masa depan berwawasan Fintech. 

Fintech kolaborasi Trade, Moneter dan Internet,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...