Sabtu, 03 September 2016

SANTOSO PIMPINAN MIT POSO TEWAS DALAM OPERASI TINOMBALA

NusanTaRa.Com




Tewasnya  Santoso gembong teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tertembak Satgas Operasi Tinombala di Poso Sulawesi Tengah Senin 18 Juli 2016, merupakan satu berita positip bagi kemajuan keamanan di daerah Poso yang menjadi basis Gerilyawan MIT serta bagi militer yang bertugas disana selama ini untuk menciptakan keamanan di kawasan tersebut.  Santoso alias  Abu Wardah  salah satu kelompok militan Islam yang selama ini dicari-cari pihak keamanan,  karena aksi terornya yang sering  membahayakan keamanan  di daerah Poso dan Indonesia dengan menimbulkan kerusuhan berupa pembunuhan dan pengeboman yang menimbulkan korban nyawa.                                                                      
                                                                                                                                     Informasi soal baku tembak aparat dengan terduga kelompok teroris Santoso di Tambarana, Poso Pesisir Utara, Sulteng, Senin petang telah mengabarkan pimpinan kelompok tersebut tewas tertembak mati bersama anak buahnya Mukhtar serta 7 anak buahnya yang lain.    Meski belum bisa dipastikan, dugaan Santoso telah tewas menguat setelah hasil autopsi serta beberapa ciri fisik yang diketahui dari jenazah memiliki kesamaan dengan Santoso,  kedua jenazah tersebutpun telah diambil keluarga masing-masing dari RS Bhayangkara Poso untuk dikebumikan dikampung masing-masing.      Sudah, tadi pagi.   Mereka dating bersamaan di RSU Bhayangkara untuk mengambil jenazah itu “, Ujar Kabid Humas Polda Sulteng (Sabtu,23/7/2016).                                                                                                                                                                                                                                               
Pasca kesuksesan Tim Gabungan Polri dan TNI dalam operasi satgas Tinombala yang menewaskan Santoso alias Abu Wardah pentolan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dalam satu pertempuran, tidak bermakna bahwa misi satgas Tinombala rampung mengingat  tersisanya 19 orang kelompok Santoso  ketika terjadi pertempuran masih hidup berkeliaran sembunyi di sekitar hutan tersebut,  yang  bisa membangun kelompok laten tersebut bangkit kembali.    Diantara 19 orang yang tersisa tersebut terdapat kaki tangan Santoso yang cukup kuat untuk membangun kembali jaringan Pejuang Militan tersebut seperti Basri,  Ali Kalora, Nurmi Usman alias Oma (Istri Basri) dan Jumiatun Muslim alias Atun alias Umi Delima (Istri Santoso), namun Umi Delima menyerahkan diri kepada aparat keamanan Tim Alfa 17 Yonif 303 Kostrad di sekitar DesaTamajenka, Kec. Poso pesisir pada sabtu 23/7/2016 diperkirakan karena selama dalam pengepungan pasukan keamanan mengalami kesulitan makanan dalam hutan.                                                                                              
                                                                                                                                       Santoso menjadi pria yang paling diburu sejak 2007,  masuk dalam daftar teroris yang paling dicari Amerik Serikat (AS) dan terlibat dalam kasus pembunuhan terhadap sejumlah Polisi yang dikuburkan dalam satu lubang di Poso.  Santoso merupakan pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dibaiat secara langsung oleh Abu Bakar Baasyir sebagaimana Jemaah Anshorut Tauhid (JAT) dan telah satu decade berhadapan melawan TNI.     Ketika Noordin M Top tertangkap dalam kasus Peledakan Bom Marriott II tahun 2009, membuat Jemaah Islamiyah dan JAT Lumpuh tersebar dalam kelompok kecil,  hingga mereka melakukan jenayah yang bertujuan untuk menguatkan dana operasi dalam pelatihan calon anggota baru dengan tempat yang dipilih POSO.                                                                    
                                                                                                                              Keberhasilan  Tim satgas operasional Tinombala tetap akan dilanjutkan meski mereka telah berhasil melumpuhkan  tokoh utamanya,   sehingga pembersihan ini benar-benar tuntas hingga  keakar-akarnya  mengingat ada beberapa tokoh teroris  yang tersisah  memiliki kepemimpinan yang kuat dan mampu membangkitkan kembali  perlawanan.     Tito menyatakan tidak akan menarik pasukannya dari Poso, Menurutnya, operasi Tinombala bakal diperpanjang guna melumpuhkan sisa anggota MIT sebagaimana ujar Pak Tito Karnavian,  " Tapi masih ada beberapa orang yang kita tahu mereka memiliki kemampuan dan militansinya tinggi," kemudian lanjutnya  " Kalau kita cabut sekarang ini, kami yang tahu persis bagaimana ancaman di sana. Kalau sekarang ini bisa muncul kembali, rebound, regrouping, konsolidasi kembali,"  Ujar sidin Tito Karnavian Kapulri.    
                 
Operasi pencarian Santoso besar-besaran dimulai  Januari 2015. Saat itu, operasi penangkapan Santoso dan anak buahnya diberi  sandi  Camar Maleo I. Ribuan personel gabungan dari Polri dan TNI dikerahkan untuk memburu bos kelompok Mujahidin Indonesia Timur itu.    Selama Operasi Camar Maleo I, II, III dan IV digelar dari Januari 2015 sampai Januari 2016, kepolisian telah menangkap 24 orang teroris, tujuh orang dalam keadaan tewas dan 17 lainnya sedang dalam proses hukum. Seorang mantan Militan Poso yang berkiprah di Sabah  Androng Guru Marajae Kadir Janggo kerabat dekat Santoso saat awal berjuang dulu, dalam satu rilisnya mengatakan bahwa “  Santoso seorang pejuang yang kuat dan tegas menjadi panutan anggotanya sehingga tewasnya beliau dalam pengepungan tersebut akan sangat melemahkan gerakan Poso dan saya yakin penggantinya akan muncul dan menguatkan kembali “.                                                                                                                                                                                                               Kapolri juga menghimbau agar anggota kelompok Santoso segera turun gunung agar mereka segera menyerahkan diri agar kita semua dapat hidup nyaman dan tentram.   " Kita lanjutkan (Operasi Tinombala) baik dengan cara penggunaan operasi secara keras dan persuasif. Tolong disampaikan saya pribadi imbau kepada saudara-saudara kita yang ada di atas agar lebih baik turun gunung,"  Ujar sidin  Tito di Palu, Rabu (20/7).  

Poso menjadi tempat ideal perlawanan karena bekas daerah konflik. Latar belakang itulah yang membuat sebagian warga yang trauma 'welcome'.  Tito mengatakan, ada dua syarat sebuah daerah bisa dijadikan qoidah aminah. “  Salah satunya yaitu adanya dukungan masyarakat setempat,  Yang kedua daerah ini dianggap ideal untuk perang gerilya karena tempatnya hutan dan gunung dan Yang ketiga karena tempatnya jauh dari ibu kota Jakarta ", Ujar sidin Tito Karnavian.   " Selain itu, jauh dari pemerintah pusat, terpencil, sehingga dianggap jauh dari radar.   Dari tahun 2000 pascakonflik sudah jadi qoidah aminah tempat ideal, base pertama.   Jadi jaringan dari Jawa, Sulawesi, Sumatera, kumpulnya di sini," Lanjut Tito Karnavian.  
byBambangBiunG


Danau Poso indah kala berair,
Santoso teroris Poso gugur ditangan satgas militer.

1 komentar:

  1. Perjuangan mengikis satu episode rintangannya, semoga selalu dapat membersihkan para teroris yang mengancang kedamaian kita

    BalasHapus

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...