NusanTaRa.Com
Kompasiana.28Juni2016.
Dari hari kehari kondisi ekonomi negeri ini
terlihat semakin tidak menentu, mulai dari soal menurunnya pertumbuhan ekonomi,
semakin rendahnya tingkat daya beli masyarakat, rendahnya penyerapan tenaga
kerja, hingga soal defisit APBN dan pajak.
Ekonomi membaik kehidupan masyarakat sejahtera,
Ekonomi bukan hanya persoalan Pasar tapi meruntuhkan negara.
Kompasiana.28Juni2016.
Entah apa yang dilakukan tim ekonomi
pemerintahan Jokowi, faktanya sampai hari ini situasi perekonomian negeri ini
justru kian rapuh dan goncang.
Berjalannya waktu yang ada justru kecurigaan itu
muncul, ada yang sengaja melakukan pembiaran dan bahkan pengkondisian terhadap
situasi perekonomian yang buruk saat ini, jika semua itu tidak ingin di sebut
“sabotase ekonomi”.
Sudah barang tentu, yang paling mungkin melakukan pengkondisian
ekonomi saat ini adalah sosok aktor intelektual yang paling diuntungkan dari
keadaan yang ada jika pengkondisian ekonomi itu akhirnya benar-benar buruk dan
muncul chaos social politik.
Mereka punya kemampuan mengendalikan dan
mengarahkan kebijakan ekonomi demi tujuan pragmatisme politik mereka, siapa
lagi kalau bukan pengusaha hitam yang berkongsi dengan penguasa korup.
Mereka
memanfaatkan perlambatan ekonomi global dan kelesuan ekonomi dalam negeri
sebagai jalan eksploitasi permainan politiknya, mereka rusak tatanan ekonomi
demi ambisi kekuasaan dan target politik jangka pendek.
Bisa jadi, alasan
pembiaran dan pengkondisian citra dan keadaan perekonomian yang buruk ini
sebagai bentuk akumulasi target-target politik mereka yang selama ini gagal
mereka raih dan jalankan, seperti kekalahan di Pelindo II, kekalahan terkait
Freeport, kekalahan di Blok Masela, dan yang terakhir kekalahan dalam munaslub
partai Golkar 17 Mei yang lalu.
Sebelum menguatnya aroma sabotase ekonomi saat
ini, sebenarnya sabotase politik melalui jebakan-jebakan kebijakan telah
dilakukan beberapa kali sebelumnya ke Presiden Jokowi, sehingga beberapa waktu
lalu kerap muncul isu dan dorongan pamakzulan terhadap presiden Jokowi karena
dianggap melanggar konstitusi. Namun isu pemakzulan ini tidak cukup di respon
oleh DPR dan publik Negeri ini. Akhirnya beberapa sabotase politik yang mereka
jalankanpun gagal total.
Aroma persaingan kekuasaan antara Presiden Jokowi
dengan sang waprespun sebenarnya sudah tercium sejak awal dilantik sampai sekarang.
Politisi senior yang dikenal dengan slogan“lebih cepat lebih baik”itu memang
terkenal licin dan menguasai seluruh jaringan ekonomi di tanah air. Apalagi di
sisi lain tim ekonomi pemerintahan Jokowi saat ini diketahui hasil rekomendasi
sang Wapres, jika bukan dianggap orang-orangnya sang wapres.
Begitulah fakta
kekuatan politik dan kondisi ekonomi saat ini, presiden Jokowi dalam konteks
tata kelola ekonomi hari ini terlihat tergopoh-gopoh sendirian, sementara tim
ekonomi asyik bermanuver dan saling lempar bola pertanggungjawaban dengan
kondisi ekonomi hari ini tanpa memberikan solusi kebijakan yang kuat dan kokoh.
bahkan sang wapres sendiri pernah mengatakan dalam buka bersma beberapa waktu
lalu, jika 3 bulan yang akan datang perekonomian ini akan semakin terpuruk.
Maka dari itu, dalam kondisi yang rumit dan ribet ini, patut dan perlu di
waspadai manuver-manuver politik dari lingkaran wapres JK sendiri, pasalnya
tidak menutup kemungkinan agenda-agenda politik tersembunyi sang wapres masih
dominan dalam pemerintahan Jokowi, apalagi kalau bukan taktik dan skenario
durian runtuh kekuasaan dari gagalnya kepemimpinan presiden Jokowi saat ini
yang bersumber dari kegoncangan ekonomi.
byArifDwiPurnomoEkonomi membaik kehidupan masyarakat sejahtera,
Ekonomi bukan hanya persoalan Pasar tapi meruntuhkan negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar