NusanTaRa.Com
Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Kabupaten Lampung Timur Provinsi
Lampung ditetapkan sebagai kawasan Taman Warisan ASEAN (ASEAN Heritage
Park) ke-36 dan menjadikan yang ke-4 di Indonesia. " Penetapan sebuah kawasan menjadi ASEAN Heritage
Park merupakan sebuah kehormatan tersendiri, dan tahun ini penghargaan
itu diterima oleh TNWK Lampung ", kata Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah
Provinsi Lampung Sutono pada pembukaan pertemuan ASEAN Heritage Park
Committee V, di Bandarlampung, Senin 25 Juli 2016.
Dalam acara pembukaan pertemuan ASEAN Heritage Park Committee V, di Bandarlampung, Senin (25/7), Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Sutono mengatakan, penetapan Taman Nasional Way Kambas sebagai Taman Warisan ASEAN akan menjadi komitmen bersama dengan Komisi ASEAN Heritage Park untuk terus memelihara proses ekologis dan sistem pendukung kehidupan. Penetapan kawasan konservasi menjadi Taman Warisan ASEAN merupakan salah satu upaya untuk melestarikan kawasan di wilayah ASEAN yang dikenal dengan keanekaragaman hayati dan nilai ekosistemnya yang tinggi.
Di Taman Nasional Way Kambas ini terdapat hewan yang hampir punah di antaranya Badak sumatera, Gajah Sumatera, Harimau sumatera, Mentok Rimba, Buaya sepit, untuk tanaman banyak diketemukan Api-api, Pidada, Nipah, pandan. Di bagian pesisir Taman Nasional Way Kambas yang berawa juga sering ditemukan berbagai jenis burung antara lain Bangau Tongtong, Sempidan Biru, Kuau raja, Burung Pependang Timur, dan beberapa burung lainnya.
Di samping itu juga untuk memastikan pemanfaatan spesies dan ekosistem secara berkelanjutan, melestarikan keragaman genetik, menjaga keindahan alam, budaya, dan mendukung pendidikan, penelitian, serta pariwisata di TNWK. “ Tujuannya, agar pengelolaan kawasan lestari dapat memberikan manfaat yang optimal, tidak hanya manfaat ekologis, tetapi juga sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar hutan ”, ujar Sutono seperti dikutip dari Antara, Selasa (26/7).
Taman Nasional Way Kambas menempati lahan seluas 1.300 km persegi dari hutan dataran rendah pantai sekitar Sungai Way Kambas di timur Provinsi Lampung. selain terdapat pusat konservasi gajah, di TNWK juga terdapat Suaka Rhino Sumatera (SRS) yang merupakan satu-satunya lokasi tempat pengembangbiakan badak Sumatera secara semi alami di Asia atau dunia. Selain Taman Nasional Way Kambas di Lampung, terdapat tiga Taman Warisan ASEAN lain di Indonesia, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser (Sumatera Utara dan Aceh), Taman Nasional Lorentz (Papua) dan Taman Nasional Kerinci Seblat (Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Utara).
" Beberapa waktu lalu, tepatnya pada Mei 2016, dunia konservasi internasional mendapatkan kabar gembira dengan kelahiran anak badak Sumatera bercula dua di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas ", kata Sutono. Kelahiran anak badak yang merupakan kedua kalinya di SRS Taman Nasional Way Kambas menunjukkan keberhasilan pengelolaan pengembangbiakan badak di taman nasional tersebut. " Nama badak tersebut direncanakan akan diberikan pada kesempatan pertemuan ini oleh Presiden RI Joko Widodo atau yang mewakili " ujar Sutono.
Sutono mengatakan, penetapan Taman Nasional Way Kambas sebagai ASEAN Heritage Park akan menjadi komitmen bersama dengan Komisi ASEAN Heritage Park untuk terus memelihara proses ekologis dan sistem pendukung kehidupan. Selain itu, menurut Sutono melestarikan keragaman genetik, memastikan berkelanjutan pemanfaatan spesies dan ekosistem secara berkelanjutan, serta menjaga keindahan alam, budaya, pendidikan, penelitian, rekreasi dan pariwisata di Taman Nasional Way Kambas. " Hal itu tujuannya agar pengelolaan kawasan pelestarian alam dapat memberikan manfaat yang optimal, tidak hanya manfaat ekologis tetapi juga manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar hutan " ujarnya sutono lagi.
Kegiatan ASEAN Heritage Park Lampung 25 - 27 Juli 2016, dihadir Executive Director ASEAN Centre for Biodiversity Y Roberto V Oliva, Dirjen Konservasi SDA dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tachrir Fathoni, Assisten Director for Environment Division of Secreyariat ASEAN Saros Crisai, perwakilan negara ASEAN yang masuk ke dalam Center for Biodiversity, unsur Forkopimda Provinsi Lampung dan lainnya.
Dalam acara pembukaan pertemuan ASEAN Heritage Park Committee V, di Bandarlampung, Senin (25/7), Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Sutono mengatakan, penetapan Taman Nasional Way Kambas sebagai Taman Warisan ASEAN akan menjadi komitmen bersama dengan Komisi ASEAN Heritage Park untuk terus memelihara proses ekologis dan sistem pendukung kehidupan. Penetapan kawasan konservasi menjadi Taman Warisan ASEAN merupakan salah satu upaya untuk melestarikan kawasan di wilayah ASEAN yang dikenal dengan keanekaragaman hayati dan nilai ekosistemnya yang tinggi.
Di Taman Nasional Way Kambas ini terdapat hewan yang hampir punah di antaranya Badak sumatera, Gajah Sumatera, Harimau sumatera, Mentok Rimba, Buaya sepit, untuk tanaman banyak diketemukan Api-api, Pidada, Nipah, pandan. Di bagian pesisir Taman Nasional Way Kambas yang berawa juga sering ditemukan berbagai jenis burung antara lain Bangau Tongtong, Sempidan Biru, Kuau raja, Burung Pependang Timur, dan beberapa burung lainnya.
Di samping itu juga untuk memastikan pemanfaatan spesies dan ekosistem secara berkelanjutan, melestarikan keragaman genetik, menjaga keindahan alam, budaya, dan mendukung pendidikan, penelitian, serta pariwisata di TNWK. “ Tujuannya, agar pengelolaan kawasan lestari dapat memberikan manfaat yang optimal, tidak hanya manfaat ekologis, tetapi juga sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar hutan ”, ujar Sutono seperti dikutip dari Antara, Selasa (26/7).
Taman Nasional Way Kambas menempati lahan seluas 1.300 km persegi dari hutan dataran rendah pantai sekitar Sungai Way Kambas di timur Provinsi Lampung. selain terdapat pusat konservasi gajah, di TNWK juga terdapat Suaka Rhino Sumatera (SRS) yang merupakan satu-satunya lokasi tempat pengembangbiakan badak Sumatera secara semi alami di Asia atau dunia. Selain Taman Nasional Way Kambas di Lampung, terdapat tiga Taman Warisan ASEAN lain di Indonesia, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser (Sumatera Utara dan Aceh), Taman Nasional Lorentz (Papua) dan Taman Nasional Kerinci Seblat (Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Utara).
" Beberapa waktu lalu, tepatnya pada Mei 2016, dunia konservasi internasional mendapatkan kabar gembira dengan kelahiran anak badak Sumatera bercula dua di Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas ", kata Sutono. Kelahiran anak badak yang merupakan kedua kalinya di SRS Taman Nasional Way Kambas menunjukkan keberhasilan pengelolaan pengembangbiakan badak di taman nasional tersebut. " Nama badak tersebut direncanakan akan diberikan pada kesempatan pertemuan ini oleh Presiden RI Joko Widodo atau yang mewakili " ujar Sutono.
Sutono mengatakan, penetapan Taman Nasional Way Kambas sebagai ASEAN Heritage Park akan menjadi komitmen bersama dengan Komisi ASEAN Heritage Park untuk terus memelihara proses ekologis dan sistem pendukung kehidupan. Selain itu, menurut Sutono melestarikan keragaman genetik, memastikan berkelanjutan pemanfaatan spesies dan ekosistem secara berkelanjutan, serta menjaga keindahan alam, budaya, pendidikan, penelitian, rekreasi dan pariwisata di Taman Nasional Way Kambas. " Hal itu tujuannya agar pengelolaan kawasan pelestarian alam dapat memberikan manfaat yang optimal, tidak hanya manfaat ekologis tetapi juga manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar hutan " ujarnya sutono lagi.
Kegiatan ASEAN Heritage Park Lampung 25 - 27 Juli 2016, dihadir Executive Director ASEAN Centre for Biodiversity Y Roberto V Oliva, Dirjen Konservasi SDA dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tachrir Fathoni, Assisten Director for Environment Division of Secreyariat ASEAN Saros Crisai, perwakilan negara ASEAN yang masuk ke dalam Center for Biodiversity, unsur Forkopimda Provinsi Lampung dan lainnya.
Taman Nasional Way Kambas adalah taman nasional perlindungan gajah
yang terletak di daerah Lampung tepatnya di Kecamatan Labuhan Ratu,
Lampung Timur, Indonesia, selain di Way Kambas, sekolah gajah (Pusat
Latihan Gajah) juga bisa
ditemui di Minas, Riau. Taman Nasional Way
Kambas berdiri pada tahun 1985 merupakan sekolah gajah pertama di
Indonesia dengan nama awal Pusat Latihan Gajah (PLG) kemudian berubah
menjadi Pusat Konservasi
Gajah (PKG) yang diharapkan mampu menjadi pusat konservasi gajah dalam
penjinakan, pelatihan, perkembangbiakan dan konservasi, hingga kini
telah melatih sekitar 300 ekor gajah yang sudah disebar ke
seluruh penjuru Tanah Air dan di Way Kambas juga tedapat International
Rhino Foundation yang bertugas menjaga spesies badak agar tidak terancam
punah.
byBakkaranGNunukaN
Way Kambas tempat pelatihan Gajah,
Pusat Konservasi melindungi kehidupan satwa dari punah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar