Minggu, 02 Juli 2017

PERJUANGAN PARTAI KOMUNIS THAILAND (CPT) TIDAK MENDAPAT DUKUNGAN RUSIA

NusanTaRa.Com

Pertumbuhan paham dan partai Komunis di dunia mulai terasa pada awal tahun 1960-an yang berkembang keberbagai Negara terutama di Negara-negara baru merdeka di Asia dan Afrika termasuk di Indonesia dan Asia tenggara.    Sejarah awal pertumbuhan paham komunis berbasis pada dua kiblat paham Partai Komunis Marxisme di Rusia dan Komunis Mao di China suatu paham yang pada dasarnya berkonsep pada sosialis yaitu  setiap masyarakat adalah sama sehingga semua harus mendapat kesejahteraan dengan adil dan tanpa ada perbedaan.
                                                               
Negara  Gajah Putih suatu Negara  di Asia Tenggara yang belum pernah merasakan artinya kolonialisme atau penjajahan di daerahnya  juga tidak terlepas dari pertumbuhan Partai Komunis  yang terkesan sangat reaktip dalam memperjuangkan paham mereka hingga membentuk perlawanan bersenjata pada tahun 1965.   Partai Komunis Thailand yang melakukan perlawanan Gerilya terhadap pemerintahan syah,  dalam perjuangannya mendapat dukungan kuat dari Partai Komunis China dan Komunisme dari Kamboja,  sementara Partai  komunis Rusia sama  sekali tidak memberikan bantuan dalam mendukung  perjuangan paham mereka yang sama tersebut.   Dalam hal ini hampir sama ketika Partai Komunis di Kamboja mulai berjuang menegakkan keberadaan mereka di sana sebelumnya dan akhirnya kalah.   
                                                                                                            
Justru realita tersebut  membuat hubungan diplomatik  antara Rusia dan Thailand yang lebih erat pada tahun 1990-an dan pemerintah Rusia mengecam secara keras sikap Partai Komunis Thailand yang melakukan perlawanan tersebut.   Hubungan diplomatik Rusia-Thailand pernah terputus ketika tahun 1917 setelah terjadi Revolusi Bolshevik yang berakibat  pemerintaahn Rusia dipegang Tsar Nikolay II sahabat Raja Rama V terkena eksekusi mati bersama keluarganya, sebagaimana raja-raja di Eropah Disti Chakri di Thailand pun terkejut dan memutuskan hubungan diplomatik  hingga tahun 1941.
                                                                                                                                                                                Formalitas hubunga diplomatik  dengan Rusia dimulai tahun 1948 bersamaan dengan dibukanya Kedutaan Besar Uni Soviet  di Bangkok,  semua ini merupakan pencapaian atas sejumlah manuver diplomatik Uni Soviet.     Meskipun Uni Soviet tidak ingin mengintervensi pemerintah Thailand, ada sedikit timbal balik dalam proses pembukaan Kedubes Soviet  ”,  Ujar SiDin Wattaporn.    Thailand ingin Uni Soviet mengesahkan keanggotaannya di PBB  sementara   Moskow mendesak Bangkok untuk menghapus Undang-undang Antikomunis Tahun 1933.     Bahkan simbol dasar Uni Soviet (palu dan arit) akan dilarang apabila undang-undang itu tidak dihapus  ” tambahnya,     Uni Soviet menaruh perhatian pada Indochina, yang kala itu dikuasai Prancis dan  Uni Soviet sama sekali tak berniat menyebarkan komunisme di Thailand  ”,  Ujar SiDin PoddiNg Pengamat Pertahanan Asia Tenggara.   
       
Podding dalam satu pernyataannya mengatakan bahwa, "  Partai Komunis Thauland (CPT) dalam menegakkan perjuangannya, mereka menguasai dan mengontrol kawasan segitiga emas yang berada di utara Thailand yang menjadi jalur illegal yang sulit dikendali kerajaan Thailand,  seperti pengolahan dan pemasaran kokain ke seluruh Dunia guna mendanai perjuangan mereka  ".   Diketahui bahwa kawasan ini sangat strategis karena berbatasan dekat dengan Myanmar, Laos dan China sehingga sulit mengontrol dan mengendalikannya oleh Kerajaan.   

Partai Komunis Thailand (CPT) melancarkan perang gerilya terhadap pemerintah sejak tahun 1965 selama 18 tahun,  mendapat dukungan  negara komunis   Tiongkok dan Kamboja melalui Khmer merah tahun 1970-an dalam menggulingkan kerajaan.    Rusia kala itu ingin mengembangkan paham komunisnya di Asia tenggara tidak terlibat bahkan ketika CPT meminta bantuan Soviet ditolak tegas, sehingga CPT menyebut Soviet “  Revisionis dan imperialis Sosial “,    Tentu saja, ada pertimbangan praktis dan faktor konflik Tiongkok-Soviet yang berperan di sini  ”, Ujar SiDin Wattaporn  ".

Kedekatan Tiongkok (yang berada kurang dari 160 km dari perbatasan Thailand), hubungan kuat Tiongkok dengan pemimpin-pemimpin CPT, dan ucapan dubes Uni Soviet untuk Singapura di akhir 1970 bahwa ia meragukan apakah para komunis di Indonesia, Thailand, dan Malaysia mengikuti ajaran Marxisme’, semua itu menunjukkan bahwa Uni Soviet tidak ingin mendukung CPT, dan lebih mementingkan hubungan dengan pemerintah Thailand,   Geoffrey Jukes  dalam bukunya Uni Soviet di Asia.      Thailand membutuhkan Uni Soviet untuk menumbangkan Khmer Merah dan membawa keseimbangan di Kamboja  ”,  Ujar SiDin Wattaporn menjelaskan
 byMcDonalDBiunG

Partai Komunis dengan rakyat Jelata,
Perjuangan Komunis Thailand tidak disokong Rusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...