NusanTaRa.Com
byAdriPattoN
byAdriPattoN
Sebagai seorang Akademisi dan Mantan
Kepala Badan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Pedalaman dan Daerah Terpencil Kalimantan Timur, sangat sangat prihatin dan menyesalkan atas kasus
yang banyak terjadi dan menimpa anak bangsa di daerah perbatasan, dan kasus tersebut bukanlah satu kasus yang baru kali ini terjadi, tetapi Ada
banyak kasus sebelumnya yang juga disebabkan karena transportasi. Karena kejadian
serupa ini akhirnya dapat menghilangkan nyawa anak bangsa dan menyulitkan
komunikasi pembangunan yang ada di Perbatasan,
seperti kendala sulitnya penerbangan baik yang menuju keperbatasan ataupun
yang kembali ke Samarinda atau penerbangan ke Kabupaten perbatasan
lainnya. ” Berdasarkan catatan saya sejak November 2015
hingga Januari 2016, sebanyak enam orang warga pedalaman meninggal dunia karena
sakit dan hambatan pelayanan penerbangan “, Ujar SiDin Ibau Ala Kepala Adat
Besar Apau Kayan 13/1/2016.
Transportasi antar kota di Kalimantan khususnya ke daerah pedalaman dan daerah terpencil sejak lama menjadi kendala dalam mobilisasi pembangunan disamping luasnya daerah ini, banyaknya daerah kecil yang sangat terisolasi serta jumlah penduduk yang kurang mengabkibatkan pembangunan sarana transportasi satu hal yang sangat mahal. Untuk mengatasi kelemahan ini pemerintah daerah melaksanakan penerbangan regular kontrak dengan penerbangan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi antar daerah di pedalaman dengan perkotaan sehingga pembangunan di daerah tersebut dapat terpenuhi dan pelayanan pembangunan dapat mencakau wilayah sulit tersebut. Namun dalam proses pelayanan kebutuhan transportasi tersebut sering terjadi kendala yang tentunya akan menyulitkan proses pelayanan angkutan bahkan dapat menyebabkan kematian pagi pengguna karena ketidak lancaran proses penerbangan.
Ironisnya kasus serupa itu sering terjadi berulang kali baik itu kasus Kecelakaan, Sakit, dan " Penelantaran " anak anak perbatasan yang tidak bisa dilayani penerbangan, seperti penerbangan ke Samarinda dari daerah pedalaman atau meunuju ke Apau Kayan karena tidak adanya penerbangan dengan " SEJUTA ALASAN " seperti habisnya Subsidi Angkutan Orang dan Jasa atau Pesawat dalam keadaan Rusak. Kalau dengan pesawat MAF kendalanya lebih banyak menyangkut Ijin terbang bagi Pilotnya, serta kapasitas pelayanan yang sangat rendah baik barang maupun orang mengingat pesawat yang digunakan berukuran kecil kecil, namun nyatanya mereka sangat diperlukan dalam memberikan pelayanan bagi Masyarakat pedalaman yang memang Sakit karena memerlukan pertolongan Segera untuk diterbangkan kekota seperti Tarakan, Malinau atau Samarinda..
Transportasi antar kota di Kalimantan khususnya ke daerah pedalaman dan daerah terpencil sejak lama menjadi kendala dalam mobilisasi pembangunan disamping luasnya daerah ini, banyaknya daerah kecil yang sangat terisolasi serta jumlah penduduk yang kurang mengabkibatkan pembangunan sarana transportasi satu hal yang sangat mahal. Untuk mengatasi kelemahan ini pemerintah daerah melaksanakan penerbangan regular kontrak dengan penerbangan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi antar daerah di pedalaman dengan perkotaan sehingga pembangunan di daerah tersebut dapat terpenuhi dan pelayanan pembangunan dapat mencakau wilayah sulit tersebut. Namun dalam proses pelayanan kebutuhan transportasi tersebut sering terjadi kendala yang tentunya akan menyulitkan proses pelayanan angkutan bahkan dapat menyebabkan kematian pagi pengguna karena ketidak lancaran proses penerbangan.
Ironisnya kasus serupa itu sering terjadi berulang kali baik itu kasus Kecelakaan, Sakit, dan " Penelantaran " anak anak perbatasan yang tidak bisa dilayani penerbangan, seperti penerbangan ke Samarinda dari daerah pedalaman atau meunuju ke Apau Kayan karena tidak adanya penerbangan dengan " SEJUTA ALASAN " seperti habisnya Subsidi Angkutan Orang dan Jasa atau Pesawat dalam keadaan Rusak. Kalau dengan pesawat MAF kendalanya lebih banyak menyangkut Ijin terbang bagi Pilotnya, serta kapasitas pelayanan yang sangat rendah baik barang maupun orang mengingat pesawat yang digunakan berukuran kecil kecil, namun nyatanya mereka sangat diperlukan dalam memberikan pelayanan bagi Masyarakat pedalaman yang memang Sakit karena memerlukan pertolongan Segera untuk diterbangkan kekota seperti Tarakan, Malinau atau Samarinda..
Kasus sesederhana ini banyak menimpa
anak bangsa Indonesia di kawasan pedalaman Kalimantan yang sudah 72 tahun
merdeka, tentulah suatu yang sangat Ironis tapi ini nyata terjadi meski seharusnya
saat ini kita sudah Tinggal Landas termasuk dalam pelayanan transportasi
kepedalaman. Kalau di era Orde Baru dan
Reformasi kita sudah membicarakan (mencanangkan) akan menjadikan Daerah
Perbatasan sebagai Beranda Terdepan Bangsa, Nyatanya hal itu sampai kini tak
lebih dari sebuah Selogan dan Daerah perbatasan masih tetap tertinggal
terkebelakang dan masih sulit untuk
dijangkau karena keterbatasan akses Transportasi baik Udara Darat dan sungai ......... karena daerah perbatasan hingga kini hanya
dapat ditempuh dengan Menggunakan pesawat Udara mengingat akses lain tentulah
sangat mahal dan tidak efektip.
Walaupun demikian ada secercah harapan yang membuat saya sebagai seorang Akademisi optimis dan yakin bahwa saat ini Pemerintah Indonesia dibawah kepemimpinan JOKO WIDODO sebagai Presiden dan JUSUF KALLA sebagai Wapres dengan Paradigma Pembangunannya yang disebut dengan Nawacita, dimana pada nawacita pertama mewajibkan Negara hadir dan aktip disetiap sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, dan yang lebih meyakinkan saya lagi adalah nawacita yang ketiga “ Membangun Indonesia dari Pinggiran “ yang menjadi stigma utama dalam menggerakan pembangunan di daerah perbatasan dan Terpencil, bahkan saat ini Presiden Jokowi telah juga berkomitmen mengucurkan alokasi dana Desa keseluruh Desa yang Ada di Indonesia 1 Milyar perdesa, sebagai wujud komitment JOKOWI - JK untuk membangun Indonesia dari perbatasan dan pinggiran.
Selarasnya program tersebut dengan Tujuan pembangunan beliau dan Pentingnya akses tersebut bagi warga Perbatasan dan Pedalaman Kalimantan, saya sebagai seorang Akademisi, Guru Besar, Pengamat Perbatasan dan juga sebagai putra Perbatasan atau atas nama masyarakat perbatasan Apau Kayan kami memohon kepada Pak JOKOWI - JK, untuk terus merealisasikan Nawacitanya dengan komitment, Konsisten dan tentunya juga harus di ikuti dengan Komitmen Gubernur dan Bupati untuk melaksanakan Nawacita sebagai komitmen Pemerintah Indonesia. Pembangunan kawasan perbatasan Apau Kayan saat ini menjadi satu tuntutan untuk memajukan satu garis Link Perbatasan di Kalimantan utamanya daerah tengah dengan berbagai pembangunan yang pada akhirnya mengukuhkan negara kesatuan RI yang bersatu.
We are believe under JOKOWI - JK Govermant, masalah Perbatasan akan Tuntas melalui Nawacita khususnya dengan percepatan DOB KABUPATEN APAU KAYAN. Pak Presiden Jokowi, sebagai anak bangsa yang Ada diperbatasan yang tentunya kami juga memiliki hak yang sama untuk mengenyam roti Pembangunan di Indonesia, Walaupun kami Hidup di daerah Perbatasan tapi Nasionalisme kami tidak diragukan “ KAMI INDONESIA, KAMI PANCASILA “. Pada pak JOKOWI kami mengharapkan perhatian dan komitmen bapak pada Nawacita anda untuk segera mempercepat pembangunan perbatasan. Kami yakin dan percaya pak JOKOWI memiliki Komitmen yang besar untuk Membangun perbatasan sebagai Front Line NKRI, Apalagi Menteri Dalam Negeri Pak Chahyo Kumolo sudah menginjak langsung dan datang di bumi “ PERBATASAN APAU KAYAN INDONESIA “.
Satu harapan kami bahwa Kami tidak ingin kasus seperti diatas terulang dan terulang lagi serta berbagai persoalan daerah perbatasan dan terpencil hanya karena hal sepele saja. Bagi teman teman FB yang membaca tulisan ini dan memiliki Link atau jalur ke Presiden Jokowi ..... tolong di Share ke beliau ..... karena Ini adalah sebuah ungkapan hati dan pesan dari Jeritan Anak Bangsa yang ada di Perbatasan uuntuk dapat lebih menyatukan bangsa dengan kehidupan yang aman.
Walaupun demikian ada secercah harapan yang membuat saya sebagai seorang Akademisi optimis dan yakin bahwa saat ini Pemerintah Indonesia dibawah kepemimpinan JOKO WIDODO sebagai Presiden dan JUSUF KALLA sebagai Wapres dengan Paradigma Pembangunannya yang disebut dengan Nawacita, dimana pada nawacita pertama mewajibkan Negara hadir dan aktip disetiap sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, dan yang lebih meyakinkan saya lagi adalah nawacita yang ketiga “ Membangun Indonesia dari Pinggiran “ yang menjadi stigma utama dalam menggerakan pembangunan di daerah perbatasan dan Terpencil, bahkan saat ini Presiden Jokowi telah juga berkomitmen mengucurkan alokasi dana Desa keseluruh Desa yang Ada di Indonesia 1 Milyar perdesa, sebagai wujud komitment JOKOWI - JK untuk membangun Indonesia dari perbatasan dan pinggiran.
Selarasnya program tersebut dengan Tujuan pembangunan beliau dan Pentingnya akses tersebut bagi warga Perbatasan dan Pedalaman Kalimantan, saya sebagai seorang Akademisi, Guru Besar, Pengamat Perbatasan dan juga sebagai putra Perbatasan atau atas nama masyarakat perbatasan Apau Kayan kami memohon kepada Pak JOKOWI - JK, untuk terus merealisasikan Nawacitanya dengan komitment, Konsisten dan tentunya juga harus di ikuti dengan Komitmen Gubernur dan Bupati untuk melaksanakan Nawacita sebagai komitmen Pemerintah Indonesia. Pembangunan kawasan perbatasan Apau Kayan saat ini menjadi satu tuntutan untuk memajukan satu garis Link Perbatasan di Kalimantan utamanya daerah tengah dengan berbagai pembangunan yang pada akhirnya mengukuhkan negara kesatuan RI yang bersatu.
We are believe under JOKOWI - JK Govermant, masalah Perbatasan akan Tuntas melalui Nawacita khususnya dengan percepatan DOB KABUPATEN APAU KAYAN. Pak Presiden Jokowi, sebagai anak bangsa yang Ada diperbatasan yang tentunya kami juga memiliki hak yang sama untuk mengenyam roti Pembangunan di Indonesia, Walaupun kami Hidup di daerah Perbatasan tapi Nasionalisme kami tidak diragukan “ KAMI INDONESIA, KAMI PANCASILA “. Pada pak JOKOWI kami mengharapkan perhatian dan komitmen bapak pada Nawacita anda untuk segera mempercepat pembangunan perbatasan. Kami yakin dan percaya pak JOKOWI memiliki Komitmen yang besar untuk Membangun perbatasan sebagai Front Line NKRI, Apalagi Menteri Dalam Negeri Pak Chahyo Kumolo sudah menginjak langsung dan datang di bumi “ PERBATASAN APAU KAYAN INDONESIA “.
Satu harapan kami bahwa Kami tidak ingin kasus seperti diatas terulang dan terulang lagi serta berbagai persoalan daerah perbatasan dan terpencil hanya karena hal sepele saja. Bagi teman teman FB yang membaca tulisan ini dan memiliki Link atau jalur ke Presiden Jokowi ..... tolong di Share ke beliau ..... karena Ini adalah sebuah ungkapan hati dan pesan dari Jeritan Anak Bangsa yang ada di Perbatasan uuntuk dapat lebih menyatukan bangsa dengan kehidupan yang aman.
drcatatanFBbeliau
Putra Dayak Punan pasang jerat di hutan,
Pembangunan APAU KAYAN memajukan wajah Perbatasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar