NusanTaRa.Com
byBakuINunukaN, 3/10/2018
byBakuINunukaN, 3/10/2018
Dinding
bangunan lantai lima bergetar, beberapa almari bergeser, pernakpenik bangunan
berjatuhan dan tangga bangunan ada yang langsung runtuh serta seluruh
pengunjung “ Palu Grand Mall “ jadi
histeris ketakutan berhamburan keluar bangunan
unntuk mencari selamat. Kejadian
tersebut terjadi setelah sebelumnya terjadi gocangan Gempa cukup keras melanda seluruh kota Palu,
Donggala dan sekitarnya berkekuatan 7,8
Sh pada Jum’at 28 September 2018 jam
17.00 WIB kemudian diikuti Tsunami masuknya air laut ke kota Palu setinggi 5
meter yang turut memperparah kerusakan kota.
Beberapa
jam setelah Gempa pertama yang diikuti
Tsunami yang memasuki Kota Palu dari laut, kota terihat luluh lantak oleh
bangunan yang runtuh, infrastruktur yang rusak dan mayat – mayat bertebaran di
seluruh pelosok kota Palu dan Donggala perkiraan awal korban meninggal sekitar
342 jiwa. Gempa pertama tersebut di
ikuti Gempa kedua pada 01 oktober 2018 berkekuatan 5,3 Sh yang menjangkau Palu,
Donggala dan sekitarnya sehingga korban
jiwa meninggal secara keseluruha hingga kini 1.236 jiwa dengan berbagai pasilitas banguan yang
hancur.
Dampak
Gempa Tsunami yang terjadi Palu-Donggala sejak 28 oktober 2018 hingga 02
oktober 2018 berdasarkan data yang dirilis dari Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) Sulteng : -Meninggal 1.236 jiiwa meliputi Palu, Donggala,
Sigi dan Parigi Motong, Lua berat 799 jiwa dirawat dirumah sakit, Korban
Hilang 99 orang berdasarkan laporan yang
masuk, Korbann tertimbun 152 orang, Pengungsi 61.867 jiwa tersebar di 109
titik dan 123 orang WNA yang dievakuasi.
Menurut
Sutopo, jumlah korban akan terus bertambah seiring dengan jumlah daerah bencana
yang masih belum terjangkau. Saat ini, kata Sutopo, alat berat dibutuhkan dan
tim SAR perlu ditambah untuk membantu mencari korban gempa. "
Diperkirakan jumlah korban akan terus bertambah selain itu semua daerah
yang terkena bencana terjangkau, alat berat diperlukan, personil SAR juga harus
ditambah ", Ujar SiDin Sutopo lagi.
Sedang
bangunan pisik yang rusak akibat gempa Tsunami ini diantaranya 65.733 unit rumah rusak, Hotel ada puluhan
buah (Hotel Roa-Roa), Mall dan pusat
perbelanjaan (Palu Grand Mall dan Mall
Tatura), Mesjid atau rumah ibadah puluhan Puluhan km jalan-jalan rusak parah, Beberapa Rumah sakit (Rumah sakit Anutapura
mabruk dan Puskesmas), Beberapa Jembatan
rusak berat termasuk mascot Kota yaitu
“ JEMBATAN PONULELE “ berwwarna kuning menghubung Donggala Barat dan Donggala
Timur rubuh telak diterjang Tsunami.
Kerusakan infrastruktur lain berupa tujuh Gardu PLN mati seteketika saat
gempa dan saat ini masih tersisa beberapa yang diperbaiki, Jaringan komunikasi Palu dan
Donggala terputus dengan 275 base station tak dapat digunakan, Tower Bandara
mamuju rusak dan sejummlah pelabuhan rusak
terutama pelabuhan Pantoloan.
Bangunan
Hotel Roa-Roa tujuh lantai di Jalan Pattimura, Palu bangunan yang hancur parah
akibat terjangan gempa hebat dan tsunami hingga hampr rata dengan tanah, itu adalah Hotel Roa-roa yang terletak di
Jalan Pattimura, Palu. Hotel ini bahkan rata dengan tanah. "
Dilaporkan, di hotel yang memiliki 80 kamar itu terdapat 76 kamar yang
sedang terisi oleh tamu hotel yang menginap
", Ujar SiDin Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat, Data, dan Informasi BNPB
sulteng, Sabtu siang 29 September 2018.
Para ahli beranggapan bahwa sebenarnya Gempa yang terjadi di Palu, Donggala daan Sigi tidaklah terlalu besar bila dibanding Gempa yang terjadi daerah lain yang mencapai 9,9 Sh berbanding di Palu hanya 7,7 Sh, namun dampaknya sangat besar tidak lain karena sifat dasar tanah Likuifaksi. " Likuifaksi tanah disini yang mudah bergerak baik karena berbagai faktor seperti pasir, berair, lapisan dan kelerengan tanah memudahkannya bergerak sehingga efek dari gempa terasa sangat besar serta letaak Palu diujung cekungan teluk yang sempit mudah menimbulkan Tsunami ", Ujar SiDin Ju'mALegenD pengamat kalangan LegenD.
Para ahli beranggapan bahwa sebenarnya Gempa yang terjadi di Palu, Donggala daan Sigi tidaklah terlalu besar bila dibanding Gempa yang terjadi daerah lain yang mencapai 9,9 Sh berbanding di Palu hanya 7,7 Sh, namun dampaknya sangat besar tidak lain karena sifat dasar tanah Likuifaksi. " Likuifaksi tanah disini yang mudah bergerak baik karena berbagai faktor seperti pasir, berair, lapisan dan kelerengan tanah memudahkannya bergerak sehingga efek dari gempa terasa sangat besar serta letaak Palu diujung cekungan teluk yang sempit mudah menimbulkan Tsunami ", Ujar SiDin Ju'mALegenD pengamat kalangan LegenD.
Presiden
Jokowi yang datang meninjau para korban Gempa Tsunami pasca letusan pertama
pada Sabtu 29 September 2018, mengharapkan para warga untuk dapat terus
bersabar atas bencana ini dan menginstruksikan para petugas untuk mencari dan
mengevakuasi para korban bencana tersebut.
“ Persoalan mendasar Pasca Gempa
Tsunami ini akan dapat teratasi dengan
baik dan semua akan dapat berjalan dengan baik kembali satu
bulan pasca Gempa Tsunami tersebut terjadi “, Ujar SiDin Jokowi.
Sebelumnya,
Badan Meterologi , Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa tsunami
dengan ketinggian lebih dari 5 meter
menerjang Palu seusai gempa 7,7 SR mengguncang Donggala, Jumat (29/9) pukul
17.02 WIB. " Berdasarkan hasil pemodelan tsunami, gempa
menimbulkan tsunami dengan level siaga, ketinggian dengan lebih dari setengah
meter. Dengan ketinggian gelombang laut tiga meter ", Ujar Dwikorita Karnawati Kepala BMKG.
Aceh dengan gempa 9,8 Sh,
Palu juga hancur meski dengan gempa 7,7 Sh.
Semoga warga Palu dan Sokitarnya diberi kesabaran dan pemerintah bergegas menanganinya
BalasHapus