NusanTaRa.Com
byKariTaLa LA, 29SeptembeR2017.
byKariTaLa LA, 29SeptembeR2017.
Indonesia
mulai dikenal masyarakat dunia khususnya Timur Tengah dan Eropah jauh sebelum Masehi melalui REMPAH yang
merupakan produksi alami alam Nusantara kala itu, meski barang kali saat itu bukan nama atau
daerah Indonesia yang mereka kenal tetapi rempahnya yang berkwalitas
tinggi seperti Cengkeh, Gaharu, Lada, Kemenyan,
Pala dll. Hasil kajian menyimpulkan
bahwa Rempah Indonesia mencapai Timur Tengah dan Eropah di bawah para pedagang
melalui Malaka, kemudian menempuh Asia
Selatan hingga Timur tengah dan Eropa, dilakukan pedagang Arab, Cina dan India Selatan. Kala itu Rempah-rempah memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan, mulai dari
urusan citarasa masakan, obat-obatan, urusan ibadah hingga mengawetkan mayat.
Ketika harga Rempah melambung tinggi di pasaran Eropah karena pasaran yang hanya dikuasai pedagang pendatang dan masih sulitnya menempuh dan menemukan daerah Rempah Indonesia tersebut sementara kebutuhan akan rempah semakin penting membuat masyarakat Eropah berusaha mencari jalan untuk dapat mendatangkan sendiri kebutuhan tersebut karena pedagang Arab, Cina dan Asia Selatan sangat merahasiakan perdagangan Rempah tersebut. Pada abad 14 hingga 16 bermunculan para penjelajah Eropah yang akan berpetualang untuk menemukan sumber Rempah dan jalur perdagangan yang lebih hemat dan cepat seperti Christopher Colombus dari Italia dan Vasco de Gama dari Portugis sebagaimana ungkap sejarawan JJ Rizal dan Jack Turner.
Ketika harga Rempah melambung tinggi di pasaran Eropah karena pasaran yang hanya dikuasai pedagang pendatang dan masih sulitnya menempuh dan menemukan daerah Rempah Indonesia tersebut sementara kebutuhan akan rempah semakin penting membuat masyarakat Eropah berusaha mencari jalan untuk dapat mendatangkan sendiri kebutuhan tersebut karena pedagang Arab, Cina dan Asia Selatan sangat merahasiakan perdagangan Rempah tersebut. Pada abad 14 hingga 16 bermunculan para penjelajah Eropah yang akan berpetualang untuk menemukan sumber Rempah dan jalur perdagangan yang lebih hemat dan cepat seperti Christopher Colombus dari Italia dan Vasco de Gama dari Portugis sebagaimana ungkap sejarawan JJ Rizal dan Jack Turner.
Harga
komoditas Rempah dizaman Kerajaan Romawi Kuno dan Yunani dihargai sangat tinggi seperti harga emas dan
permata, dalam sejarah tercatat bahwa
Ratu Syeba pernah mempersembahkan batu permata, emas, dan rempah kepada Raja
Sulaiman pada 992 sebelum Masehi sebagai suatu penghargaan. Kejayaan rempah sebagai komuditas
penting berlangsung sangat lama, bahkan
pada abad ke-14 harga pala di Eropa masih sangat fantastis yaitu Satu pon pala
(0,45 kilogram) dihargai setara dengan tujuh lembu gemuk!!.
Salah satu
jalur perdagangan Rempah, Rempah-rempah
yang dikumpulkan dari Kepulauan Maluku dan Nusantara lainnya di Malaka di bawa ke Pantai Malabar, India kemudian rempah-rempah itu diangkut ke Teluk Persia
dan di sepanjang Lembah Eufrat, Mesopotamia, ke Babilonia, kemudian menuju Eropah
dan dipasarkan seperti di Venesia dan Konstantinopel. Hal
ini diperkuat hasil penemuan di sebuah gudang di Situs Terqa, Eufrat Tengah,
Suriah, salah satu wilayah peradaban Mesopotamia yang menemukkan banyaknya
Cengkeh di situ. ” Saat ekskavasi dilakukan, arkeolog Italia,
Giorgio Buccelati, begitu terkagum-kagum atas temuan sebuah wadah berisi
cengkeh. Rupanya ia menggali di rumah seorang saudagar yang berasal dari masa
1700 sebelum Masehi ”, Ujar SiDin Bambang Budi Utomo (Januari-2017)
arkeolog Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Agar dapat
menguasai komoditas rempah, ekspedisi penjelajah Eropa sangat agresif. Di
tengah kehidupan feodal masyarakat Eropa, penguasaan atas rempah dianggap
penting agar pemiliknya dapat disejajarkan dengan golongan elit. Para penjelajah mengorbankan
hidup mereka untuk menguasai rempah-rempah di Asia Tenggara bahkan ratusan awak da
Gama, salah satu penjelajah paling obsesif, tewas dalam ekspedisi 1498.
Dalam
ekspansi pelayaran pelaut eropah untuk menemukan sumber perdagangan Rempah di
Nusantara para pelaut banyak mengalami pengorbanan, tusan awak Vasco de Gama tewas dalam
ekspedisi 1498 untuk menemukan daerah tersebut. Akhirnya pada abad ke 16 Pedagang Eropa tiba
di nusantara di kepulauuan Maluku ironisnya setelah 50 tahun ditemukan dan
dibuudidayakan di Eropah harga jualnya anjlok drastis hal ini memaksa Belanda
harus memanfaatkan komoditas Nusantara lain untuk tetap eksis seperti Gula
dan Teh.
Kedatangan bangsa-bangsa Eropa
ke Nusantara menjadi awal penguasaan perdagangan rempah. ” Era
ini diawali dengan perebutan pelabuhan terkaya di timur, yaitu Malaka, oleh
Portugis ”, Ujar SiDin Susanto Zuhdi Guru Besar Sejarah
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Malaka merupakan pelabuhan transit
strategis, titik pertemuan distribusi rempah-rempah dari timur ke barat seperti
halnya Singapura sekarang. Penulis Tome Pires (1468-1540) memberikan
perumpamaan bahwa siapa pun yang menguasai Malaka dapat ”mencekik mati” Venesia. Penguasaan poros ekonomi bahari di Malaka
oleh Peniaga Eropah otomatis merampas rantai perdagangan para pedagang lama di
kawasan Malaka, termasuk mereka yang berasal dari kawasan Nusantara, jalur
distribusi yang panjang menjadi lebih singkat dan menjadi titiik awal Era
Monopoli perdagangan Rempah di mulai.
Keberadaan
Perdagangan Rempah tersebut membuat beberapa kerajaan yang berada di daerah
penghasil Rempah dan dijalur pelayaran perdagangan rempah menjadi maju dan
berkembang dengan pesat mencapai
kejayaannya seperti Malaka, Batavia, Makassar, Surabaya, dan Samudera
Pasai. Pemasaran rempah yang menjadi salah
satu dasar pertumbuhan kerajaan-kerajaan Nusantara serta Belanda
melahirkan politik Devide at Ampera (Politik adu domba) untuk menguasai
perdagangan Rempah Nusantara bahkan Sejarah rempah juga telah memberi kontribusi pada sejarah panjang
pembentukan nasionalisme Indonesia.
Pemerintah
Indonesia untk meningkatkan kesadaran betapa pentingnya Jalur Rempah lewat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah
menyelenggarakan sejumlah program, seperti
membawa Jalur Rempah dalam Festival Europalia 2017 di Belgia dan negara
sekitarnya. Agenda yang akan berlangsung pada 10 Oktober 2017 hingga 21 Januari
2018 ini merupakan festival budaya terbesar dan paling bergengsi di Eropa.
Nusantara mendunia karena Rempahnya,
Belanda melepaskan manhattam demi Pulau Banda.
Rempah salah satu kekayaan Nusantara sejak dahulu, meski skrg kita kurang perhatian krn banyaknya komoditas usaha lainnya
BalasHapusRempah salah satu kekayaan Nusantara sejak dahulu, meski skrg kita kurang perhatian krn banyaknya komoditas usaha lainnya
BalasHapusAwal komunikasi bangsa Nusantara Ke Luar Negeri (Eropah) dan kita mengeal bahwa bumi kita sangat kaya ..........
BalasHapus