Selasa, 11 Juli 2017

TIKUS AKAR SULBAR MASUK 10 SPESIES TEMUAN PENTING DUNIA 2016.

NusanTaRa.Com


Memperingati hari lahir CAROLUS LINNAEUS (23 mei 1707– 10 januari 1778) seorang “ Bapak Taksonomi  “, maka setiap tahunnya Internasional untuk Eksplorasi Spesies (IISE) menetapkan 10 spesies terpenting yang baru ditemukan sepanjang tahun tersebut.   Untuk tahun 2016 seekor hewan pengerat yang di temukan  di Gunung Gandang Dewata Sulawesi Barat  “ Tikus Akar “  Gracilimus radix masuk dalam daftar tersebut.  Bapak Taksonomi diberikan pada Carolus Linnaeus karena  jasa beliau  sebagai peletak dasar system penamaan modern dan pengklasifikasian hewan dan tumbuhan saat ini, beliau juga salah satu tokoh naturalis yang telah mengabdikan dirinya dalam bidang tersebut di Indonesia.

Peringatan tersebut menunjukkan betapa sedikitnya pertumbuhan spesies baru yang ditemukan dimuka bumi baik sebagai spesies baru murni maupun sebagai perkembangan mutasi.   Sepanjang tahun 2016 spesies Hewan dan Tumbuhan yang baru ditemukan  sebanyak 18.000 spesies dan telah diberikan namanya oleh para penemunya sebagaimana yang diberitakan National Geograpic per  1 Juni 2017, dari jumlah tersebut oleh para ahli taksonomi Dunia di koordinir State University of New York College of Environmental Science and Forestry (ESF) Amerika Serikat menetapkan 10 spesies baru yang terponting.

Penetapan  ESF atas 10 spesies sebagai temuan spesies yang menarik tahun 2016, empat berasal dari Asia  (India, Indonesia, Laos, dan Malaysia),  dua  dari Amerika Utara (Meksiko dan Amerika Serikat), dua dari Amerika Selatan (Brasil dan Kolombia)  dan dua juga dari Oseania (Australia dan Papua Nugini).   Meski pengumuman 10 spesies  baru setiap tahun tidak semua sama dengan tahun penemuannya seperti Tikus akar, yang  ditemukan tim ahli dari Museum  Victoria   Australia (Dr. Kevin Rowe)   dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (Anang Achmadi)  tahun  2011 di Gunung Gandang Dewata, Mamasa, Sulawesi Barat,  namun penulisan ilmiah dan nama hewan tersebut baru dipublikasikan dalam Journal of Mammalogy pada Maret 2016.

Tikus akar  dengan panjang  30 cm termasuk ekornya,   berat  40 gram,  ditemukan hidup pada daerah  ketinggian 1.600 m di atas permukaan laut, termasuk Omnivora (pemakan segala) sebagian besar akar-akar tumbuhan.    Analisis genetika mengungkap, Gracilimus  radix memiliki kekerabatan paling dekat dengan Waiomys  mamasae (yang juga ditemukan disana tahun 2014) namun  memiliki   alam berbeda. "  Satu berevolusi untuk berenang di perairan (Waiomys  mamasae) dan satu hidup di darat (Gracilimus  radix). Namun demikian, secara evolusi, mereka berkerabat  ",  Ujar SiDin  Kevin Rowe.

ESF yang telah merilis daftar Top 10 spesies baru sejak satu dekade lalu dan mengungkapkan bahwa sepanjang itu pula telah lebih dari 200.000 spesies baru telah ditemukan dan diberi nama namun tingkat kehilangan spesies jauh lebih cepat.   "  Tingkat kepunahan spesies 1.000 kali lebih cepat dari masa prasejarah.   Kalau kita tidak mempercepat eksplorasi spesies baru, kita berisiko tak mengenali jutaan spesies atau mempelajari hal-hal luar biasa dan berguna   “,  Ujar SiDin Presiden ESF Quentin Wheeler.

Penemuan tikus akar merupakan hasil jerih payah dari tim LIPI dan Museum Veronica Australia yang telah melakukan penelitian di hutan-hutan di Sulawesi selama sekitar 6 tahun.   Selain itu mereka juga bergerilya di hutan-hutan lain yang menjadi objek penelitian antara lain hutan di Gunung Latimojong, Lore Lindu, Luwuk Banggai dan Tompotika.   "  Kami berharap pengakuan mengenai Tikus Akar, dan penemuan kami lainnya di Sulawesi akan membuat perhatian ke Sulawesi lebih besar Di sana, hutannya yang cantik semakin terancam namun menjadi tempat bagian ribuan spesies yang tidak ditemukan di tempat lain  ",  Ujar SiDin Kevin Rowe.

byBambanGBiunG

Tikus bersembunyi dalam halaman,
Hidup sehat haruslah menjaga kebersihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...