NusanTaRa.Com
Hal ini tentunya mendapat protes keras dari
pemerintah Indonesia sebagai daerah asli
Kebudayaan Reog. Kesenian Reog sejak dulu bahkan sebelum Malaysia merdeka
telah menjadi budaya disana khusus daerah Batu Pahad, Johor, Sabah
dan Selangor khususnya daerah yang
banyak dihuni warga keturunan Jawa
dan Pendatang Jawa. Pejabat Malaysia pernah mengatakan bahwa, “ Malaysia
bisa saja mengklaim semua budaya Indonesia karena Indonesia dan Malaysia memiliki kedekatan Budaya dan sejarah “. Malaysia yang serumpun dengan Indonesia
beberapa kali mengklaim Budaya Indonesia seperti Lagu Rasa Sayang dari Maluku (2008), Tortor
dan Alat musik Gordang Sembilan Sumut (2012),
Keroncong, Tari Pendet Bali (2009), Kuda Lumping, Tari
Japin, Rendang, Gandrang Bulo, Gamelan, Cendolo dan Angklung (2010).
Kelompok Reog bukan sekedar tarian budaya biasa tapi sebuah kesenian yang memiliki kekuatan supranatural yang dilatih sejak dalam padepokan seperti yang dimiiliki Warok yang diyakini memiliki ilmu Kanuraga Kekebalan tubuh dan tenaga dalam. Peserta Reog yang memikul Topeng Reog seberat 60 kg hanya dengan menggunakan kekuatan Gigi. Tokoh lain dalam Reog selain yang diatas, Janthilan yang digambarkan sebagai pasukan Majapahit, yaitu sekumpulan penari yang menunggang Kuda Lumping. Dulu Janthilan ini dilakoni para Gamblek (lelaki cantik) yang cantik namun sekarang sudah banyak dilakoni para anak Gadis yang dirias Cantik.
Kesenian Reok suatu budaya berunsur magis maka di dalamnya terdapat dua Pawang yang akan mengawal secara magis selama jalannya atraksi. Ketika atraksi akan dimulai dua sesepuh tersebut akan memantrai kelompok ini agar berjalan tertib dan dijauhkan dari gangguan ilmu gaib yang jahat dengan merapal mantra dan mengasapi peserta demikian juga saat atraksi ditutup atau ketika ada peserta yang kesurupan maka mereka akan menanganinya.
Pementasan Reog saat ini memiliki beberapa atraksi tidak seperti dulu seperti adanya perbedaan dalam tokoh tari, Cerita yang dipentaskanpun ada beberapa persi dan Saat ini wanitapun telah ikut dalam Tari Budaya Reog. Reog tak bisa dipisahkan dari musik Gamelan yang selalu ada pada setiap atraksinya selain mengatur irama gerak, dan memberikan semangat gamelan dipercaya memberikan kekuatan supranatural bagi para penarinya. Reog dulunya hanya dilaksanakan pada upacara khusus tapi sekarang telah dilaksanakan pada berbagai kegiatan seperti Perayaan syuro tahun saka Jawa, Perayaan hari besar Nasional, acara resmi lainnya, Perkawinan, Sunnatan dan acara lainnya.
Reog |
Bertopeng kepala
Singa berbulu kuning dan mulut menganga memperlihatkan taringnya, dikelilingi bulu
burung Kasuari menyerupai rambut sangat
lebar bisa mencapai 2 meter biasanya di
kelilingi renda kain berwarna orange dan merah, sebagai simbol Raja Majapahit Bra Kertabumi
yang mewah jauh dari rakyat. Tokoh lain dalam persembahan Reog seorang
warok bercelana hitam selutut, sarung batik melingkari pinggang serta baju
kaos oblong lurik merah, muka berwarna merah kumis tebal terkesan menakutkan, Warog merupakan
simbol Ki Ageng Kutu yang berjuang kesendirian. Sambil berlenggak lenggok dengan gaya khas
reog di iringi musik gemelan sang warok
beraksi sambil memecut cemeti
ditangannya. Heaaaaaa heaaaaaaa
heeeaaaaaaa …. Cetaat cetaaattttt cetaaattttt terdengar suara yang lantang diikuti bunyi
Cambuk yang memecah udara.
Alkisah budaya ini menurut legenda masyarakat Jawa, bahwa Reog berasal dari Ponorogo atau sekitar Jawa timur bagian barat laut. Bahwa sanya pada saat raja terakhir Kerajaan Majapahit Bra Kertabumi memerintah di abad ke 15 terjadi suatu pemberontakan yang dimotori Ki Ageng Kutu, disebabkan ia melihat bahwa raja sangat dipengaruhi rekan-rekan Chinanya dan prilaku koruptor yang membudaya dikalangan Istana serta ia melihat bahwa kerajaan akan berakhir. Dengan harapan Kerajaan Majapahit akan bangkit kembali disuatu hari, Ki Ageng Kutu pergi meninggalkan Kerajaan Majapahit mendirikan perguruan bela diri kanuraga bagi para pemuda, karena merasa pasukannya terlalu kecil iapun merubah misi tersebut.
Dengan cara mengadakan Pertunjukan keliling bersama REOG nya ia menampilkan sindiran-sindiran yang ditujukan pada Raja Bra Kertabumi dengan harapan akan menimbulkan kesadaran bagi masyarakat akan kebusukan Istana saat itu dan memberikan dorongan agar melakukan perlawanan merubah keadaan Istana menjadi lebih baik. Kepopuleran Reog Ki Ageng Putu dalam perlawanannya bersama Reog makin meresahkan Istana akhirna Raja Bra Kertabumi menyerang perguruan dan pemberontakan serta Waroknya. Akhirnya perkumpulan Reog dilarang, sebagian anak buahnya secara diam-diam masih memainkannya dan karena telah menjadi satu kegiatan budaya atau ritual Warok masih dibolehkan dengan merubah pertunjukannya seperti jalan ceritanya dan menambahkan karakter tokoh lain Kelono Sewondono, Dewi Sanggalangit, and Sri Genthayu.
Kesenian Reog pernah dikleim Malaysia sebagai budaya mereka yang di usulkan ke UNESCO pada tahun 2007 selain bertujuan pematenan sebagai budaya milik mereka juga dalam rangka mendukung pertumbuhan parawisata , Windu Nuryanti Wakil Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI tahun 2012 mengatakan Malaysia telah 7 kali mengklaim Reog milik mereka sejak tahun 2007.
Alkisah budaya ini menurut legenda masyarakat Jawa, bahwa Reog berasal dari Ponorogo atau sekitar Jawa timur bagian barat laut. Bahwa sanya pada saat raja terakhir Kerajaan Majapahit Bra Kertabumi memerintah di abad ke 15 terjadi suatu pemberontakan yang dimotori Ki Ageng Kutu, disebabkan ia melihat bahwa raja sangat dipengaruhi rekan-rekan Chinanya dan prilaku koruptor yang membudaya dikalangan Istana serta ia melihat bahwa kerajaan akan berakhir. Dengan harapan Kerajaan Majapahit akan bangkit kembali disuatu hari, Ki Ageng Kutu pergi meninggalkan Kerajaan Majapahit mendirikan perguruan bela diri kanuraga bagi para pemuda, karena merasa pasukannya terlalu kecil iapun merubah misi tersebut.
Dengan cara mengadakan Pertunjukan keliling bersama REOG nya ia menampilkan sindiran-sindiran yang ditujukan pada Raja Bra Kertabumi dengan harapan akan menimbulkan kesadaran bagi masyarakat akan kebusukan Istana saat itu dan memberikan dorongan agar melakukan perlawanan merubah keadaan Istana menjadi lebih baik. Kepopuleran Reog Ki Ageng Putu dalam perlawanannya bersama Reog makin meresahkan Istana akhirna Raja Bra Kertabumi menyerang perguruan dan pemberontakan serta Waroknya. Akhirnya perkumpulan Reog dilarang, sebagian anak buahnya secara diam-diam masih memainkannya dan karena telah menjadi satu kegiatan budaya atau ritual Warok masih dibolehkan dengan merubah pertunjukannya seperti jalan ceritanya dan menambahkan karakter tokoh lain Kelono Sewondono, Dewi Sanggalangit, and Sri Genthayu.
Kesenian Reog pernah dikleim Malaysia sebagai budaya mereka yang di usulkan ke UNESCO pada tahun 2007 selain bertujuan pematenan sebagai budaya milik mereka juga dalam rangka mendukung pertumbuhan parawisata , Windu Nuryanti Wakil Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI tahun 2012 mengatakan Malaysia telah 7 kali mengklaim Reog milik mereka sejak tahun 2007.
Janthilan (Serdadu Mojopahit) |
Kelompok Reog bukan sekedar tarian budaya biasa tapi sebuah kesenian yang memiliki kekuatan supranatural yang dilatih sejak dalam padepokan seperti yang dimiiliki Warok yang diyakini memiliki ilmu Kanuraga Kekebalan tubuh dan tenaga dalam. Peserta Reog yang memikul Topeng Reog seberat 60 kg hanya dengan menggunakan kekuatan Gigi. Tokoh lain dalam Reog selain yang diatas, Janthilan yang digambarkan sebagai pasukan Majapahit, yaitu sekumpulan penari yang menunggang Kuda Lumping. Dulu Janthilan ini dilakoni para Gamblek (lelaki cantik) yang cantik namun sekarang sudah banyak dilakoni para anak Gadis yang dirias Cantik.
Kesenian Reok suatu budaya berunsur magis maka di dalamnya terdapat dua Pawang yang akan mengawal secara magis selama jalannya atraksi. Ketika atraksi akan dimulai dua sesepuh tersebut akan memantrai kelompok ini agar berjalan tertib dan dijauhkan dari gangguan ilmu gaib yang jahat dengan merapal mantra dan mengasapi peserta demikian juga saat atraksi ditutup atau ketika ada peserta yang kesurupan maka mereka akan menanganinya.
Pementasan Reog saat ini memiliki beberapa atraksi tidak seperti dulu seperti adanya perbedaan dalam tokoh tari, Cerita yang dipentaskanpun ada beberapa persi dan Saat ini wanitapun telah ikut dalam Tari Budaya Reog. Reog tak bisa dipisahkan dari musik Gamelan yang selalu ada pada setiap atraksinya selain mengatur irama gerak, dan memberikan semangat gamelan dipercaya memberikan kekuatan supranatural bagi para penarinya. Reog dulunya hanya dilaksanakan pada upacara khusus tapi sekarang telah dilaksanakan pada berbagai kegiatan seperti Perayaan syuro tahun saka Jawa, Perayaan hari besar Nasional, acara resmi lainnya, Perkawinan, Sunnatan dan acara lainnya.
ByDannYAsmoro.
Warog memiliki ilmu kanuraga |
Gending
ditabuh dua penari berlenggok kesurupan,
Reog
Ponoroga Senibudaya sebagai hiburan dan penyampai pesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar